Menengok Surganya Para Peselancar di Watu Karung Pacitan

panduaji

0 Comment

Link
Beberapa hari lalu aku baru datang ke salah satu surganya para peselancar yaitu Pantai Watu Karung. Sebuah pantai yang terletak di desa Watu Karung, Kec. Pringkuku, Kab. Pacitan ini masih relatif sepi jika dibandingkan dengan Klayar dan Teleng Ria. Meskipun pantai ini relatif sepi, menurutku pantai ini sudah cukup teratur.

Pantai Watu Karung
Pantai Watu Karung
Pada tulisan ini aku mau nulis dikit tentang jalan-jalan di pantai Watu Karung Pacitan. Setelah itu mungkin aku baru lanjut nulis tentang itenary jalan-jalan di Myanmar – Thailand sebulan lalu yang masih terhutang.

Perjalanan ke Watu Karung

Dari Lorok / Ngadirojo membutuhkan waktu hampir 2 jam untuk menuju pantai ini. Bisa melewati JLS yang sudah cukup populer atau melalui jalur lama yaitu via Tulakan. Kalau aku suka lewat tulakan, apalagi berangkat siang hari, karena masih banyak pepohonan dan banyak pemandangan asyik yang bisa dinikmati.
Sebelum ke watu karung, sambil menunggu jam agak sorean aku mampir ke aloon-aloon Pacitan. Nongkrong bentar sambil menikmati segelas es soda gembira dengan harapan perjalanan ini berakhir bahagia tanpa ada angin yang masuk :D. 
Soda Gembira
Soda Gembira
Soda gembira ini minuman unik yang terdiri dari campuran sirup, susu dan air soda. Enggak tau kenapa lidahku cocok dengan rasanya. Selain itu juga berkhasiat mengeluarkan angin. Kadang kalau lagi masuk angin aku minum ginian bisa sembuh 😀
Oh iya, perjalanan kali ini aku bareng sama adik sepupu yang butuh piknik setelah UAS. Kasihan banget, harpitnas (hari kecepit nasional) dia masih masuk untuk ngerajin soal UAS.

Rute Menuju Watu Karung

Kalau dari Pacitan Kota mau menuju watu karung, ada baiknya kamu lewat jalur lintas selatan yang melewati Pantai Teleng Ria. Karena itu lebih dekat dibandingkan kamu melewati Sedeng dengan tanjakan dan tikungan tajam. Kalau ke Arah Goa Gong, Klayar memang lebih cepat lewat Sedeng.

Ternyata kalau dilihat dari data, jaraknya enggak terlalu jauh. Terserah deh mau lewat yang mana :D. Jalan menuju watu karung mudah kok, karena cuma ada satu jalur, kalaupun ada percabangan ada papan petunjuk arah yang juga cukup jelas.

Di beberapa titik, jalanan berlubang masih banyak. Tidak beda jauh kalau mau wisata pantai di Blitar. Sepertinya ini merupakan hal yang wajar di berbagai daerah di Indonesia. Semoga saja bisa segera diperbaiki.

Suasana Pantai Watu Karung

Begitu masuk kawasan pantai akan dihadang para pemuda untuk membayar retribusi sebesar 5.000 dan resmi di beri tiket. Karena di beberapa pantai yang pernah aku kunjungi, terkadang memang kita membayar lebih murah dan tidak mendapatkan tiket. Sehingga uang tersebut dinikmati oleh para penjaga loket retribusi dan tidak terdata oleh pemerintah. Oknum-oknum nakal seperti ini yang perlu dibina.
Dekat dengan pintu loket terdapat pantai untuk para nelayan yang parkir perahu mereka. Adanya pemisah seperti ini membuat pantai tidak penuh dengan kapal. Karena nelayan punya tempat sendiri untuk bersandar sekaligus menjual ikannya.
Sandaran sekaligus TPI Watu Karung
Sandaran sekaligus TPI Watu Karung

Di pantai watu karung ini sudah ada banyak cottage, cottage yang biasanya penuh ketika musim surfing.  Kemarin kalau enggak salah cuma ada 3 orang yang mungkin sedang latihan surfing. Ombaknya juga sedang enggak terlalu bagus menurutku kalau buat surfing, kurang gimana gitu.

Suasana Pantai Watu Karung Pacitan
Suasana Pantai Watu Karung Pacitan
Pariwisata merupakan salah satu pekerjaan masyarakat yang cukup menjanjikan sepertinya di Watu Karung. Di kawasan pantai ini sudah ada banyak homestay, selain itu beragam fasilitas juga sudah tertata membuatku cukup yakin kalau tempat ini memang sudah disiapkan untuk menjadi salah satu destinasi wisata. Meski enggak sepopuler Klayar namun nanti pada saatnya ketika akses jalan sudah baik, pantai ini enggak kalah ramai dengan pantai lain dan sudah siap menampung wisatawan karena semua sudah ada.

Pantai Watu Karung Pacitan
Pantai Watu Karung Pacitan
Buat yang suka camp, ini pantai yang sangat tidak cocok buat kamu, karena tidak boleh mendirikan tenda di pantai watu karung. Jadi jangan pernah menyusun rencana untuk bermalam di pantai ini. Kecuali kalau kamu bermalam di homestay yang sudah ada :D.
Foto Pantai Watu Karung
Foto di Pantai Watu Karung
Karena cuaca sudah mulai mendung akhirnya kami putuskan untuk bergegas pulang ketika jam menunjukkan pukul 17.15. Udah enggak perlu nunggu sunset karena sudah cukup puas menikmati keindahan pantai watu karung sore itu sambil makan pop mie dan es teh yang di bandrol dengan harga 11 ribu rupiah. Menurutku ini cukup mahal, semoga ada standarisasi sehingga para penjual dan pengunjung sama-sama senang.

Tags:

Share:

Related Post

Leave a Comment