panduaji

Kategori: Uncategorized

Harga untuk Sebuah Pertemanan

Diperbarui:

Sebagai bagian dari komitmen kami terhadap transparansi, beberapa link di situs kami adalah link afiliasi. Artinya, tanpa biaya tambahan untuk Anda, kami mungkin mendapatkan komisi jika Anda memutuskan untuk melakukan pembelian melalui link tersebut. Komisi ini membantu kami membiayai keberlangsungan blog ini.

Pernah jualan barang / jasa ke teman? Buat yang belum pernah, coba deh kamu jualan. Karena dalam postingan ini aku mau berbagi pengalaman menjadi seorang penjual sekaligus pembeli.

Ketika ada teman yang jualan, pernahkah kamu langsung menodong dengan harga teman? Pasti pernah kan? Aku pun juga pernah. Tapi setelah membaca tulisan ini sampai selesai, ada baiknya segera hentikan kebiasaan burukmu itu.

Teman, Bukan Pelanggan yang Baik (?)

Ketika berjualan ke teman dekat dan keluarga, berapapun yang Anda jual ke mereka, mereka akan selalu berpikir, Anda sedang mencari untung dari uang mereka. Dan semurah apapun Anda jual ke mereka, mereka tetap tidak menghargainya – Jack Ma CEO AliBaba.com

Pernah kamu membeli produk ke temenmu? Pernah mbayangin bagaimana usaha temenmu dalam memperjuangkan barang dagangan yang kemudian kamu beli? Bisa saja mereka datang ke toko-toko yang jauh jaraknya, tidak menutup kemungkinan dia selama di perjalanan ban motornya bocor, dan masih banyak kemungkinan lain tentang usaha temanmu untuk bisa menjual produk ke kamu. Dan ketika barang yang kamu butuhkan dijual dengan harga yang selisih sedikit dengan toko lain tempat kamu biasa mendapatknya kamu dengan entengnya ngomong “harga teman ya bro”.

Tega sama temen sendiri ?
Tega sama temen sendiri ?

Orang ini temenmu sendiri lho, serius. Sebegitu teganya kah kamu ke temenmu sendiri? Sama sekali enggak menghargain usaha mereka. Mungkin teman yang kamu tawar rasanya mirip dengan ketika kamu ngerjain tugas kelompok kemudian temenmu yang gak ikut ngerjain sama sekali dengan gampangnya ngomong, ini kurang bla bla bla dsb 😀

Mental Orang Kaya

Aku jadi inget dengan kata Cak Danny, seorang bapak-bapak yang kukenal setahun belakangan ini. Dia pernah bilang ke aku

Kalau ada orang yang jual barang, usahakan enggak nawar! Bayar sesuai dengan harga yang mereka tawarkan

Ini salah satu bentuk latihan mental jadi orang kaya. Kecuali kalau harganya kebacut, baru deh ditawar. Kaya yang aku maksud di sini bukan kaya secara materiil lho…

Mereka yang membayar untuk orang lain, mungkin bukan berarti mereka kaya. Tapi karena mereka lebih menghargai hubungan daripada uang.

Sebagai orang yang juga jualan kadang aku enggak tega kasih harga normal ke temen-temen deket. Biasanya aku kasih “harga teman” meski mereka enggak minta. Malah teman-teman dekat cenderung enggak mau dikasih harga teman dan milih untuk bayar penuh karena mereka tahu dan benar-benar menghargai usaha kita.

Kalau ada orang yang minta “harga teman ya bro” dan kebacut. Langsung aja bales “Dateng aja ke sini, ntar tak kasih tahu tempat aku ngambil barangnya. Dateng aja sendiri ke sana.”

Harga Sebuah Pertemanan yang Mahal

Harga untuk Sebuah Pertemanan 1
Ilustrasi hubungan pertemanan 

Aku spechless mau nulis apa lagi enggak tahu. Tapi memang perlu direnungin harga sebuah pertemanan yang bener-bener mahal. Sejauh mana kamu menghargai sebuah hubungan pertemanan. Apakah akan kandas dalam selisih ribuan?

Sekarang mau nyalahin salah satu (yang jual dan yang beli) itu ya gimana, soalnya serba salah. Kalau dalam posisi yang jualan pengen kasih harga khusus ke temen baik. Tapi kalau lagi di posisi orang yang mau beli kok enggak tega mbayar dengan harga teman.

Silakan dipikirkan dan direnungkan sendiri aja deh. Tiap orang punya pengalaman kehidupan yang berbeda, namun ada baiknya tetap menghargai harga yang sudah dipatok dari teman. Enggak perlu nawar, toh teman baik juga enggak ngasih harga yang mahal-mahal banget.

Kecuali kalau usaha temen udah sukses, enggak perlu ditungguin. Kamu enggak perlu minta juga bakal dikasih gratisan 😀 

Shopee Lovember

4 thoughts on “Harga untuk Sebuah Pertemanan”

Leave a Comment