Warung Lalapan Belut Mak Rumi, Kuliner Wajib di Kesamben Blitar

panduaji

0 Comment

Link

Kuliner warung lalapan belut Mak Rumi di Siraman Kesamben menjadi salah satu kuliner legendaris yang patut dicoba ketika main ke daerah Selopuro – Kesamben. Warung yang hanya menjual belut goreng ini menjadi daya tarik tersendiri untuk para penikmat kuliner belut dengan sambel bawang yang mak nyus.

Meski belum terlalu lapar setelah berkeliling di lereng hutan gogoniti, Sindy yang ikut jalan-jalan hari itu mengetahui dimana lokasi warung Mak Rumi. Mumpung searah dengan jalan pulang, nggak ada salahnya kami mampir bentar untuk mencoba kuliner legendaris itu

Saya masih ingat kata temenku yang perlu di quote, “Apabila makanan tetap enak  dalam kondisi perut yang kenyang, berarti rasanya jangan diragukan lagi. Beneran enak” Jadi saatnya membuktikan apakah memang benar masakan di warung sambel belut mak rumi yang akan kami cicipi ini bener bener enak?

Warung Belut Mak Rumi yang Ndlesep

Dapur warung belut mak rumi

Sesampainya di daerah Siraman, Kesamben Sindy menuntun kami untuk berbelok ke sebuah gang di selatan jalan sebelum jalan menurun. Tepatnya berada di samping kantor travel Dua Putra.

Jalanan masuk tidak terlalu kecil dan mobil pun bisa masuk. Tampak sebuah warung belut bernama xxx aku kira sudah sampai di tempatnya, ternyata Sindy mengarahkan untuk terus mengikuti terus jalanan kecil yang hanya muat 1 motor saja. Ternyata warung nasi belut mak rumi masih masuk ke dalam!

Bisa dipastikan kalau warung belut pertama bisa dianggap sebagai warung belut legendaris mak rumi, namun faktanya salah. Beberapa teman komentar setelah saya update di instastory bahwa pernah terkecoh dengan warung belut yang pertama.

Rasanya tidak sesuai dengan ekspektasi. Beruntung kami membawa Sindy sebagai penunjuk rute sehingga bisa sampai tujuan dengan selamat tanpa terkecoh.

Dari depan, Warung Sambel Belut Mak Rumi ini tidak menyerupai sebuah warung / kedai. Hanya tampak seperti rumah warga di desa biasa saja. Di bagian sampingnya tampak beberapa orang dan motor terparkir. Ada sebuah banner sederhana berukuran sedang yang menunjukan eksistensi warung belut mak rumi ini. Setelah berjalan ke samping rumah, ternyata warung belut mak rumi ini berada di dapur rumah.

Warung rumah Mak Rumi ini tampak ramai, karena waktu kami sampai ada beberapa rombongan yang sudah menyelesaikan makannya sehingga terlihat penuh. 

Kelezatan Belut Sambal Bawang Mak Rumi

Sembari menunggu pesanan empat porsi nasi belut, saya memperhatikan dapur dalam keremangan sebelum mak rumi menyalakan lampu dapurnya yang tak terlalu terang. Dapur yang cukup luas dengan dua buah kompor bertungku dua dan satu kompor dengan 1 tungku senantiasa menyala. Belut terus menerus digoreng seperti pesanan terus berdatangan.

Tidak butuh waktu lama untuk menyajikan nasi belut empat porsi yang sudah kami pesan. Empat porsi belut disajikan dalam dua piring, sambel juga disajikan dalam dua buah cobek. Alhasil satu piring berisi belut dan satu cobek berisi sambal bawang dipasangkan dengan dua piring nasi.

Seperti biasa, sebelum memulai makan ada ritual yang harus dilakukan terlebih dahulu, yaitu ambil gambar. Berikut penampakannya satu cobek sambel bawang dan satu piring belut goreng untuk 2 porsi.

Belut Goreng di Mak Rumi

Setelah cukup dengan sesi foto-foto, selanjutnya adalah mencicip belut mak rumi yang katanya legend di daerah Siraman Kesamben ini. Aroma sambal bawang mak rumi ini bener-bener kuat dan bisa menyakinkan lidah bahwa rasanya enak.

Ternyata benar, pulukan pertama dari nasi belut ini benar-benar nagih. Saya langsung memasukkan warung mak rumi ini dalam list pertama yang harus dikunjungi ketika main ke Kesamben, Blitar. 

Belut digoreng kering dengan tepung juga kriuk – kriuk, bahkan durinya pun bisa dinikmati. Kecuali kalau kamu memesan yang setengah basah. Saya lebih suka menikmati belut goreng kering agar benar-benar nikmat tanpa harus ribet sama tulang belulang belut yang ada di sepanjang badannya. 

Makan di Warung Belut Mak Rumi, Siraman Kesamben

Ternyata satu porsi nasi masih kurang menurutku, saya pun menambah sepiring nasi lagi dan itu habis. Pedasnya sambal dan belut merupakan kombinasi yang berhasil membuatku menyerah pada hawa nafsu, karena jaranknya yang jauh setan seakan membisiki, kapan lagi coba kesini? 

Untuk yang kurang suka dengan pedas mungkin tidak disarankan untuk makan di sini, karena sambelnya secara default adalah pedas. Tapi buat yang sekedar pengen coba, bisa langsung coba aja, cuma kalau takut ketagihan ya mending ditunda dulu nyobainnya.

Belum lagi harganya yang murah cuy! 1 porsi belut dibandrool Rp. 5.000, nasi satu porsi Rp. 2.000 dan es teh juga dibandrol cuma Rp. 2.000 . Maka nikmat mana yang kamu dustakan? Jadi makan berempat totalnya enggak sampai 50 ribu :D. 

Menurutku rating yang layak untuk warung mak rumi ini 9.5/10

Buat yang penasaran sama lokasinya, daripada bingung mending baca lokasi warung belut mak rumi Blitar. Sepulang dari warung Mak Rumi, perut sudah super duper kenyang dan udah enggak makan lagi hari itu.

Tapi beneran nagih sampai sekarang. Sayang agak jauh jadi ya agak males buat kesana :D. Berbeda sama warung bu tia di sirah kencong yang selain menawarakan makanan juga suasananya. 

Tags:

Share:

Related Post

Leave a Comment