Kehangatan dalam Sunyi Masjid Bengali Sunni Jameh Yangon

panduaji

0 Comment

Link
Melanjutnkan kisah sebelumnya yang berkeliling Yangon seharian, kali ini aku mau cerita kelanjutan perjalanan yang kami lakukan. Ketika hari mulai sore, kami bergegas meminta kepada sopir untuk mengantarkan kami ke salah satu Masjid yang ada di Yangon.

Sore itu bapak sopir mengantarkan kami ke dekat tempat makan kami yaitu Golden City Chetty Restaurant yang dekat dengan Sule Pagoda. Ternyata masjid hanya selisih beberapa puluh meter dari tempat makan tadi dan aku tidak menyadari adanya masjid itu.

Masjid Utama di Kota Yangon Myanmar

Pintu depan masjid itu tertutup dan terkunci dengan rapat, akhirnya sopir taxi carteran kami pun turun tangan dan mengantar kami melalui pintu belakang. Entah apa modusnya, pintu depan memang dikunci dari dalam. Begitu sampai melalui pintu belakang beberapa penghuni Masjid mempersilakan kami untuk mengambil air wudlu sebelum memasuki Masjid.
Mereka mmenganggap kami sebagai tamu jauh yang harus dijamu dengan baik, dan mempersilakan kami untuk segera sholat di bagian utama masjid. Setelah menunaikan ibadah tersebut aku pun dikenalkan dengan imam masjid Bengali Sunni Jameh yang sekarang aku lupa namanya. Tidak begitu banyak hal yang kami bicarakan dengan imam masjid tersebut karena beliau sedang melakukan dzikir.
Sembari menunggu, aku melihat-lihat bangunan masjid. Bapak yang begitu ramah mengantarkan kami mulai dari ketika berwudlu tadi mengajakku untuk berkeliling masjid dengan bahasa yang pas pasan.
Awalnya sempat ragu untuk mengambil foto masjid ini, tapi setelah minta izin beliau mengizinkanku untuk mengambil foto. Berikut penampakan ruang utama masjid yang digunakan untuk sholat.
Masjid Bengali Sunni Jameh Yangon
Masjid Bengali Sunni JamehYangon
Seperti masjid pada umumnya, terdapat waktu-waktu sholat yang bisa dicatat sehingga meskipun bepergian kita masih tetap bisa tahu jam waktu sholat di negara setempat. Berikut penampakan waktu sholat yang ada di Masjid Bengali Sunni Jameh Yangon
Jadwal Sholat di Yangon
Jadwal Sholat di Yangon

Ini masjid milik Sunni? Aku sih enggak ambil pusing dengan beragam aliran agama islam yang ada. Mau sunni, syiah, wahabi, muhammadiyah dan NU aku ora urusan. Itu urusan masing-masing pribadinya.

Berkeliling Masjid Bengali Sunni Jameh Yangon

Masjid ini terdiri dari tiga lantai. dengan tangga yang melingkar di dalam mengantarkan kami ke lantai dua. Di lantai dua ini terdapat sebuah tempat dan meja-meja lesehan TPQ. Ternyata setiap jam 5 sore ada TPQ untuk anak-anak yang dilaksanakan di tempat ini.
Bapak penjaga masjid yang mengantarkan kami juga menunjukkan tempat dimana teman-teman perempuan kami melakukan sholat. Tidak jauh dari tempat mengaji anak-anak yang pada saat itu masih kosong.
Di lantai tiga kami bertemu dengan seseorang yang terbangun dari tidurnya. Dia tinggal di masjid ini entah sebagai apa. Dengan bahasa inggris yang sama-sama pas pasan aku enggak tau kenapa dia tinggal di tempat ini.

Lantai tiga masjid ini hanya digunakan ketika sholat jum’at. Karena dua lantai dibawahnya tidak dapat menampung semua jamaah yang ada di sekitar tempat ini. Dari tempat ini aku bisa melihat pemandangan ala-ala new york gitu deh waktu menengok ke jendela. 

Pemandangan dari lantai 3 Masjid Bengali Sunni Jameh
Pemandangan dari lantai 3 Masjid Bengali Sunni Jameh
Setelah para kaum wanita selesai menyelesaikan sholatnya, kami pun bergegas untuk pamit. Ketika kami mau keluar melalui pintu belakang, penjaga masjid yang tadinya meninggalkanku di lantai 3 meminta kami untuk keluar dari pintu depan. Semua sandal dan sepatu kami juga sudah disiapkan di pintu depan. Pintu depan yang tadinya terkunci juga sudah terbuka dengan lebar.
Pintu Depan Masjid Bengali Sunni Jameh Yangon
Pintu Depan Masjid Bengali Sunni Jameh Yangon
Terima kasih bapak yang aku lupa namanya atas sambutan yang hangat dalam kesunyian masjid yang begitu terjaga. Sampai jumpa di lain kesempatan kalau aku main ke Yangon lagi.

Tags:

Share:

Related Post

Leave a Comment