Saya memilih naik Singapore Airline (SQ) ke Belanda karena ada penerbangan dari Surabaya. Ini pengalaman pertama saya terbang bareng anak – istri ke luar negeri.
Kalau biasanya saya bepergian naik low cost carrier, kali ini saya coba pesawat full service karena membawa bayi! Ini pengalaman pertama terbang bersama bayi, kenyamanan jadi salah satu prioritas saya. Karena agenda saya di Belanda yang cukup padat, membuatnya tidak rewel jadi prioritas utama.
Pada kesempatan ini saya mau berbagi pengalaman saya terbang naik SQ dengan rute SUB – SIN – AMS dan AMS – SIN – SUB.
Pembelian Tiket SQ
Kamu bisa beli tiket SQ dari berbagai OTA seperti Tiket.com, Traveloka, maupun Agoda. Saya memutuskan untuk membeli tiket melalui web resmi SQ. Pada jadwal penerbangan saya, harga di website resmilah yang paling murah.
Saya memilih Fare Economy Lite karena harganya paling murah, dengan risiko tiket tidak bisa dibatalkan maupun reschedule. Saya memesan tiket PP dengan rute SUB – SIN – AMS PP karena tarifnya lebih murah.
Pemesanan saya lakukan sekitar 3 bulan sebelum penerbangan, sekitar bulan Agustus untuk penerbangan November. Dua tiket dewasa dan 1 bassinet untuk bayi.
Dengan tarif paling murah pun, setiap penumpang dapat bagasi 25kg, apalagi dengan connecting flight kaya gini saya nggak perlu ambil bagasi saat transit di Singapura. Bagasi akan langsung ikut terbang ke bandara tujuan terakhir. Selama transit bisa santai tanpa harus ribet sama bagasi.
Pengalaman tidak enak yang saya rasakan saat naik SQ cuma satu. Penerbangan dari AMS – SIN saya tidak kebagian bassinet, padahal saat melakukan pemesanan saya masih bisa memesan bassinet. Memang saat itu banyak penumpang bayi, tapi bukannya yang sudah memesan dulu bisa mendapatkan prioritas ya?
Penerbangan dari Surabaya ke Singapura ada dua, yaitu Scoot dan SQ. Dengan harga yang sama, tentu saya memilih SQ dibandingkan Scoot. Pengen menikmati maskapai full service dengan paripurna :))
Wifi OnBoard
Singapore Airline memiliki fasilitas wifi onboard yang bisa dimanfaatkan. Saya sendiri termasuk penggunanya, terutama untuk penerbangan jarak jauh dari SIN – AMS dan AMS – SIN.
Meski ada wifi onboard yang bisa buat chat sesekali, tetapi lebih banyak susah koneknya, sehingga saya jarang menggunakannya. Kadang sebel sendiri. Apa karena banyak yang pakai jadi susah ya?
Yang jelas jangan berharap untuk menggunakannya bermain media sosial, karena memang sudah diperingatkan bahwa nggak bisa jek.
Penerbangan dari SUB ke SIN
Penerbangan SQ dari SUB menuju ke SIN berada di Bandara Juanda Terminal 2. Saya datang ke counter check in dengan dokumen
- Paspor
- Visa Schengen (sudah ditempel di paspor)
- Print tiket (nggak harus, tapi dalam perjalanan seperti ini saya lebih suka membawa dalam bentuk print)
Saya mendapatkan dua tiket langsung untuk penerbangan dari Surabaya ke Singapura dan dari Singapura ke Amsterdam.
Koper diserahkan di counter check in untuk masuk ke bagasi dan akan saya ambil di tujuan akhir. Meski saya transit di Singapura, nggak ada barang di koper yang saya butuhkan.
Pagi itu saya naik Airbus 350-900, dengan jadwal terbang sekitar 10.15 pagi dan akan transit di Singapore sekitar 10 jam. Kok lama?
Saya sengaja memilih transit yang lama agar bisa jalan-jalan keliling Bandara Changi dan membuat Si Kecil capek dulu. Dengan begitu, saat penerbangan dari SIN ke AMS, dia ada di jam tidur dan kondisi lelah sehingga bisa istirahat lebih lama.
Ini pengalaman pertama saya terbang jarak jauh bersama bayi, sehingga masih parno aja. Untuk itu saya sengaja ambil jarak agak lama agar bayi bisa beradaptasi.
Sebelum lepas landas, Si Kecil mendapatkan souvenir dari SQ berupa mainan semacam buku kain dengan karakter disney. Senang bukan main dia. Pengalaman pertama naik pesawat, dapat mainan baru.
Belum lama lepas landas, makan siang sudah disajikan. Kami diberi dua opsi menu makan siang yaitu Beef Goulash Soup dan Bakmi Goreng Ayam.
Saat menulis ini saya sudah lupa rasanya, tetapi nggak ada yang gagal kok. Porsi tampak sedikit tapi benar-benar kenyang.
Si Kecil tidak rewel sama sekali selama penerbangan dari Surabaya menuju ke Singapore dengan Singapore Airlines. Dia tampak excited dengan pemandangan di luar jendela pesawat untuk pertama kalinya..
Penerbangan dari SIN ke AMS
Penerbangan ini dimulai dengan hal yang kurang menyenangkan dari salah satu petugas imigrasi yang melakukan pemeriksaan paspor. Dengan logat singlish dan tatapan nggak enak bertanya tentang visa.
Padahal dia sudah memegang paspor dan boarding pas kami sekeluarga. Saya infokan kalau sudah di dalam, dia mengulangi dengan nada lebih tinggi dan kurang enak. Saya bilang kalau ada di paspor. Kemudian dia baru buka paspor dan mengijinkan saya lewat.
Mungkin dia sedang lelah.
Penerbangan dari Singapore ke AMS berangkat lewat tengah malam. Saya sudah berada dalam pesawat sekitar pukul 23.30. Mungkin karena antrian runway panjang, pesawat baru terbang sekitar pukul 00.35.
Satu jam antri nunggu pesawat dapat giliran terbang, berasa nungguin bus Malang – Blitar yang masih ngetem lagdi di depan terminal arjosari.
Selama penerbangan yang menempuh jarak lebih dari 10.000 km dengan durasi sekitar 13 jam ini, kami mendapatkan dua kali makan. Sekitar pukul 2 pagi waktu Singapore dan sekitar pukul 12 siang waktu Singapore (yang masih malam juga di dalam pesawat).
Saya ingat menu yang ada udangnya itu beneran enak. Sedangkan saya kurang suka dengan menu jus buahnya.
Selama perjalanan, saya hampir tidak pernah melihat matahari sama sekali karena perjalanan ke barat sama dengan kita mengejar malam
AVOD berjalan cukup baik, hanya saya harus pilih pilih film yang cocok karena saya sedang bersama bayi yang berumur kurang dari dua tahun. Berakhir nonton film Finding Nemo yang sangat aman buat bayi.
Selain menonton film, kita bisa lihat visualisasi lokasi pesawat. Dari situ saya sadar bahwa India dan Timur Tengah itu sangat luas! Saya tidur dan bangun pun belum bisa melewati negara tersebut.
Si Kecil bisa tidur dengan nyenyak di bassinet meski sempat beberapa kali harus dipangku karena mengalami turbulensi. Beruntungnya, dia tidak rewel selama di perjalanan. Rewelnya bayi, dia bosan dan ingin jalan jalan sama digendong.
Jadi selama penerbangan dari Singapura ke Amsterdam memang cuma makan tidur aja :))
Penerbangan dari AMS – SIN
Penerbangan dari Amsterdam menuju Singapura sudah tidak setegang penerbangan pertama, kami sudah lebih siap dengan penerbangan ini. Meski berangkat pagi dari AMS, Si Kecil tidak rewel sama sekali. Pesawat yang digunakan untuk rute ini Airbus A350-900.
Enaknya bawa anak bayi tuh, kita dapat prioritas untuk masuk duluan. Selain itu, stroller juga bisa dibawa sampai depan pintu pesawat. Nanti ada petugas yang menyiapkan tas untuk menyimpan stroller.
Ketika ketika turun dari pesawat, saya bisa ambil stroller di depan pintu pesawat dan menggunakannya lagi. Kami terbang dari AMS sekitar pukul 10.30 pagi waktu setempat.
Saya sebal dengan penerbangan ini karena tidak mendapatkan bassinet. Padahal ketika booking tiket, cuma ada satu tempat yang menggunakan bassinet. Harusnya saya sudah pesan dulu dapat prioritas dulu, atau mungkin nggak gitu prosedurnya. Saya kurang tahu.
Oh iya, ini penampakan makan siang dan makan malam ketika penerbangan dari Amsterdam ke Singapura. Menu makan malamnya sampai sekarang saya masih inget kalau itu enak beneran enak. Tapi gak tau apa namanya :))
Kebetulan waktu pulang, saya barengan dengan banyak orang Indonesia, gegara itu pun saya jadi tahu kalau ternyata bisa minta mie selama penerbangan. GRATIS! Jadi kalau lapar tinggal ke galley dan minta pramugari / pramugara mie instant kaya pop mi.
Pelayanan pramugaranya sangat baik dan ramah sekali, sedangkan pramugarinya malah agak jutek ketika istri saya minta datang meminta mie kuah.
Sesampainya di Changi Airport kami bisa ambil stroller di depan pintu pesawat dan langsung menggunakannya untuk mengejar penerbangan selanjutnya. Jaraknya cukup jauh, harus pindah terminal dengan waktu yang cuma 2 jam berasa bener mepetnya dengan boarding.
Penerbangan SIN – SUB
Penerbangan dari Singapura ke Surabaya berjalan dengan lancar dan baik tanpa ada halangan apapun. Tetap dapat makan satu kali yang lumayan juga buat mengganjal perut.
Sungguh recomended pakai SQ untuk penerbangan jarak jauh, saya cukup puas apalagi ada penerbangan dari Surabaya. Malas sekali harus berangkat ke Jakarta dulu.

