panduaji

Kategori: Dolan

Nyoba Bermalam di KLIA (Kuala Lumpur International Airport)

Diperbarui:

Sebagai bagian dari komitmen kami terhadap transparansi, beberapa link di situs kami adalah link afiliasi. Artinya, tanpa biaya tambahan untuk Anda, kami mungkin mendapatkan komisi jika Anda memutuskan untuk melakukan pembelian melalui link tersebut. Komisi ini membantu kami membiayai keberlangsungan blog ini.

Beberapa waktu lalu aku bareng beberapa teman melakukan perjalanan yang lumayan panjang dan melelahkan yang jaraknya ribuan kilometer dari rumah. Sebuah perjalanan yang terbesit gegara adanya tiket promo dan rezeki agak berlebih untuk seorang pria yang masih single.

Tulisan ini akan menjadi sebuah awal yang cukup panjang untuk cerita perjalananku bersama teman-temanku. Secara implisit akan aku tulis juga itenary, biaya perjalanan dan tetek bengeknya. Namun kalau mau pengen tau itenary dan perkiraan biaya dan males bacain satu-satu tulisannya, tunggu aja akhir dari cerita perjalanan ini. Karena bakalan aku rangkum sendiri dalam sebuah tulisan yang terpisah.

Aku, Mbaknya Ucik dan Ucik
Aku, Mbaknya Ucik dan Ucik

Perjalanan ini lah yang membuatku nulis cara membuat paspor online beberapa bulan lalu. Karena perjalanan ini emang udah direncanain sejak dapet tiket promo terbang ke beberapa wilayah.

Sebenarnya saat nulis ini aku lagi males nulis, tapi gegara enggak bisa tidur karena besok pagi banget kudu pulang ke kota kelahiran, akhirnya aku paksain deh buat nulis. Oke, biar enggak keburu males, langsung aja dimulai cerita perjalanannya.

Nyobain Promo Uber Buat ke Bandara Juanda

Perjalanan dari Surabaya aku mulai dari bandara Juanda yang terletak di Sidoarjo menuju ke Kuala Lumpur, Malaysia. Dari daerah Ketintang menuju Bandara sebenarnya enggak jauh-jauh amat, tapi karena enggak mau ngerepotin orang rumah, akhirnya aku putuskan untuk naik uber. Meski sebelumnya aku mau naik gojek tapi gegara musim hujan mendingan aku naik uber. Udah gratis, sampai bandara enggak perlu becek-becek pula.
Aku pun mendaftar di Uber dan memilih pembayaran CASH! Ternyata, enggak semua orang bisa pakai metode pembayaran ini. Menurut mas-mas yang nyopirin Uber, sekitar 30% orang yang beruntung saja yang bisa mendapatkan kesmepatan pembayaran cash. Lainnya harus menggunakan metode pembayaran kartu kredit.
Waktu aku daftar dan pakai kodde invitation dari temenku, aku dapet free 1x ride dengan nominal maksimal 75 ribu. Yang artinya aku enggak perlu bayar sama sekali kalau pertama kali naik habisnya kurang dari 75 ribu. Ini bukan saldo ya, cuma berlaku untuk first ride. Kalau kamu pertama kali naik uber cuma habis 10 ribu ya langsung hangus. Mending kalau naik pertama langsung habiskan saldo 50 ribu keatas deh. 
Buat kamu yang bingung cari invitation code, bisa langsung gunakan invitation code nvy652u9ue biar dapet first ride senilai 75 ribu. Kalau lebih ya tinggal nambahin aja sendiri :D. Estimasi biaya yang aku habiskan untuk first ride bisa dilihat di gambar berikut ini.
Estimasi Pengeluaran
Estimasi Biaya ke Juanda
Setelah mobil ubernya datang, ternyata pakai mobil yang bisa dibilang baru, keluaran 2015 yang mantep dan ciamik. Sopir ubernya juga asyik buat diajak ngobrol :D. Oke gitu dulu review naik uber ke Bandara, selanjutnya kita kembali ke topi perjalanan.

Penerbangan Internasional Pertama dari Juanda

Ketika mau masuk gate, di bandara Juanda ini pihak air asia ngasih nyiapin timbangan. Nah timbangan ini dipakai buat nimbang tas yang mau dibawa ke kabin. Syukurlah kalau berat tasnya kurang dari 7kg karena enggak harus masuk ke bagasi. Kalau lebih dari itu ya enggak tahu lagi sih. Mungkin lagi apes aja kudu masukin bawaan ke bagasi. Bari kali ini aku naik pesawat pake acara timbang-timbang tas.
Ketika masuk ke pemeriksaan sebelum imigrasi, sebotol parfumku ketahan. Karena di botolnya tulisannya 160ml sedangkan yang diperbolehkan adalah 100ml. Untung isinya enggak terlalu banyak jadi ikhlas lillahitaala kalau botolnya di tahan. Setelah masuk imigrasi ternyata ada sesuatu yang terlupa.
Topiku kok enggak ada, dan waktu balik ke pemeriksaan enggak tampak ada satu topi pun di kawasan itu. #udahikhlasinaja. Belom juga berangkat topi udah lenyap. Imigrasi surabaya sudah memperjakai pasporku yang masih mulus, akhirnya di tempat ini aku mendapatkan stempel imigrasi yang pertama. Bukankah yang pertama selalu berkesan?

Perjalanan ini dimulai dengan empat orang yaitu si +Fauziah Ramadhani , Mbaknya dan Si Adit yang pernah jalan bareng juga waktu jalan jalan ke Karimunjawa beberapa tahun lalu.

Bermalam di Kuala Lumpur Internasional Airpot 2

Perjalanan dari Juanda menuju KLIA2 memakan waktu yang lumayan. Kalau enggak salah sih sekitar 2.5 jam perjalanan udara. Keluar dari pesawat segera naik untuk menuju Imigrasi. Diujung tangga ternyata ada petugas imigrasi wanita yang bertampang galak. Untuk warga malaysia langsung aja, sedangkan untuk warga Indonesia dan negara lain di pinggirin. Aku termasuk salah satu warga negara Indonesia yang tersisihkan untuk ditanyain.
Sumpah beneran kesan pertama waktu di tanyain itu enggak enak banget. Udah judes banget mbaknya yang nanyain dan nada pertanyaannya agak sedikit membentak. Pertanyaannya malam itu adalah “Berapa hari di Malaysia”, karena tanyanya pakai melayu, aku juga jawab melayu, “Besok Pagi” jawabku.
Di belakangku ada bapak-bapak yang sampai dibentak-bentak enggak tau kenapa. Ini belum masuk ke loket imigrasi. Setelah itu antri di imigrasi buat dapet stempel di paspor. Jadi dalam semalam dapet dua stempel imigrasi yang berbeda (entah apa yang perlu dibanggain).
Di tempat inilah kami bertemu lagi dengan satu orang rekan seperjalanan yang namanya Mbak Dian. Dia udah nunggu dari siang di bandara ini. Banyak wifi gratis yang tersdia di sekitar kawasan ini. Akhirnya kami berempat pun nyamperin ke Burger King sekalian buat makan malam.
Burger King di KLIA
Burger King di KLIA
Untuk makan malam di KLIA aku habis 11.23 ringgit yang kalau di kurs ke rupiah sekitar 36 ribu rupiah dan itu sudah super duper kenyang dengan porsi yang gede. 
Setelah cukup kenyang kami berkeliling untuk mencari tempat terbaik buat istirahat (baca: tidur). Kawasan yang biasa buat tidur ternyata udah pada penuh, hingga akhirnya kami lesehan di salah satu spot yang cukup nyaman namun diusir oleh polisi yang bertugas karena enggak boleh kelesotan disitu. Akhirnya aku pun tidur di kursi yang bener-bener enggak nyaman. 
Di kursi itu pun enggak bisa tidur dengan nyenyak. Ada baiknya buat yang udah niat lillahitaala mau nginep bandara langsung dateng ke lahan-lahan yang disediakan sebelum tengah malam. Jadi belum banyak yang booking tempat disitu.
Nyoba Bermalam di KLIA (Kuala Lumpur International Airport) 1
Menunggu Pagi
Karena sudah terlalu lelah untuk berkeliling, akhirnya aku pun tiduran di kursi yang terletak di dekat pintu kedatangan internasional. Akhirnya jam sudah menunjukkan pukul setengah 5 pagi. Aku pun bergegas ke mushola bandara buat subuhan. Setelah subuhan ternyata percakapan orang sebelah bilang kalau Subuh jam 06.10. Berhubung flight selanjutnya jam 6.10 ya enggak keburu kalau nunggu adzan.
Kelompok kami pagi itu jadi 5 orang. Flight berlima enggak ada kendala, lagi-lagi ada masalah di imigrasi, sekarang toolkitku nyantol di bandara. Toolkit baru diskonan tahun baru harus aku relakan meski belum aku pake sama sekali. Cuma buat jaga-jaga aja kalau sewaktu-waktu butuh 🙁 .
Jam 6 pagi di Kuala Lumpur itu masih gelap. Jadi enggak salah kalau jam 6.10 baru waktu subuh karena emang masih gelap. Beda sama di Surabaya yang jam segitu udah kudu berangkat ke sekolah karena keburu macet.
Nyoba Bermalam di KLIA (Kuala Lumpur International Airport) 2
Jam 5.43 di KLIA
Penerbangan selanjutnya juga memakan waktu yang lumayan lama, yaitu 2 jam 35 menit ke salah satu negara yang masih belum lama ini membuka diri terhadap kunjungan dunia.

Tips!

Aku mengalami beberapa masalah, jadi ada beberapa tips yang bisa kamu lakukan supaya enggak mengalami masalah yang sama dengan aku. Berikut beberapa tipsnya
  • Jangan bawa barang terlalu banyak, bawa barang seminim mungkin. enggak tahu kenapa kok di Juanda itu tiap tas ditimbang. Biar enggak kena lebih baik mencegah. Adit kena charge 300 ribuan untuk masukin tasnya ke bagasi pesawat
  • Jangan bawa benda cair lebih dari 100 ml. Kalau pakai parfum atau shampoo bawa yang kemasan kecil aja enggak sampai 100ml. Karena lebih dari 100ml itu enggak diperbolehkan. Titik
Mungkin itu dulu tips singkat buat dalam catatan pertama yang sebenernya cuma transit. Besok masih ada cerita seru lainnya. Santai aja ceritanya bakalan panjang sebelum aku tulis itenary dan biaya yang dibutuhkan secara keseluruhan untuk menjelajahi sebagian kecil dunia. Ikutin aja blog ini setiap hari :D.
Shopee Lovember

Leave a Comment