Seharian Keliling Bagan

panduaji

0 Comment

Link
Sekarang aku mau nulis lanjutan cerita perjalanan setelah menikmati sunrise di Pagoda Buledi, beberapa hari ini enggak sempat update gegara harus menyelesaikan tanggung jawab pekerjaan yang sengaja ditinggalkan selama dua pekan terakhir gegara perjalanan yang cukup panjang ini.

Dari pagoda buledi kami ingin beristirahat sebentar di penginapan sebelum melanjutkan perjalanan, namun daripada bolak-balik, akhirnya sebelum kembali ke penginapan kami minta untuk diantar ke tempat makan. Akhirnya kami berhenti di salah satu tempat yang bernama Tea Center.

Tea Center, Tempat Ngehits Warga Myanmar

Dua hari di Myanmar aku melihat ada banyak sekali tempat nongkrong macam warung kopi tapi enggak ada tanda-tanda jualannya kopi. Sepertinya warga Myanmar lebih memuja teh daripada kopi. Terbukti dengan banyaknya tea center di Yangon maupun Bagan.
Menikmati teh di tea center
Menikmati teh di tea center
Seperti pada umumnya warung kopi, selain menyediakan minuman utama yaitu teh, tempat ini menyediakan sarapan yang enggak tau namanya. Aku baru tahu nama tea center ini ketika buka daftar menunya. Berikut daftar menu sekaligus nama warungnya yang bernama Maharngwe Tea Center di Bagan.
Menu di Maharngwe Tea Center
Menu di Maharngwe Tea Center
Karena bingung mau pesan apa, akhirnya kami memesan nasi putih dan membuka lauk pauk yang dibawa dari Indonesia yang berupa sambel goreng kentang dan tempe, terus ada juga abon ikan dan daging. Ternyata, setelah pesanan nasi putih kami datang, datang juga soup dan sambel teri yang rasanya cukup aneh menurutku. Selain itu, sepertinya teh di sini defaultnya itu teh susu deh.
Sarapan di Bagan
Sarapan di Bagan
Sarapan pagi nasi putih dan teh untuk 7 orang habis sekitar 5100 kyaats. Kalau di rata-rata sih per orangnya habis kurang dari 800kyaat. Lumayan murah kan? Kaya warung-warung di Indonesia cuma masakannya yang beda.

Nasinya lumayan enak dan lebih harum jika dibandingkan dengan makanan rumahan di Indonesia. Selain itu kuah yang disediakan di mangkok juga agak gurih-gurih gitu. Mungkinkah ini kuah soup? Entahlah, yang penting kumakan dengan bismillah aja :D.

Istirahat di Guest House Ever New

ever new guest house
ever new guest house
Setelah sarapan, kami langsung menuju ke Guest House Ever New untuk early checkin. Untung ada satu kamar pesanan kami yang sudah kosong, sehingga sementara barang bisa ditaruh disitu dan gantian mandinya. Kami pesan 3 kamar dengan 1 extra bed dan setiap kamar ada kamar mandi dalam plus AC sayangnya wifi di guesthouse ini lemot banget. Ketika di rata-rata tiap orang kena S 13.6. Lumayan mahal sih. 
Pemilik / pengelola guest house bahasa inggrinsya enggak terlalu bagus dan sulit untuk didengarkan. Namun sebenarnya punya niat baik. Bahkan ketika aku dan adit tertidur di bagian resepsionis, kami dipersilakan untuk tidur di dalam. Tapi karena akan segera pergi, akhirnya kami tetap leyeh-leyeh di resepsionis.
Room Ever New Guest House
Room Ever New Guest House
Kalau mau sewa e-bike maupun sepeda pancal, kamu bisa langsung tanya di resepsionis. Aku kemarin lupa enggak nyatet berapa tarif untuk sewa e-bike di bagan. Coba tanya sendiri aja ya, kalau enggak salah sekitar 10000 kyaat deh per-hari.
Sesuai janji dengan bapak sopir, kami dijemput sekitar pukul 12 siang, karena masih pada ribet macem-macem terutama para cewek :D. 

Makan Siang Kari Kambing yang Super Duper Enak

Meski belum lama sarapan, tapi gegara nantinya kesulitan mencari tempat makan siang, sama bapak sopirnya disarankan untuk makan siang terlebih dahulu. Akhirnya kami makan siang di warung masakan rumahan di Bagan. Kalau di Indonesia ya seperti warteg gitu yang jual makanan rumahan.
Warung Rumahan di Bagan
Warung Rumahan di Bagan
Ada banyak sekali menu tersedia di warung ini, bahkan beberapa orang dateng ke warung ini cuma untuk beli sayur. Ternyata enggak beda jauh sama yang di Indonesia :D. Ini penampakan orang-orang yang beli sayur aja di warung ini untuk dimakan dirumah bersama keluarga atau mungkin sendiri #eh.
Orang-orang beli sayur di warung
Orang-orang beli sayur di warung
Akhirnya pesanan kami datang dan ternyata buanyak banget yang di keluarkan. Aku penasaran dengan kari kambing yang ditawarkan. Beberapa dari kami mencoba kari kambing dan ternyata rasanya benar-benar tidak mengecewakan!
Aroma kambing yang biasanya apek, sama sekali enggak kerasa. Selain itu kuahnya juga benar-benar nikmat. Serius, ini masakan paling enak yang pernah aku makan selama ada di Myanmar! Catet nih. Kalau kamu mau ke Bagan, wajib nyobain ke warung yang letaknya enggak jauh dari tea center diatas. Sayangnya enggak ada nama warungnya.
Makan Siang di Warung
Makan Siang di Warung
Kami bertujuh menghabiskan uang sebesar 21000 kyaat di warung sederhana ini. Tapi sepertinya worthed deh dengan harga segitu. Tapi ya kurang tahu lagi sih ini termasuk mahal atau murah yak di sana?

Phwa Saw Brick Monastery

Phwa Saw Brick Monastery
Phwa Saw Brick Monastery
Phwa Saw Brick Monastery merupakan candi yang kami kunjungi pertama kalinya, candi yang berwarna emas ini cukup menarik dan instagramable. Selain terdapat candi megah berwarna emas, ada banyak penjual oleh-oleh khas Myanmar di sini.
Sampai sekarang, tempat ini masih digunakan untuk beribadah. Jangan heran kalau terkadang tampak orang sedang berdoa bahkan tidak jarang terlihat monk yang lagi jalan-jalan santai baik sendirian maupun berkelompok.

Ananda Phaya

Lepas dari Phwa Saw Brick Monastery, perjalanan berlanjut ke Candi atau Pagoda Ananda yang cukup terkenal. Berbeda dengan phwa saw brick monastery yang cenderung sepi, kalau Pagoda Ananda ini sudah bener-bener rame. Ada banyak sekali rombongan yang datang ke tempat ini.
Di sepanjang jalan masuk banyak orang yang berjualan. Dalam Pagoda Ananda ini terdapat empat patung budha yang berbeda-beda. Cukup lelah memang ketika mengitari untuk melihat patung-patung ini. Namun meskipun diluar begitu panas, di dalam pagoda ini benar-benar dingin dan sejuk meski banyak orangnya.
Ananda Phaya Temple
Ananda Phaya Temple
Keluar dari Ananda Phaya ini aku langsung memesan segelas es tebu tanpa es batu gegara esnya sudah habis. Minum sari tebu yang benar-benar manis banget. Sayangnya kurang seger tanpa adanya es. Tapi mau gimana lagi, daripada kehausan?

Ada Banyak Candi di Bagan

Candi Candi di Bagan, Myanmar
Candi Candi di Bagan, Myanmar
Ada sekitar 2007 candi di Bagan yang enggak mungkin kami kunjungi semuanya. Bahkan beberapa candi aku lupa nyatet di note yang aku bawa gegara sudah terlalu lelah ketika berjalan keliling. Ada salah satu candi yang saat itu digunakan untuk foto pre-wed juga. Masing-masing candi ada keunikannya sendiri.
Masing-masing candi memiliki keunikan dan arsitektur sendiri. Kalau enggak salah kata bapak sopirnya, setiap candi dulunya dibangun oleh sebuah keluarga. Jadi hampir setiap keluarga memiliki satu candi. Itu yang menyebabkan ada banyak sekali candi di Bagan.

Di salah satu candi kami akan bertemu dengan bocah yang berjualan postcard. Harganya enggak jauh beda sama di yangon. Bahkan kamu bisa menawarnya. Bayar yang wajar aja, yaitu 2000 kyaat untuk 10 postcard.

Bahkan ada sebuah kawasan yang di sterilkan dari pemukiman penduduk. Itu sebabnya di kawasan candi sangat jarang ada rumah penduduk. Karena memang pemukiman di sekitar candi sudah direlokasi keluar dari wilayah yang ditentukan pemerintah setempat.
Jadi bayangin orang-orang demo seperti di Jakarta. Jadi kepikiran, gimana ya proses relokasi para penduduk yang dulu rumahnya ada di sekitar candi? Mungkin lain kali kalau ada kesempatan mau jalan-jalan lagi ke sini buat dapet jawabannya :D.
Bolehlah, kalau bagan ini disebut sebagai kota dua ribu candi, karena faktanya memang ada lebih dari dua ribu candi di kota ini.

Menikmati Sunset di Bagan

Setelah mencoba untuk mengingat nama candi yang kami datangi untuk sunset, akhirnya aku menyerah untuk mengingatnya. Pokoknya ini foto sunset di bagan yang cukup asyik. Kalau menikmati sunset, ada baiknya datang lebih awal biar bisa mendapatkan tempat terbaik. Karena sunset lebih susah nyari spot yang bagus :D.
Menunggu Sunset di Bagan
Menunggu Sunset di Bagan
Semakin sore, semakin banyak yang datang untuk menikmati sunset. Sepertinya tidak ada lagi tempat tersembunyi untuk menikmati sunset di bagan. Setiap sopir punya tempat favoritnya masing-masing yang bakal di rekomendasikan kepada para tamunya.
Berikut penampakan sunset di bagan yang aku nikmati sore itu terjadi sekitar setengah tujuh malam. Jadi jam segitu masih termasuk cukup terang di Myanmar. Kalau di Blitar sih sudah selesai maghrib dan mau isya’
Sunset di Bagan, Myanmar
Sunset di Bagan, Myanmar

Menikmati Malam di Guest House

Sebelum kembali ke penginapan, kami mampir ke toko kelontong untuk belanja jajanan karena malam itu kami enggak akan kemana-mana. Suasana malam di bagan terutama pinggiran dekat penginapan kami seperti desa di Indonesia. Minim penerangan dan sepi.
Sekitar jam 8 malam pergi keluar untuk beli nasi putih dan telur goreng jalanan benar-benar seperti sudah tengah malam. Tak begitu banyak orang yang tampak diluar. Kami menghabiskan malam terakhir di Bagan dengan bercengkrama di depan penginapan sambil menikmati lauk pauk dari Indonesia yang masih banyak.
Sekitar jam 12 kami beranjak untuk tidur, karena keesokan paginya kami harus melanjutkan perjalanan ke Yangon dan melanjutkan terbang ke negara tetangga.

Tips Traveling di Bagan, Myanmar

Kalau kamu mau main-main di bagan, perhatikan beberapa tips dan trik berikut yang bakalan berguna banget buat kamu selama di sana.
  • Booking penginapan jauh-jauh hari sebelum datang ke kota ini. Daripada apes enggak dapat penginapan sama sekali atau dapetnya penginapan mahal banget di luar budget yang sudah disediakan. Lebih baik booking terlebih dahulu. Aku dulu nginep di Ever New Guest House
  • Kalau berkelompok aku saranin sewa taxi aja. Kenanya lebih murah dan dingin selama perjalanan karena ber AC.
  • Bagan merupakan kota yang bener-bener panas, saranku bawa Masker, Kacamata dan Topi. Kalau perlu bawa payung sekalian sunblock yak! Tisu basah juga akan sangat membantumu.
  • Bawa minum kemana-mana supaya enggak bingung tempat cari minum, karena kalau udah masuk di pagodanya enggak ada yang jualan sama sekali.
  • Pakai sandal aja selama keliling di Bagan, karena kamu perlu melepasnya berulang kali setiap mau masuk ke candi / pagoda. Jadi di dalam itu nyeker.
  • Kalau mau ke banyak spot, jangan cuma sehari, karena itu bener-bener kurang. Ada banyak candi yang bisa dikunjungi.
  • Kalau kamu muslim, ada baiknya bawa makanan dari Indonesia yang bisa tahan lama seperti sambel goreng kentang, tempe, abon dan sejenisnya. Karena susah untuk menemukan tempat makan halal di kota ini.
Kurang lebih itu aja sih tips singkatnya, nanti kalau ada lagi bakalan aku share juga tips lanjutannya.

Tags:

Share:

Related Post

Leave a Comment