Ada banyak kedai kopi baru di Blitar yang bisa dicoba. Meskipun aku bukanlah penggemar kopi militan yang memahami seluk beluk kopi robusta dan arabika. Namun setidaknya sekarang lebih ngerti tentang kopi, karena belajar banyak di Ruang Tuang Blitar.
Meskipun sudah memiliki tempat ngopi favorit, aku nggak pernah menutup diri dari alternatif tempat ngopi lain di Blitar. Karena menurutku tempat ngopi enak itu nggak hanya tentang pilihan menunya, tetapi dengan siapa ngopinya.
Jangan heran jika aku jarang nulis tempat nongkrong di Blitar, karena memang jarang nongkrong di kafe. Kalaupun nongkrong kadang nggak cocok dengan rasanya. Makanya aku pernah menulis tentang tempat nongkrong enak di Blitar yang sepertinya bakal aku update lagi nantinya.
Salah satu kedai kopi baru di Blitar namanya Kopi Yan. Sebuah nama yang cukup sederhana dan menurutku menarik. Rekayasa dari kata kopian yang dieja dengan lidah jawa. Artinya adalah tempat ngopi.
Suasana Kedai Kopi Yan, Pojok Garum Blitar
Kedai Kopi Yan belum lama buka, masih sekitar 3 bulanan. Aku sempat melihat beberapa kali ketika lewat, namun belum pernah mampir sama sekali, karena belum ada temannya yang ngajak nongkrong di sana. Hingga pada akhirnya waktu itu pun tiba, ada teman yang lagi nongkrong di situ. Daripada malem minggu bengong di rumah, mending mlipir ngopi sama rasan-rasan.
Ketika pertama datang, aku cukup suka dengan suasana kedainya. Bangunan lama disulap dengan cat putih warna lampu putih warm membuat nyaman buat nongkrong. Nggak ada kesan remang-remang sehingga asyik buat ngobrol santai serta ngerjain sesuatu.
Meski malam minggu, suasananya tak terlalu ramai. Di dominasi kaum lelaki yang asyik dengan mode hape miring untuk bermain game online bersama. Sayup-sayup suara yang terdengar sih lagi asyik main mobile legend.
Terdapat koneksi wifi yang cukup mumpuni, dengan terminal di setiap sudutnya membuat kita bisa dengan mudah menggunakan listrik untuk charge laptop maupun handphone.
Aku lebih suka kalau nongkrong di sini agak malam, karena lokasinya yang berada tepat dipinggir jalan nasional membuat lalu lalang kendaraan yang lewat cukup banyak dan mengganggu apabila untuk kerja maupun ngobrol serius.
Minimalis dan sederhana karena nggak terlalu banyak ornamen yang mengganggu secara visual merupakan salah satu hal yang aku sukai dari kedai kopi yan ini.
Menu di Kedai Kopi Yan
Di bar, terdapat beberapa pilihan biji kopi yang tertata apik dalam toples kaca kedap udara. Ada secarik kertas dengan beberapa pilihan menu lengkap dengan harga yang membuat tercengang. Murah!
Ada dua orang yang berada dibalik bar, yaitu Mas Kenthang yang merupakan teman dari Mas Betet yang sudah datang terlebih dulu dan sedang menunggu renderan video. Mas Kenthang ditemani seorang mbak-mbak yang nggak aku ketahui namanya. Karena emang nggak kenalan, takutnya kalau sudah kenal nanti jadi sayang #eh.
Pilihan penyajian kopinya bisa menggunakan metode tubruk, vietnam drip maupun v60 yang dibandrol dengan harga mulai 5 ribu dan yang paling mahal delapan ribut. Eh ribu. Tapi beneran harganya ngajak ribut ini :D. Selain itu ada beberapa menu coklat, matcha, red velvet, taro, teh.
Sedangkan pilihan makanan ringan ada tempe mendoan, risoles dan kentang goreng. Memang nggak terlalu banyak pilihan menu yang tersedia, tapi menurutku sudah cukup sih buat nongkrong santai bareng teman. Karena seperti yang sudah aku bilang di awal, bukan menunya, tetapi sama siapa ngopinya.
Dari beberapa menu yang tersedia, akhirnya aku memutuskan untuk memilih kopi susu yan. Penggunaan nama kedai di menu merupakan salah satu ciri kalau menu tersebut benar-benar khas dari kedai tersebut.
Es kopi susu yan merupakan sajian kopi yang berpadu dengan susu segar dan gula aren. Es Kopi Susu Yan merupakan menu paling mahal yang ada di kedai ini. Harganya cuma sebelas ribu jeh.
Es Kopi Susu dan Tempe Mendoan
Minum es kopi susu ditemani tempe mendoan goreng dengan sambel kecap merupakan perpaduan antara yang kekinian dengan yang jadul. Kolaborasi yang cukup asyik. Tapi yang membuatku heran, aku nggak pesen tempe mendoan, tapi kok disuguhkan?
Aku suka dengan es kopi susunya. Rasa kopi yang pahit berbaur dengan susu segar yang creamy bener-bener pas sehingga menghasilkan kopi susu yang hampir imbang dengan rasa kopi yang lebih soft. Manisnya gula aren sudah cukup untuk lidahku yang memang sedang berusaha mengurangi konsumsi gula.
Tempe mendoan diiris tipis dan digoreng menggunakan tepung dan disajikan dengan sambel kecap merupakan menu yang cukup menarik. Namun sayangnya tempe mendoan ini sepertinya digoreng dengan tepung bumbu yang nggak terlalu aku suka.
Untuk para aktivis anti plastik pasti suka dengan kedai kopi yan, karena menggunakan gelas kaca dan sedotan stainless. Jadi bener-bener zero plastic! Tapi kalau aku lebih suka langsung dikokop dari gelasnya dibanding lewat sedotan :D. Sedotan cuma berfungsi sebagai pengaduk.
Info Kedai Kopi Yan
Kedai kopi yan buka mulai ba’da maghrib sampai jam 11an malam atau kalau masih ada orang yang nongkrong ya ditungguin. Jadi mohon maaf kalau kemarin malem mingguan di sini sampai jam 2 dini hari :D.
Tapi ketika buka di google maps, di situ tertulis buka mulai jam 10 siang. Ini telingaku yang salah dengar atau memang sama masnya belum di edit yak? Oh iya, kalau belum tahu lokasi persinya bisa klik sini, biar ditunjukkan sama google maps. Lokasinya nggak jauh dari gapura selamat datang Kota Blitar.
Mungkin itu dulu, kalau ada kurangnya nanti aku update lagi tulisan ini, karena udah waktunya siap-siap menjadi juri karnaval desa :)). Kalau ada pertanyaan atau punya pendapat tentang kedai kopi ini nggak perlu ragu untuk menulisnya di kolom komentar yang udah aku sediakan di bawah ini 😀
Leave a Comment