Menikmati Sehari di Kediri

panduaji

0 Comment

Link
Kediri, meski jaraknya enggak terlalu jauh dengan Blitar tapi aku jarang banget ke sini, bahkan bisa dihitung dengan jari berapa kali aku pergi ke sini. Kemarin ada acara kumpul-kumpul bareng temen-temen waktu kuliah dulu, bertepatan dengan liburan kerja dan kuliah, beberapa teman memutuskan untuk berkumpul di Kediri. Karena jaraknya enggak terlalu jauh, aku pun memutuskan untuk pergi.

Ternyata sudah hampir setahun aku enggak ke Kediri, terakhir ke Kediri itu awal bulan Januari 2015, dan beberapa hari lagi sudah Januari 2016. Kalau setahun lalu aku ke Gunung Kelud via Kediri dan SLG, kemarin untungnya temen-temen enggak ngajak ke tempat itu lagi :D.

Perjalanan dari Blitar ke Kediri

Perjalanan dari Blitar Kota ke Kediri Kota membutuhkan waktu sekitar 1 jam perjalanan, jaraknya hanya sekitar 40an km. Ada banyak rute yang sebenarnya bisa ditempuh, tapi kalau merujuk google maps, rute paling mudah adalah melalui Blitar Kota – Srengat – Udanawu – Kandat – Kediri. Untuk lebih jelasnya bisa lihat peta di bawah ini

Selain rute tersebut ada banyak rute yang bisa ditempuh, namun bisa dibilang jalur tersebut merupakan jalur dengna jalan yang paling nyaman. Sedangkan jalur lain kurang aku saranin sih. Tapi ya tergantung tujuan akhir kedirinya ada di sebelah mana.

Aku berangkat dari Blitar berempat bareng +Citra Kusuma Widayat , +Fauziah Ramadhani dan +Agil Pradhita . Selama perjalanan ada satu hal yang menarik, kalau enggak salah ada di sekitar daerah Udanawu. Ada banyak sekali kupu-kupu yang beterbangan di jalanan sehingga beberapa diantara kupu-kupu tersebut tertabrak deh.

Mungkin nanti aku akan cari tahu ada apa kok banyak sekali kupu-kupu yang beterbangan.

Buat kamu yang pengen bepergian dari Blitar ke Keidiri atau sebaliknya bisa naik angkutan umum yaitu Bis Kawan Kita yang pernah mengantarkanku dari Blitar ke Nganjuk. Karena rute bus tersebut adalah Blitar – Kediri – Ngajuk PP.

Setiap Pribadi Pasti Berubah!

 Mereka yang Sekarang
Mereka yang Sekarang
Sudah setahun lebih enggak bareng di kelas, main bareng dan intensitas ketemunya juga bisa dibilang sangat jarang bahkan hampir tidak pernah ketemu sama sekali. Meskipun banyak yang berubah, tapi kalau dibahasakan Surabaya ngguateli kalau udah kumpul-kumpul kaya gini. 
Selain bernostalgia, banyak pembicaraan-pembicaraan yang enggak ngeh buatku. Seperti gincu yang mulai dibicarakan para gadis teknik yang dulu bisa dibilang barang haram. Cerita tentang kehidupan dunia masing-masing yang bener-bener berbeda dengan kehidupan dunia kampus yang juga ngguateli :D.

Mlipir Tipis-Tipis ke Bendungan Waru Turi

Selagi di Kediri, temen-temen pengen liburan ke semacam tempat wisata gitu. Beberapa diantara mereka harus balik jam 4 an, Gunung Kelud pun di coret karena enggak nuntut waktunya. Akhirnya mereka memutuskan untuk pergi ke Bendungan Waru Turi
Waru Turi merupakan sebuah bendungan yang ada di kabupaten Kediri. Bendungan ini bisa dibilang sukses dijadikan tempat wisata. Sayangnya, enggak lama setelah sampai di bendungan ini, hujan deras datang keroyokan. Jadi cuma bisa berteduh di salah satu bangungan terbuka dengan mlipir-mlipir biar enggak kena air hujan yang beterbangan gegara angin.
 Hujan di Bendungan Waru Turi
Hujan di Bendungan Waru Turi
Enggak bisa ngapa-ngapain lagi kalau udah hujan kaya gini. Cuma bisa diem sambil liat hujan yang berjatuhan ke tanah maupun air membentuk irama nan indah dan semerbak aroma kebersamaan yang kemudian dilengkapi dengan ngrameni tempat berteduh.
rame-rame ke bendungan waru turi
Ngerameni
Setelah hujan reda, keliling kota bentar dan balik ke kediaman Nujul yang ada di kawasan Bujel. Temen-temen yang naik travel ke Surabaya sudah balik dari jam 5, sisanya masih ngobrol ngalor-ngidul ngrasani orang.

Jagongan di Aloon Aloon Kediri

Ba’da isya’ beberapa temen ngajakin buat karaokean setelah berhasil membatalkan kepulangan dua gadis asal Ponorogo yang akhirnya menginap. Tidak ada rencana menginap sebelumnya, aku pun jadi ikut menginap.
Beberapa temen ngajak buat karaokean, aku sih enggak terlalu tertarik dengan karaokean. Akhirnya aku dan dua orang yang juga enggak suka karaoke cuma ngedrop di tempat karaoke dan mlipir ke aloon-aloon kediri yang jaraknya hanya beberapa ratus meter dari tempat karaoke. 
Ternyata aloon-aloon Kediri itu beneran kecil dan beda banget sama aloon-aloon Blitar. Kalau di Surabaya, aloon-aloon ini lebih pantas kalau disebut dengan taman. Enggak beda jauh sama aloon-aloon di Sumenep.
 Aloon Aloon Kediri
Aloon Aloon Kediri
Ngobrol ngalor ngidul menceritakan rencana jangka pendek hingga jangka panjang demi kemaslahatan umat ini menarik buatku. Cerita-cerita semacam ini enggak akan muncul setiap saat dan hanya akan muncul dan di ceritakan dalam moment-moment tertentu.
Mereka punya mimpi-mimpi besar yang luar biasa dan enggak kepikirkan sebelumnya, menceritakan sosok-sosok di balik layar yang beneran menginspirasi bukan mereka yang tampil di depan layar. Orang-orang yang jauh dari publikasi seperti ini menarik buatku, mereka berbuat banyak tanpa butuh ekspos media.
Seperti obrolan dengan si Ucik beberapa waktu lalu tentang Berkarya dalam Diam. Enggak kerasa yang karaokean sudah selesai, padahal pembicaraan lagi seru-serunya. Kami pun segera menjemput temen-temen dan lanjut perjalanan ke warung nasi pecel di jalan Doho.
 Warung Nasi Pecel Lesehan di Kediri
Warung Nasi Pecel Lesehan di Kediri
Warungnya itu ruame banget dan sepertinya enak. Pilihan menunya ada buanyak banget. Tapi enggak tahu kenapa kok aku enggak tertarik untuk makan lagi. Mungkin settingan perut ini sudah bak priyayi yang nggak makan apabila enggak terlalu lapar dan dengan porsi yang bener-bener pas, enggak kenyang dan enggak lapar. Semoga ini bisa menurunkan berat badan yang sudah naik 20kg selama kuliah :D.
Perjalanan hari itu akhirnya berakhir setelah semua kenyang. Karena habis kenyang terbitlah ngantuk. Rombongan terbagi menjadi dua dengan destinasi yang berbeda-beda dan semoga bisa kembali berkumpul untuk berbagi cerita dari dunia yang berbeda 😀

Tags:

Share:

Related Post

Leave a Comment