panduaji

Kategori: Uncategorized

Etika dalam Menulis di Media Online Nguawur

Diperbarui:

Sebagai bagian dari komitmen kami terhadap transparansi, beberapa link di situs kami adalah link afiliasi. Artinya, tanpa biaya tambahan untuk Anda, kami mungkin mendapatkan komisi jika Anda memutuskan untuk melakukan pembelian melalui link tersebut. Komisi ini membantu kami membiayai keberlangsungan blog ini.

Media online merupakan sebuah gebrakan baru di era internet seperti sekarang ini. Banyak orang bisa dengan mudah mengakses informasi terbaru yang relatif cepat dibanding surat kabar dalam bentuk cetak yang terbit sehari sekali atau sehari dua kali.

Pada koran konvensional, semakin banyak pelanggan semakin besar keuntungan yang di dapat. Entah dari penjualan koran maupun pemasangan iklan di spot tertentu. Konsepnya sama dengan media online. Semakin banyak pengunjung situs, semakin banyak pula uang yang didapatkan, dari iklan.

Berbagai Cara Menarik Pengunjung di Website

Cara paling ampuh untuk menarik pengunjung adalah dengan memuat informasi terbaru di berbagai macam bidang. Terutama berita yang sedang booming / ngetrend. Saat ini selain kasus calon kapolri yang menimbulkan banyak spekulasi, adalah kasus Air Asia yang hilang dan ditemukan jatuh di laut.
Trend tersebut akan menarik para netizen untuk mencari tahu apa sebenarnya yang terjadi dengan Air Asia. Dari trend ini berkembang pula trend, trend turunan yang masih berhubungan dengan headline berita. Seperti informasi tentang awan cumulonimbus, cara mengatasinya, efeknya, pengalaman pilot lain yang melewati awan tersebut dan masih banyak lagi.
Dengan tulisan yang berkaitan seperti itu, membuat netizen penasaran dan mengunjungi halaman-halaman tersebut. Meski terkadang setelah membaca isinya. Mbulet ae! Apa yang tertulis di judul tidak ada dalam isi tulisan / tidak menjawab pertanyaan yang timbul dari judul yang sudah ditulis. Saya pernah mengalami hal ini, jan mentolo tenan karo sing nulis. Gregetan! Cara ini akan meningkatkan pageview dari sebuah situs dan mendongkrak ‘nilai jual’ iklan di situs tersebut.

Cara Curang Menarik Pengunjung

Selain cara diatas, akhir-akhir ini muncul teknik baru yang benar-benar busuk menurut saya. Maaf ya tribunews kebetulan situs itu yang membuat gregetan saya memuncak dan akhirnya nulis postingan ini. Lihat screenshot di bawah ini
Permalink dan Judul Tidak Sama
Permalink dan Judul Tidak Sama
Dari screenshot diatas saya mendapatkan kesimpulan bahwa judul sudah diedit, sehingga tidak sama dengan apa yang ada di judul sekarang. Permalink atau url berita diatas adalah “rekaman black box ungkap kata terakhir pilot airasia qz8501 Allahu Akbar“. Sedangkan judul yang tertulis adalah “Investigator black box airasia bakal merinding bayangkan isi percakapan kapten Irianto“.
Kenapa saya menyimpulkan bahwa judul tersebut sudah diedit? Saya mencoba lihat artikel lain di media yang sama menunjukkan bahwa url / permalink dan judul tulisan sama. Berikut screenshotnya
Permalink dan Judul artikel sama
Permalink dan Judul artikel sama
Kembali ke gambar diatas, asumsi saya bahwa artikel dengan judul Rekaman black box ungkap kata terakhir pilot airasia qz8501 Allahu Akbar telah menjadi viral yang luar biasa dan sudah mendatangkan trafik yang cukup tinggi. Namun karena banyaknya komentar sinis di artikel tersebut akhirnya judul diganti. Bahkan mungkin isinya pun diganti. 
komentar di artikel
komentar di artikel
Lihat komentar komentar sinis di artikel tersebut yang membuat banyak pembaca geram. Ada satu orang melakukan pembelaan untuk memahami maksud kata-kata diatas. Dia berkomentar sekitar 11 jam yang lalu, sedangkan mereka yang komentar bahwa artikel ini ngawur diatas 12 jam yang lalu. Ada selisih sekitar 1 jam yang mungkin digunakan untuk mengedit judul + artikelnya. Sehingga komentar yang  saya tandai tersebut tidak melihat keanehan pada artikel tersebut seperti yang ditemui oleh orang-orang yang sudah membaca sebelumnya.
Mungkin akan timbul sebuah pertanyaan, kenapa kok permalinknya tidak diganti sekalian saja atau membuat artikel baru untuk meluruskan? Permasalahnnya, apabila permalink / url dirubah, viral yang sudah terlanjur tersebar akan sia-sia. Karena orang yang membuka link tersebut tidak akan menemukan judul yang dimaksud. Sehingga orang akan langsung menutup halaman tersebut karena dianggap error.

Viral dan Mendapatkan Visitor

Viral yang didapat artikel tersebut di facebook cukup banyak, sampai 29 ribu orang like maupun share artikel tersebut, karena dinilai aktual. Blog saya ini bisa viral sampek 50 di facebook alhamdulillah :D.
viral jejaring sosial
viral jejaring sosial
Untung artikel tersebut tidak di iklankan ketika masih menggunakan judul yang “panas”, atau setidaknya saya tidak melihat iklan dari tulisan tersebut kalaupun ada. Banyak media-media online yang nguawur sekarang ini, bahkan media-media yang sudah punya nama besar.

Tidak sedikit tulisan dan judul semacam ini menimbulkan pertengakaran antar pembaca. Apakah media online sekarang ini cuma mengejar trafik yang ujung-ujungnya juga duit dan tidak ambil pusing dengan pembacanya yang bertengkar di artikel tersebut?
Coba cek aja komentar-komentar yang ada pada artikel tersebut. Ada beberapa orang yang mengatakan bahwa artikel juga sudah dirubah. Pertanyaannya, apakah media online benar-benar bisa dipercaya? Jikapun telah dilakukan penyuntingan, setidaknya menginformasikan ke pembacanya. Tidak seolah-olah pembaca pertama setelah tulisan terbit salah menangkap maksud artikel. Setidaknya masih lebih bagus media konvensional dalam bentuk cetak yang selalu meminta maaf dan melakukan ralat di edisi selanjutnya meski ada kesalahan kecil. Judul dan isi berita bukan kesalahan kecil, bisa dengan mudah di edit pada media online
Lumayan kan Tribunews dapat ulasan dari blog saya :D. Saya semakin tidak percaya dengan berita-berita dari media online. Mending baca blog-blog pribadi dari orang-orang keren yang jauh lebih bagus isinya dibandingkan dengan portal-portal berita semacam ini. Artikel di media online besar sudah tidak sehat lagi.
Shopee Lovember

13 thoughts on “Etika dalam Menulis di Media Online Nguawur”

  1. Salut buat mas Pandu, negara kita adalah negara yang terbuka dan demokratis siapa saja berhak memberikan pendapat, kritik itu membangun, kami juga sebagai media online yang terbilang masih baru, benar-benar sangat mengkhawatirkan adanya masalah bagi pembaca setia, semoga saja kami bisa memetik pelajaran dari kejadian ini, sekali lagi terima kasih mas masukannya 🙂

    Reply
    • Dampaknya mungkin tidak akan terasa langsung, namun apabila ini terus menerus dilakukan akan banyak yang mulai meninggalkan media tersebut karena sudah tidak dipercaya lagi. Melihat komentar yang ada, sepertinya hal ini sudah berulang kali pada media yang saya sebutkan diatas.

      Reply
  2. Yah begitulah realita media online sekarang mas… Saat ini banyak bermunculan portal berita yang nggak ada wartawan 'nyata' dan artikelnya pun rewrite dar media lain 😀

    Reply
  3. Ulasan yang menarik mas 🙂
    Memang sih judul bombastis bisa mendatangkan trafik bagi media online.
    Apalagi, kalo kita lihat di facebook atau twitter dengan judul yang bikin penasaran: "inilah, penemu…", "Ternyata, aktris ini tidak memakai…", atau "Jokowi tetap memilih kapolri…"

    Tapi… waktu kita baca ternyata ga sesuai isinya.
    Yang lebih menjemukan lagi, kalo ternyata jadi viral seperti itu hingga, saya pun lebih memilih meng-hide akun-akun tersebut.
    Bukan apa, terkesan memelintir terlalu jauh.

    Reply
    • Iya mas, sudah banyak sekali iklan semacam itu di facebook. Beberapa media juga sudah saya hide dan blacklist. Apapun artikel yang ada di media tersebut saya sudah malas untuk membacanya.

      Saya lebih suka ulasan para blogger-blogger seperti di kompasiana daripada membaca di portal portal berita di media online yang dikelola perusahaan. Setidaknya di kompasiana kalau tidak artikel yang benar-benar bagus akan sulit mendapatkan tempat bagus. hehe

      Reply
  4. Saya sedang belajar di bidang pemberitaan, artikel mas Pandu sangat bermanfaat bagi saya. Mohon dikoreksi ya mas wartagarut.com terima kasih.

    Reply
  5. Ilmu yang bermutu, saya sedang belajar nulis berita. Artikel tentang etika menulis telah dari Mas Pandu sangat membantu. Terima kasih.

    Reply

Leave a Comment