Rafting Bambu di Loksado

Rafting Bambu di Loksado : Bertualang dengan Rakit Bambu di Sungai Amandit

User avatar placeholder
Written by panduaji

May 24, 2025

Rafting Bambu di Lokasdo menyusuri sungai amandit jadi salah satu alasan saya pergi ke Loksado

Sekitar pukul 23.00 ketika kami sampai di Loksado dan langsung menuju rumah ke Kak Ratna. Rumah panggung yang terbuat dari kayu seutuhnya tanpa ada adukan semen.

Obrolan malam itu antara Kak Farida, Kak Elis dan Kak Ratna membuatku ngang-ngong karena saya nggak ngerti bahasa banjar sama sekali. Wajar, mereka bertiga sangat antusias, karena ini pertemuan pertama setelah 10 tahun berpisah.

Lewat tengah malam, setiap orang pun akhirnya terlelap

Suasana Pedesaan di Loksado

Sekitar pukul 05.30 pagi saya terbangun, udara di Loksado yang sejuk mengingatkanku dengan udara pagi hari di pegunungan yang membuat badan fresh meski semalam begadang.

Pagi itu kedua anak Kak Ratna sudah bangun, Sheva semalam sudah ikut perjalanan denganku dari Kandangan ke Loksado sedangkan seorang lagi yang masih kecil bernama Shena.

Saya kaget begitu Shena bangun dia menghampiri dan memelukku bahkan minta gendong. Padahal kami belum pernah bertemu sebelumnya.

Akhirnya pagi itu kami berjalan-jalan di sekitar rumah. Nongkrong diatas jembatan gantung yang terus berayun ketika ada kendaraan lewat sambil menghirup udara pagi khas pedesaan yang menenangkan.

Mayoritas masyarakat di Loksado ini non muslim, jadi tidak heran ketika menemukan banyak sekali anjing yang berkeliaran. Salah satunya yang menghadangku ketika sedang di jembatan gantung.

Sebelum rafting bambu di loksado, kami sarapan di rumah panggung kak Ratna. Ternyata benar kata Mbak Nia, kakak tingkat di kampus, kalau di daerah sini makan sayur pun muluk pakai tangan.

Suasana Pagi di Rumah Panggung Loksado

Ketika semua sudah siap, kami menunggu Kak Elis yang masih entah ngapain di emperan rumah panggung Kak Ratna. Setelah semua siap, kami berjalan menyusuri pedesaan menuju titik mulai petualangan rafting bambu di Loksado

Suasana Pedesaan di Loksado

Kami berjalan menyusuri jalanan desa dengan sinar mentari yang hangat. Suasana semacam ini benar-benar menyenangkan bagiku. Ditambah pemandangan-pemandangan luar biasa, senyum anak-anak yang bermain-main.

Ah, sebuah daerah yang saya rindukan. Meski sinyal internet sangat sulit di sini.

Jembatan Gantung di Loksado

Banyak jembatan gantung di sini, masing-masing jembatan juga menawarkan pemandangan yang luar biasa. Berikut salah satu pemandangan luar biasa dari jembatan loksado yang terletak diatas start rafting bambu.

 

Rafting Bambu di Sungai Amandit Loksado

Rafting Bambu di Loksado ini berada di Sungai Amandit. Dalam satu rakit maksimal diisi oleh 5 orang, dimana waktu itu ada saya, Kak Farida, Kak Elis, Sheva dan bapak pengemudinya.

Sebelum naik bertualang menikmati rafting bambu di Loksado, berikut beberapa informasi dan fakta yang perlu kamu ketahui

Rafting Bambu di Sungai Amandit Loksado
  • Biaya Rafting Bambu untuk satu rakit adalah 300 ribu. Jumlah penumpang maksimal 3 orang dewasa. (bisa saja berubah)
  • Rakit yang digunakan untuk Rafting Bambu ini hanya untuk satu kali pakai. Jadi setiap rakit yang dinaiki hanya akan digunakan untuk satu kali saja.
  • Harga 300 ribu tidak termasuk penjemputan dari titik finish ke titik start (bisa nego untuk dijemput / naik ojek dari tempat finish. Untuk tarifnya saya kurang tahu)
  • Lama perjalanan disungai sekitar 2,5 jam perjalanan
  • Gunakan celana yang tidak terlalu tebal, sehingga bisa cepet kering lagi ketika sampai dititik start. Disarankan tidak menggunakan dress dan rok, karena bakalan ribet banget deh. Serius.
  • Tidak ada kelengkapan safety seperti pelampung. Namun tidak perlu khawatir karena sungainya tidak terlalu dalam dan setelah melakukan perjalanan tidak ada titik dimana rakit hampir terbalik.
  • Silakan bawa air minum dan kue untuk camilan di sepanjang jalan karena tidak ada penjual di pinggir kali.
  • Siapkan kamera dan tas yang waterproof supaya semua barang bawaan aman tidak basah.

Dan petualangan rafting bambu di sungai amandit loksado pun dimulai bapak pengemudinya pun segera tancap gas. Kebetulan kami merupakan rakit pertama yang memulai petualangan hari itu!

Rakit di desain dengan tempat duduk, jadi kamu enggak harus jongkok maupun berdiri. Cukup duduk di tempat yang sudah disediakan.

Perjalanan menyusui sungai amandit yang ada di lereng pegunungan meratus benar-benar indah. Jernihnya sungai yang membuatku berani untuk mengambil air dan meminumnya, segarnya mengalahkan air botol kemasan yang saya bawa.

Selain itu, di beberapa titik terdapat pemukiman suku dayak yang beraktivitas di sungai. Mulai dari yang mencuci pakaian, mandi hingga anak-anak yang belajar mengendalikan rakit dan mencari ikan.

Mereka tersenyum ramah ketika kami tersenyum sambil memandangi mereka.

Di beberapa titik arusnya cukup deras dan menantang. Nggak perlu gupuh rakitnya terbalik, cukup teriak-teriak aja biar lega. Seperti Kak Elis yang kompak sama Sheva teriak-teriak terus ketika rakit mulai meluncur diantara bebatuan.

Setelah dua jam lebih mengarungi sungai Amandit akhirnya tiba di penghujung tempat rafting. Nah, di sini rakit yang dijadikan rakit dijual oleh bapaknya yang nyopirin rakit untuk dibuat betek dan berbagai macam hal yang terbuat dari bambu.

Untuk yang mau kembali ke Loksado bisa naik ojek dari sini, atau ada perjanjian dengan orang Loksado atas untuk dijemput. Biayanya saya kurang tahu, silakan bernegosiasi sendiri. Soalnya kemarin saya dijemput oleh saudara Kak Ratna :D.

Untuk video petualangan di Sungai Amandit ini, mau saya edit dulu, kalau sudah bakal saya upload. Tapi belum memungkinkan untuk saat ini, karena banyak kerjaan yang numpuk :D.

Setelah menjelajahi sungai amandit ini kami masih melanjutkan perjalanan ke Air Terjun Haratai

Image placeholder

Suka jalan-jalan dan menulis blog. Selain nulis catatan perjalanan, juga berbagi pengalaman dunia digital di panduaji.com. Ikuti saya di media sosial

2 thoughts on “Rafting Bambu di Loksado : Bertualang dengan Rakit Bambu di Sungai Amandit”

  1. Aduh serunyaaa. Jadi pengen kenalan sama Kak Ratna deh
    Sungai Amandit ini konon airnya deras ya?

    Rakitnya yang eman-eman ya. Berapa banyak pohon pring yang ditebang itu untuk menyusuri sungai.

    Pingin ke sana, jaraknya kok adoh temen

    Reply

Leave a Comment