Nyobain Tour Wisata Bromo Start dari Malang

panduaji

0 Comment

Link
Bromo Start Malang

Liburan ke Gunung Bromo sudah pernah aku lakoni sebanyak tiga kali, yang pertama ketika aku lulus SMK dan melakukan touring untuk pertama kalinya start dari Surabaya via Nongkojajar. Kedua aku lakukan sekitar dua tahun lalu, start dari Surabaya via Probolinggo dan yang ketiga baru aku lakukan beberapa waktu lalu start dari Malang. Tulisan kali ini, aku mau sedikit berbagi cerita tentang tour Bromo yang start dari Malang.

Aku mau nyoba buat nulis agak panjang, mulai dari persiapan, destinasi wisata di sekitar bromo yang bisa disinggahi dan info-info lain. Jadi pastikan untuk membaca dengan teliti dan detail yak!

Contents

    Persiapan Liburan ke Gunung Bromo

    Gunung Bromo memiliki ketinggian sekitar 2.329 mdpl yang menjadi favorit para pengejar sunrise. Memang nggak bisa dipungkiri kalau sunrise di Bromo itu benar-benar menakjubkan! Beberapa kali ke sana pun enggak pernah bosen untuk menikmati sunrise-nya. Namun ada harga yang harus dibayar untuk menikmati selain tiket masuk, yaitu adalah udara yang dingin di ketinggian.
    Ada baiknya sebelum berangkat ke Bromo kamu cek dulu perkiraan cuaca dan suhu udara di daerah Bromo. Sehingga bisa mempersiapakn diri. Kalau kamu datang di awal musim kemarau yang juga seringkali disebut musim bediding, persiapannya harus ekstra karena dinginnya nggak ketulungan.
    Coba deh baca persiapan liburan musim dingin ke Jepang yang udah pernah aku tulis. Jadi kalau datang ke Bromo di awal musim kemarau kamu kudu bawa sarung tangan, celana tebel, sepatu, kaos kaki, syal, kupluk. Pokoknya peralatan yang bikin kamu anget. Jangan sampai kedinginan dan mengalami hipotermia yang mengakibatkan kamu sakit nggak bisa menikmati keindahan sunrise di Bromo.
    Jujur, suhu udara selama musim bediding di Bromo sama dengan suhu udara ketika musim dingin di Tokyo, Jepang. Apalagi kalau anginnya bertiup kencang. Bikin jari kaku. Pertengahan Agustus kemarin waktu ke Bromo suhu udara ketika sunrise sekitar 6 derajat celsius! Dingin banget cuy!

    Tour ke Bromo via Malang Nongkojajar

     Pos tiket ke Bromo
    Pos tiket ke Bromo
    Perjalanan ke Bromo kali ini via Malang dibayarin sama Kak Elish :D, salah seorang kenalan ketika Rafting Bambu di Loksado. Mana bisa aku nolak ajakan main gratis tanpa syarat yang ditawarkan olehnya. Karena kebetulan Kak Elish ini lagi liburan ke Jawa. Daripada perjalanannya sepi cuma bertiga sedangkan jeep muat untuk berlima, akhirnya aku pun diajak. Selain biar ada yang cowok, juga biar ada yang disuruh motoin :D.
    Perjalanan dari Malang ke Bromo setauku bisa lewat dua jalur, yaitu via Tumpang dan Nongkojajar. Tarif jeep untuk perjalanan Bromo via Malang sekitar 1.5 jutaan sudah include dengan HTM masuk Bromo. Biasanya tour ini start dari Malang dan naik ke Bromo via Nongkojajar, sedangkan pulangnya via Tumpang.
    Dengan biaya segitu bisa buat berlima, dan tinggal nambah uang untuk sarapan di kaldera Bromo. Nggak terlalu mahal bukan?
    Perjalanan dari Bromo menuju ke Penanjakan 1 via Nongkojajar mengingatkanku dengan perlajanan touring pertama naik motor ke Bromo pada tahun 2010 lalu bersama teman-teman SMK bersepuluh dengan 5 motor tanpa ada yang tau jalan ke Bromo. Jaman dulu belum ada Google Maps cuy! HP aja masih pakai Sony Ericsson G502. haha
    Lama perjalanan dari Malang ke Penanjakan 1 ini sekitar 2.5 jam. Nggak tau aku mau cerita apa, karena rute yang dilewati gelap gulita dengan kondisi jalan yang juga jelek karena bukan jalur utama yang lewat Purwodadi seperti yang pernah aku lalui dulu. 
    Sesampainya di penanjakan 1, ternyata sudah ada puluhan bahkan mungkin ratusn Jeep lain yang mengantri, akhirnya kami perlu jalan agak jauh untuk mencapai penanjakan ini.
     Para pedagang di Penanjakan 1
    Para pedagang di Penanjakan 1

    Buat yang sudah mulai merasa kedinginan, ada baiknya beli sarung tangan / kupluk / syal / kaos kaki atau bahkan sewa jaket. Supaya bisa menikmati sunrise tanpa merasa kesakitan karena dinginya menusuk kulit. Kemarin aku aja beli kaos kaki karena lupa memprediksi musim bediding, daripada ngerepotin orang lain.

     Tempat sholat di Penanjakan 1
    Tempat sholat di Penanjakan 1

    Sebelum menikmati sunrise, bisa sholat subuh dulu di Mushola bawah atau atas. Lebih baik punya wudhu sebelum berangkat biar nggak perlu wudhu dengan air yang dinginnya seperti air kulkas.

    Jam setengah 5 orang-orang sudah standby di sunrise view. Ada ribuan orang yang memadatinya berebut mendapatkan tempat terbaik untuk melihat sunrise. Padahal mungkin sama-sama nggak tau dimana sunrise yang bagus, kecuali mereka yang sudah pernah ke sana.

    Menikmati Sunrise di Penanjakan 1 Bromo

     Menunggu matahari terbit di Bromo
    Menunggu matahari terbit di Bromo
    Sekitar jam setengah lima lebih, berkas cahaya kekuningan sudah mulai tampak di ufuk timur. Orang-orang pun berebut mengarahkan kamera ke arah tersebut dan mulai mengambil gambar. Aku ingat kata dosenku, asal njepret pun di Bromo bakalan bagus karena emang lighting natural di Bromo pun bener-bener cakep.
    Foto Sunrise di Bromo
    Keindahan Sunrise di Bromo

    Dari banyak orang yang sedang mengabadikan keindahan pagi Bromo dengan gadgetnya, aku juga melihat beberapa wisatawan mancanegara yang duduk termenung melihat matahari terbit tanpa memegang handphone maupun kamera. Aku lihat dia begitu menikmati moment dimana matahari kemudian menyinari Bromo ini.

    Aku pun berusaha untuk menikmati pagi itu, mengkesampingkan kamera dan mencoba meresapi setiap kehangatan yang terpancar dari mentari pagi. Hangatnya mentari pagi benar-benar bikin ketagihan. Inilah yang membuatku nggak bosan untuk datang ke Bromo meski sudah tiga kali. 
     Foto Gunung Bromo  di Pagi Hari
    Foto Gunung Bromo  di Pagi Hari

    Setelah cahaya sudah cukup terang, aku baru sadar kehilangan rombongan tiga gadis yang bersamaku. Cukup susah untuk mencarinya diantara ribuan orang yang memadati penanjakan pagi itu. Setelah mencoba telpon ternyata mereka sedang berusaha mencari spot tersembunyi untuk foto-foto. Akhirnya pun aku ladeni buat ambil foto di tempat yang mereka inginkan, dan begini penampakannya.

     Spot tersembunyi di Bromo
    Spot tersembunyi di Bromo

    Sebuah pemandangan yang nggak tampak seperti Bromo. Namun biar afdol kita memang harus mengambil foto dengan latar belakang Bromo juga kan. Apalagi untuk yang baru pertama kali ke Bromo!

    Setelah cukup puas menikmati pagi di Penanjakan 1, kami pun turun menuju ke Jeep yang kami tumpangi untuk melanjutkan perjalanan ke Kaldera Gunung Bromo yang super duper luas dan didominasi oleh lautan pasir. Kondisi jalan juga sudah cukup baik dengan dominasi aspal yang terkadang agak berlubang.
     Jalan menuju Kawah Bromo
    Jalan menuju Kawah Bromo
    Untuk yang mau nekat naik Bromo dengan naik motor, matic pula mending diurungkan. Apalagi kalau boncengan, mending nggak usah. Kecuali kalau sendirian itu masih masuk akal, kalau boncengan sama artinya dengan cari susah sih. Keselamatanmu itu harganya jauh lebih mahal dibandingkan naik jeep. Serius!

    Lembah Widodaren

    Setelah melewati jalur berliku nan menurun, akhirnya kami tiba di kaldera Gunung Bromo yang berukuran kurang lebih 10km persegi. Cukup luas kan? Dari jalan utama yang didominasi pasir kami ambil jalur kanan untuk mencapai ke Lembah Widodaren. Lembah ini memiliki pemandangan unik yaitu pemandangan Gunung Widodaren dengan tebing garis bekas eskavator raksasa.

    Lembah Widodaren Bromo
    Foto bersama badai pasir di lembah widodaren

    Sayangnya informasi ini aku ketahui melihat peta gunung widodaren, sehingga foto yang diambil di lereng gunung widodaren ini malah menggunakan latar belakang jalan ke penanjakan, bukan lereng gunung widodaren. Jadi kurang afdol apabila menamakannya lembah widodaren.

    Untuk bisa mengambil foto bagus di sini butuh faktor keberuntungan ya, karena selain badai pasir lokal yang super duper mengganggu pernafasan, pasir yang beterbangan mempengaruhi kualitas foto serta kondisi kamera. Kalau lagi badai pasir, aku saranin gunakan Go Pro atau kamera hape saja. Karena sayang kamera mirrorless maupun DSLR jika terkena pasir yang beterbangan.  

    Kawah Bromo

    Karena badai pasir di lembah Widodaren tak kunjung usai, setelah berhasil mendapatkan foto sekenanya kami pun melipir menuju ke kawah Gunung Bromo yang menjadi destinasi wajib ketika datang ke gunung bromo.

     Warung Tenda di Kaldera Bromo
    Warung Tenda di Kaldera Bromo

    Sekarang parkiran kendaraan berada agak jauh dari kawah karena terdapat seismograf yang berfungsi untuk memantau aktivitas Gunung Bromo yang masih aktif. Seismograf cukup sensitif dengan getaran, beton-beton ini ditanam agak jauh untuk memastikan bahwa getaran-getaran yang tercatat di seismograf ini bukan karena ada jeep yang lewat tetapi benar-benar karena aktivitas Gunung Bromo. Dengan begitu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi bisa terus memantau aktivitas gunung tanpa terganggu ratusan jeep yang mondar mandir setiap harinya, selain itu juga bisa memperingatkan apabila gunung berbahaya ketika dikunjungi.

    Sesampainya di parkiran jeep, ternyata kawah gunung bromo tampak cukup jauh sekali sehingga membuat tiga gadis yang belum pernah ke Bromo urung untuk naik ke kawah dan memilih untuk menikmati seporsi rawon di deretan tenda pedagang pakiran jeep bromo. Daripada naik sendirian, memnding ikutan sarapan Nasi Rawon yang dibandrol dengan harga Rp. 15.000

     Sarapan nasi rawon di Bromo murah meriah
    Sarapan nasi rawon di Bromo

    Setelah para gadis puas mengambil foto di sekitaran parkiran jeep, perjalanan pun berlanjut ke spot selanjutnya yaitu pasir berbisik yang berada sekitar 3km sebelah timur parkiran jeep kawah bromo.

    Pasir Berbisik Bromo

    Ribuan Bendera Merah Putih di Bromo
    Ribuan Bendera Merah Putih di Bromo
    Belum sampai di spot pasir berbisik bromo, tampak ribuan bendera merah putih dikibarkan di sepanjang pembatas beton di kawasan Bromo. Tampak wow banget! Bendera ini dikibarkan karena mepet sama acara agustusan, karena aku datang pas tanggal 16 Agustus. Berikut penampakannya.
    Nyobain Tour Wisata Bromo Start dari Malang 1
    Pasir Berbisik Bromo

    Aku sempat tertidur sejenak ketika naik jeep dari pemberhentian terakhir untuk mengambil foto bendera menuju kawasan pasir berbisik. Ketika bangun, ternyata seisi jeep sudah keluar dan menyaksikan kawasan pasir berbisik yang jaraknya tak begitu jauh dari jeep diparkir sambil foto-foto. Tampak dari jauh pasir beterbangan menari bersama angin degan latar belakang tebing nan kokoh dan birunya langit tak berawan.

    Bukit Teletubbies

    Sembari pulang, perjalanan terus ke barat. Tampak dari kejauhan ada toilet di Bukit Teletubbies yang  gersang. Sekarang memang sedang musim kemarau, sehingga pemandangan hijau akan sangat sulit untuk didapatkan. Sehingga kami skip untuk melanjutkan ke spot selanjutnya. 
    Dapat bocoran sih, kalau mau menikmati bromo dengan cuaca nan cerah dan pemandangan hijau silakan datang antara bulan Maret – Mei. Pemandangan hijau akan bisa dengan mudah dinikmati, apes gak dapat sunrise pun minimalis. Kalau datang antara Juni – September, benar cuaca dominasi cerah namun konsekuensinya, rerumputan di kaldera bromo sudah mulai kering. Sedangkan November ke Februari akan di dominasi hujan. Ketika sampai bromo tetapi hujan, berarti kamu sedang apes.

    Watu Gede

     Pemandangan dari Watugede Bromo
    Pemandangan dari Watugede
    Setelah skip Bukit Teletubies, kami tiba di Watu Gede! Watu gede adalah petilasan dari Ki Panca yang merupakan cucu dari Mbah Klinting, seorang cantrik / pengikut Joko Seger dan Roro Anteng. Buat yang dulu koleksi komik susu Dancow tentang suku Tengger bakalan ngerti nih. 
    Sampai saat ini watu ge de pun masih dirawat dan dijaga sebagai tempat keramat dan masih sering juga diberi sesajen utama berupa dupa, kemenya dan rokok klobot (dibungkus kulit jagung)
     Pemandangan Watu Gede Bromo
    Pemandangan Watu Gede Bromo

    Pemandangan dari Watu Gede ini cukup bagus karena lokasinya lebih tinggi dibandingkan spot lain di kaldera Bromo. Dari titik ini pun kita sebenernya masih bisa melihat pemandangan perbukitan ala bukit teletubbies. Bakalan cakep kalau datang di musim penghujan ketika rerumputannya hijau.

    Perjalanan via Tumpang ke Malang

     Bromo via Tumpang Malang
    Pemandangan Bromo via Tumpang Malang
    Perjalanan dilanjutkan dari Bromo menuju Malang via Tumpang. Jadi ceritanya kita berangkat lewat utara dan pulang lewat selatan. Perjalanan via tumpang ini memiliki pemandangan khas nan unik, perkebunan vertikal di kanan – kiri jalan membuat takjub diri. Kok bisa ya mereka bertani di tanah vertikal macam itu. Bayangin capeknya naik turun buat nanam dan manen aja bisa bikin perut cepet kurus. 
    Selain itu juga terdapat jalanan sempit nan susah dan berliku. Jam terbang memang diuji di rute macam ini. Alangkah baiknya kalau belum terbiasa dengan rute ini lewat ketika kondisi terang. Karena jalur ini bisa dibilang cukup rawan meski aspal relatif bagus.
    Tak lama menikmati keindahan perkebunan sayur yang didominasi kentang dalam ladang vertikal, aku pun terlelap kelelahan setelah dua hari perjalanan tanpa benar-benar bisa tidur nyenyak. Ketika bangun ternyata sudah sampai di Malang. Sekitar dua setengah jam perjalanan dari Bromo.

    Paket Tour ke Bromo Murah Start Malang

    Kalau para pembaca blog ini tertarik untuk main ke Bromo, aku bekerjasama dengan teman menyediakan paket wisata ke Bromo. Bukan berupa open trip, tetapi lebih ke private trip sesuai dengan kebutuhan teman-teman. Akan lebih murah apabila berangkat berenam, tapi kalau mau berangkat sendiri mending ikut open trip saja. Mungkin kedepannya bakalan ada open trip ke Bromo. 
    Sebelum membahas gono gini, ada beberapa pertimbangan kenapa lebih baik menggunakan jeep untuk menikmati keindahan Bromo. Meskipun aku sendiri sebenernya lebih suka naik motor, namun pertimbangan utama untuk menggunakan paket tour ini adalah  Mengurangi rasa lelah! Perjalanan ke Malang sudah cukup melelahkan, apalagi harus ditambah dengan menuju Bromo yang jalannya ya seperti itu. Untuk anak-anak muda berjiwa mungkin nggak ada masalah, tapi kalau udah agak berumur dan punya tanggung jawab kerjaan di sela-sela liburan singkat akan lebih enak kalau menggunakan tour macam gini.

    Harga Paket Trip ke Bromo

    Untuk paket trip yang aku sediakan itu Rp. 1.200.000 sekali jalan dengan fasilitas sebagai berikut
    • Penjemputan di Kota Malang
    • Jeep PP ke Bromo (Driver, BBM, Parkir include)
    • HTM Masuk bromo
    • Sunrise view bukit cinta, kawah, pasir berbisik, bukit teletubbies dan destinasi lain (kondisional)
    • Welcome snack and minum
    Harga tersebut bisa untuk 6 orang, kalau berangkat berenam berarti per orangnya 200rb, sedangkan kalau berangkat bertiga per orang 300rb dan seterusnya.
    Jika tertarik bisa hubungi aku di whatsapp : + 62 856 324 6336 (no call)

    mbtTOC();

    Tags:

    Share:

    Related Post

    Leave a Comment