panduaji

Kategori: Uncategorized

Nilai yang Meresahkan Pelajar

Diperbarui:

Sebagai bagian dari komitmen kami terhadap transparansi, beberapa link di situs kami adalah link afiliasi. Artinya, tanpa biaya tambahan untuk Anda, kami mungkin mendapatkan komisi jika Anda memutuskan untuk melakukan pembelian melalui link tersebut. Komisi ini membantu kami membiayai keberlangsungan blog ini.

Mumpung suasana penantian nilai oleh teman-teman masih dominan, mending posting iseng opini tentang NILAI yang begitu meresahkan :D. Menurut wikipedia,

Nilai adalah alat yang menunjukkan alasan dasar bahwa “cara pelaksanaan atau keadaan akhir tertentu lebih disukai secara sosial dibandingkan cara pelaksanaan atau keadaan akhir yang berlawanan. Nilai memuat elemen pertimbangan yang membawa ide-ide seorang individu mengenai hal-hal yang benar, baik, atau diinginkan.

Tidak salah jika sebagaian besar pelajar menginginkan nilai yang baik di banyak hal. Contohnya, mahasiswa yang ingin nilai bagus di semua mata kuliah biar dapat istilah kumlot. Atau bisa ranking 1 dan mendapat beasiswa yang bisa buat bayar kuliah satu semester :D.

Banyak cara dilakukan untuk mendapatkan nilai bagus, mulai dari ilmu putih hingga ilmu hitam pun dilakukan. Jadi jangan heran jika sampai usia kepala dua masih banyak mahasiswa yang menyontek ketika ujian berlangsung. Hal tersebut tidak lain karena sebuah istilah yang disebut NILAI.

Nilai dalam bentuk angka dan huruf begitu digandrungi oleh banyak orang, bahkan dipercaya sebagian besar orang dapat mendatangkan kemapanan hidup di masa yang akan datang. Mungkin beberapa teman kuliah saat ini galau karena nilainya gak keluar-keluar, berkali-kali buka online.mis.eepis-its.edu untuk cek apakah nilai sudah keluar :D.

Menurutku, nilai tidak dapat diwakili oleh huruf dan angka. Karena nilai sifatnya berubah-ubah sesuai dengan kondisi dan tidak pernah benar-benar sama. Salah satu contohnya adalah nilai kemanusiaan :D. Dapatkah angka dan huruf mewakilinya?

Kembali lagi kepada nilai di dunia akademik yang dijadikan patokan dalam banyak hal. Tidak ada yang salah ketika seseorang ingin mendapatkan nilai baik di seluruh mata kuliah yang diambil (studi kasusnya mahasiswa). Wajar. Namun pertanyaannya apakah nilai baik di semua mata kuliah akan baik untukmu? Dapat dipertanggung jawabkan?

Saya bukanlah superman, jadi saya sadar atas keterbatasan yang saya miliki. Apalagi berhubungan dengan mata kuliah yang terpaksa saya ambil karena ada dalam sistem. Saya sudah menemukan bidang yang menjadi prioritas saya, jadi untuk bidang yang bukan menjadi prioritas  akan saya duakan bahkan tidak urusi.

Orang sering tanya, kenapa saya begitu santai menjelang ujian dsb. Nggak takut apa dapat nilai jelek? Sekarang buat apa nilai bagus yang tidak dapat dipertanggung jawabkan dan tidak bermanfaat buat orang banyak? Karena saya percaya bahwa nilai tanpa huruf dan angka jauh lebih penting dibandingkan rentetan angka dan huruf. Jadi saya tidak ambil pusing dengan rentetan huruf dan angka yang tersusun rapi di rapor akhir semester.

nilai dalam angka dan huruf
nilai dalam angka dan huruf

Nilai dalam bentuk angka dan huruf tidak akan abadi. Hanya tertulis di seonggok kertas yang disimpan dalam database komputer untuk dijadikan backup. Hanya dilihat jika dilperlukan. Sungguh berbeda dengan nilai-nilai tanpa angka dan huruf. Akan senantiasa dilihat dimanapun kita berada karena sudah melekat pada diri kita.

Berikut beberapa kata-kata yang mungkin dapat menginspirasi supaya bisa cuek pada nilai dalam bentuk angka dan huruf

  • Pendidikan bukan untuk belajar tentang FAKTA, melainkan belajar untuk BERFIKIR (Education is not the learning of FACT, but the training of the mind to THINK. ~ Albert Einstein
  • “Kiai, sakit juga rasanya disingkirkan ya? Apalagi kalau kita mampu dianggap tidak mampu, ada dianggap tidak ada! Kiai pernah tidak diberlakukan seperti itu?” | “Sudahlah, ingat pelajaran Syech Sachani saja, kalau kamu itu memang nasi, jangan bersedih ketika tidak dianggap sebagi nasi. Nasi tidak membutuhkan eksistensi. Merekalah yang membutuhkan nasi untuk kepuasan dan kesehatan mereka sendiri! Nasi tidak akan sakit bila tidak ada yang memakannya, tapi mereka akan sakit kalau makan batu tapi anggap nasi!” ~ Jarkoni
Tidak semua orang setuju dengan apa yang saya tuliskan diatas, karena tiap orang memiliki pemikiran yang berbeda-beda. Selamat beropini 😀
Shopee Lovember

Leave a Comment