panduaji

Kategori: Uncategorized

Buku Bacaan Mempengaruhi Gaya Tulisan

Diperbarui:

Sebagai bagian dari komitmen kami terhadap transparansi, beberapa link di situs kami adalah link afiliasi. Artinya, tanpa biaya tambahan untuk Anda, kami mungkin mendapatkan komisi jika Anda memutuskan untuk melakukan pembelian melalui link tersebut. Komisi ini membantu kami membiayai keberlangsungan blog ini.

Buku Bacaan Mempengaruhi Gaya Tulisan – Terdakang saya iseng membaca tulisan-tulisan lama yang sudah pernah saya tulis, baik itu di blog pribadi panduaji.net, kompasiana maupun tempat yang lain. Terkadang saya membaca itu hanya untuk mengingat apa saja yang sudah pernah saya tulis di masa lalu.

Belakangan saya melakukan perjalanan ke beberapa tempat, salah satunya ketika melakukan backpacker ke karimunjawa. Saya ingin menulis perjalanan tersebut dengan bahasa yang sangat apik dan asik seperti tulisan-tulisan beberapa teman saya, sebut saja namanya ucik, nindy dan weka. Gaya bahasa mereka cocok untuk tulisan-tulisan perjalanan personal seperti yang telah saya lakukan.

Setelah mencoba bebebrapa kali menulis dengan gaya penulisan semacam itu, ternyata saya gagal. Serius, tulisan-tulisan saya tetap deskriptif, enggak ada asyiknya sama sekali. KAKU :D! Meskipun tidak terlalu bagus, alhamdulillah bisa dapet satu hape android. Baca : Pemenang Lomba Blog Wonderfull Indonesia. Ini yang pertama dan bukan yang terakhir (semoga)

Ilustrasi buku bacaan
Ilustrasi buku bacaan

Kembali lagi ke topik, dari situ saya mulai belajar mengamati tulisan-tulisan yang asyik dari beberapa blog, entah itu blog pribadi, blog traveling maupun yang lain. Dari pengamatan terutama ke orang-orang yang saya kenal, saya mendapat sebuah kesimpulan bahwa buku bacaan mempengaruhi gaya tulisan.

Dari situ saya mencoba mengingat kembali bacaan-bacaan di masa lalu ketika masih duduk di bangku sekolah dasar. Saya sangat suka membaca buku cerita di perpustakaan. Itu budaya membaca yang sudah lama sekali dan saya tinggalkan ketika duduk di bangku sekolah menengah pertama. Di SMK jurusan Multimedia saya pun hanya sering membaca tutorial- tutorial beruntut yang merupakan bacaan teknis yang deskriptif. Itu yang saya saya baca hingga di perguruan tinggi.

Meski sesekali membaca buku biografi dan sejenisnya, namun bacaan teknis berupa tutorial masih dominan dalam kosa kata yang tersimpan  di memori diri. Sepertinya ini yang membuat tulisan-tulisan saya di blog cenderung deskriptif. Kalau untuk menulis di tabloid, majalah, dan sebagainya mungkin asik-asik saja, tapi untuk nulis di blog pribadi apalagi kalau ada traveling yang sifatnya cenderung seneng-seneng saya malah kurang suka sendiri dengan tulisan saya.

Saya coba tengok kebiasaan ucik dan weka, mereka tidak terlalu banyak membaca bacaan teknis seperti saya, bacaan mereka bacaan ringan dengan bahasa yang asyik-asyik. Ucik lebih suka dengan bacaan-bacaan anak gawl seperti majalah-majalah, sedangkan weka bacaan-bacaan seperti novel dan karya fiksi lainnya.

Dari situ saya berfikir untuk meninggalkan bacaan-bacaan teknis untuk sementara waktu dan membaca buku-buku fiksi maupun novel. Kita lihat apakah memang benar-benar berpengaruh terhadap gaya tulisan yang ada di blog ini nantinya :D?

Salam

Pandu Aji Wirawan

Shopee Lovember

2 thoughts on “Buku Bacaan Mempengaruhi Gaya Tulisan”

  1. kalau lebih dari 3 tahun harus buat baru, kalau belum sampai 3 tahun masih bisa diperpanjang. Itu informasi dari polisi yang pernah menilang saya ketika sim saya mati selama 4 hari -_-

    Reply

Leave a Comment