Daratan di Tengah Sungai itu Disebut Pulau Kembang

panduaji

0 Comment

Link
Hari terakhir di Banjar sebenernya udah males mau kemana-mana, tapi masa iya seharian aja di rumah? Akhirnya kami berdua pun memutuskan untuk ke Banjarmasin dan main-main ke pulau kembang. Awalnya aku pikir, pulau kembang itu ada di laut, ternyata pulau kembang adalah sebuah pulau di tengah sungai! Ini membuatku jadi penasaran, karena aku belum pernah pergi ke pulau yang terletak di tengah sungai.

Dari Banjarbaru membutuhkan waktu sekitar 1 jam lebih dikit menuju dermaga klotok Belitung. Sebuah daerah yang tidak terlalu asing dengan Kak Farida, karena masa kecilnya pernah tinggal di Banjarmasin.

Karena berhubungan dengan warga lokal, Kak Farida maju untuk tawar menawar. Awalnya sih dikasih harga 150 ribu untuk antar jemput ke Pulau Kembang yang sebenernya enggak terlalu jauh. Setelah mengeluarkan logat dan bahasa banjarnya, akhirnya kami dapat harga 125 ribu :D. Emang enak kan kalau ada ‘orang dalem’ ?

Pulau Kembang, Pulaunya Para Monyet

Naik Kelotok ke Pulau Kembangan
Naik Kelotok ke Pulau Kembangan
Perjalanan menuju pulau kembang naik klotok atau perahu nelayan tidak membutuhkan waktu yang lama. Mungkin sekitar 10 – 15 menit saja. Di klotok ini lah aku melihat bagaimana luasnya sungai Barito. Kapal-kapal tanker, tongkang dan pengankut batu bara yang dulu pernah aku lihat di ketika mendekati pelabuhan gresik sepulang jalan jalan ke bawean bisa begitu mudahnya lewat sungai Barito. Sekali lagi, ini sungai! Berarti sungainya bener-bener gede dan dalem.
Bapak Pengemudi Klotok
Bapak Pengemudi Klotok
Kalau di bahasa jawa, Kembang itu berarti bunga. Tapi karena ini sedang di Borneo, sepertinya tidak ada hubungannya kembang dengan bunga. Aku juga kurang tahu kenapa disebut pulau kembang. Selama perjalanan menuju pulau ini, tampak burung yang terbang dengan sayap yang lebar (sepertinya sih burung elang). Sebuah pemandangan yang cukup langka menurutku.
Sesampainya di Pulau Kembang, Bapak kelotoknya meninggalkan kami agak ketengah karena kalau bersandar di dermaga, takutnya di naiki oleh monyet-monyet penunggu pulau kembang.
Selamat Datang di Pulau Kembang
Selamat Datang di Pulau Kembang
Aku saranin sih bawa bekal sendiri ketika main ke sini. Entah berupa kacang atau apalah buat modal foto-foto sama monyet. Karena yang dijual warga bisa dibilang cukup mahal lho. Untuk yang takut keliling pulau ini bisa meminta tolong ke warga yang menawarkan jasa guiding. Waktu itu sih, bayar seikhlasnya. Karena kak Farida takut :D.
Cukup tawarkan kacang, maka para monyet akan mengerubungimu. Jangan takut dan panik. Tapi ya harus waspada jangan sampai para monyet mengendalikan semua stok makananmu. Atau merebut barang-barangmu. 
Kak Farida dengan Monyet di Pulau Kembangan
Kak Farida dengan Monyet di Pulau Kembang
Pulau kembang ini ditanami memiliki luas sekitar 60 ha, tapi pengunjung wisata tidak bisa mengelilingi semuanya. Karena hanya ada sedikit jalan ditengah-tengah hutan mangrove yang ditinggali oleh para monyet. Mungkin satu jam sudah cukup lama dihabiskan di pulau ini. Waspada kalau keliling pulau ini, karena kadang monyet itu ada di dahan dan bisa kencing maupun buang air besar sewaktu-waktu. Kemarin kami nyaris jadi korban, hanya beberapa meter dari kami monyet buang hajat. Kami menyaksikan bagaimana monyet begitu menikmati setiap prosesnya 😀 . Buset dah.
Monyet di Pulau Kembang
Monyet di Pulau Kembang

Setelah cukup lelah berkeliling pulau kembang, kami tidak ada tujuan lain selain pulang ke Banjarbaru. Dari pulau kembang kami pulang ke Banjarbaru dan beristirahat karena kami besok pulang pukul sekitar jam 7 pagi.

Malam hari kami cuma main ke rumah teman kak Yessi yang berjualan kain sasirangan khas Banjar dan menikmati kulinre indomie yang dipadukan dengan pempek di depan Museum Lambung Mangkurat :D. Karena siang enggak kepikiran buat cari oleh-oleh, malamnya agak bingung keliling dan akhirnya tidak dapat oleh-oleh apapun selain kain sasirangan

Sampai Jumpa (Lagi) Borneo

Keesokan paginya aku dan Kak Farida berangkat ke Bandara jam empat waktu setempat dan menunggu ‘taksi’ di depan Pasar Kemuning Banjarbaru dan diantar sampai masuk Bandara dengan biaya 20 ribu per orang. 
Kami terbang dari Banjarmasin sekitar pukul 07.45 menuju Surabaya. Aku dan kak Farida berspisah di Juanda, karena aku naik Gojek dulu mampir ke rumah saudara sedangkan kak Farida langsung pulang naik Travel 😀

Tags:

Share:

Related Post

Leave a Comment