panduaji

Kategori: Uncategorized

Profil Hijau di Jejaring Sosial

Diperbarui:

Sebagai bagian dari komitmen kami terhadap transparansi, beberapa link di situs kami adalah link afiliasi. Artinya, tanpa biaya tambahan untuk Anda, kami mungkin mendapatkan komisi jika Anda memutuskan untuk melakukan pembelian melalui link tersebut. Komisi ini membantu kami membiayai keberlangsungan blog ini.

Beberapa hari belakangan mungkin banyak yang bertanya-tanya ada apa sebenarnya di jejaring sosial? Mungkin ada beberapa teman yang menggunakan warna hijau polos sebagai profile picture, ada juga yang menggunakan gradiasi hijau. Pokoknya di dominasi warna hijau. Sebenarnya ini tidak hanya di jejaring sosial, namun kebanyakan merupakan pengguna internet yang bergerak di bidang multimedia seperti animasi, game, visual effect, painter dan sebagainya.

Ada beberapa yang berfikir bahwa mereka bonek :D, ada juga yang dengar isu bahwa studio pembuat film bioskop bangkrut dan masih banyak opini yang bertebaran di internet. Sekarang saya mau nambah posting opini yang mungkin makin bikin pusing karena ternyata tidak ada hubungannya dengan bonek :D.

Mereka yang menggunakan profile picture warna hijau sedang mengikuti aksi VFX Solidarity International, sebuah gerakan solidaritas untuk dunia visual effect. Untuk lebih lanjutnya bisa langsung gabung di facebook. Tujuan gerakan ini adalah mempersatukan pekerja professional di bidang visual efek dan pelaku seni digital (digital artist) untuk meluapkan keluh kesah standar bisnis industri dan prakteknya terutama di bidang visual efek.

Berawal dengan bangkrutnya Rhytm & Hues Studio, salah satu studio visual effect (vfx) yang cukup mumpuni dalam menggarap film-film besar seperti yang baru saja meraih piala oscar Life of Pi. Setelah beberapa waktu lalu Digital Domain yang merupakan salah satu studio visual efek besar juga bangkrut. Keuntungan bekerja di studio visual efek memang tidak besar, sehingga studio besar pun bisa kandas meski pekerjaan terus mengalir bahkan bisa dibilang sukses. Mungkin itu yang mendasari terjadinya aksi solidaritas ini.

Menurut saya, faktor utama dari meletusnya gerakan ini bukanlah keuntungan yang sedikit di dunia visual efek. Tetapi sebuah ucapan dari Ang Lee, yang memenangkan Best Director dari film Life of Pi, “I would like it to be cheaper and not a tough business”. Yang artinya kurang lebih “Saya ingin menjadi lebih murah dan bukan bisnis yang sulit”.

img by Cliff Boule

Ucapan dari Ang tersebut membuat berang banyak anggota komunitas visual effect, sehingga komunitas visual efek menulis surat terbuka untuk Ang pada sebuah blog. Dalam surat itu dia menjelaskan kenapa visual effect begitu rumit dan membutuhkan biaya yang besar.

Menurut saya, pernyataan tersebut memang kurang pantas untuk diucapkan. Seolah-olah ia tidak menghargai apa yang sudah dikerjakan oleh para visual effect artist. Sehingga isu sedikitnya keuntungan dari margin diangkat supaya mereka bisa mendapatkan hasil yang layak atas apa yang mereka kerjakan. Masa studio yang menghasilkan karya juara di Oscar sampai bangkrut? Tolong koreksi saya jika ada informasi yang salah dalam tulisan ini.

Ada sebuah blog di tumblr yang menampilkan foto-foto film Blockbuster sebelum mendapat sentuhan visual efek. Sepertinya blog ini memang dibuat untuk menujukkan bahwa film blockbuster membutuhkan sentuhan visual efek untuk dapat dinikmati.

Oh iya, kelupaan. Judul blognya Before VFX. Coba bayangkan bagaimana dunia film tanpa visual efek?

the avenger
the avenger
twilight
twilight
Harry Potter
Harry Potter
Shopee Lovember

Leave a Comment