Tidak ada rencana untuk main ke Pantai Pangi Blitar beberapa waktu lalu, semuanya murni keputusan yang diambil dengan sangat cepat tanpa pertimbangan yang begitu matang. Awalnya Aku dan Ilham hanya main ke markas Sahabat Menanam untuk membahas kegiatan yang akhir pekan ini kami gelar di Pantai Pasur.
Usai pembahasan tersebut, jebul Dolis udah punya rencana untuk main ke Pantai Pangi. Tidak butuh waktu lama untuk itu, akhirnya kami berdua ngikut deh pergi ke Pantai Pangi.
Jalan ke Pantai Pangi dari Lodoyo
Rute ke Pantai Pangi kalau dari Kota Blitar memang lebih mudah dan cepat melalui Kademangan, namun karena berangkat dari Lodoyo, rute paling mudah adalah melalui Wonotirto yang langsung tembus ke perempatan Gawang, Suruhwadang. Perbatasan antara Kademangan dan Bakung.
Perjalanan dari pantai pangi ke Lodoyo via Wonotirto ini akan melewati perbukitan yang kini gundul lantaran ditanami tebu. Cukup mengerikan memang perbukitan ini gundul dan menjadi rawan longsor nantinya.
Rutenya ke pantai pangi dari Lodoyo – Pandanarum – Wonotirto – Gawang – Pasiraman – Tumpakkepuh – Pantai Pangi.
Jika membutuhkan bantuan google maps, jangan langsung mengarahkan ke pantai pangi. Arahkan tujuan ke kantor desa Tumpakkepuh. Karena kalau langsung ke pantai pangi untuk saat ini arahnya masih sesat. Sama kaya kalau minta ditunjukin jalan ke Pantai Peh Pulo Blitar.
Kondisi Jalan ke Pantai Pangi
Kondisi jalan ke Pantai Pangi sebenarnya sudah cukup baik kok, meski banyak jalan berlubang itu masih bisa ditolerir. Namun selepas pemukiman warga di desa terakhir yang rusaknya kebacut menurutku :D.
Kondisi jalan aspal sudah habis tinggal bebatuan yang berserakan sepanjang jalan. Belum lagi jalanan menurun yang cukup panjang dan tinggi. Oleh karena itu, rem yang pakem merupakan salah satu kewajiban untuk setiap kendaraan yang mau main ke Pantai Pangi.
Pantai Pangi punya dua parkiran, satu di atas dan satunya di bawah. Aku pribadi lebih suka parkir di atas dan jalan kaki ke bawah yang jaraknya sekitar 200 meter saja. Dibandingkan harus membawa motor turun ke bawah dengan kondisi jalan yang naudzubillah.
Meski sebagian jalannya sudah di cor, tapi yang belum di cor itu pun cukup mengerikan dengan tanjakan yang lumayan tinggi. Duh pilih bayar parkir 3 ribu dan jalan kaki, itung-itung buat olahraga. Apalagi jalan di bawah parkiran juga sudah mulai di cor
Berburu Ikan Ancang-Ancang di Pantai Pangi yang Surut
Kondisi pantai sedang surut ketika kami berempat sampai di Pantai Pangi. Tampak beberapa warga sedang memancing agak ke tengah. Mumpung lagi surut, kami pun ikut nengah untuk menikmati deburan ombak selatan. Jadi kalau kamu tanya pantai di Blitar yang cocok untuk mancing di mana? Pantai pangi bisa jadi salah satu alternatifnya.
Tampak beberapa orang sedang memancing, hasil pancingannya pun cukup menggiurkan. Kata warga setempat, nama ikannya ancang-ancang. Mungkin di tempatmu namanya akan berbeda. Ikan panjang dengan mulut runcing bak gergaji ini tidak mudah ditangkap, karena butuh kesabaran untuk bisa menangkapnya.
Aku dulu pernah mendapatkan dan memakan daging ikan ancang-ancang ini. Duri utamanya berwarna kebiruan dengan daging yang putih bersih keset dan lembut. Di goreng dan di bakar sama enaknya, yang paling penting sambel kecapnya enak.
Umpan yang digunakan untuk menangkap ikan ancang-ancang ini adalah udang. Untuk memancing ikan ancang-ancang ini, butuh kesabaran ekstra. Karena ada tekniknya. Selain itu, untuk memancingnya perlu agak ke tengah. Oleh karena itu waktu paling tepat untuk memancing ikan ini adalah ketika pantai sedang surut.
Harga untuk ikan ancang-ancang ini bervariasi, alangkah baiknya bertanya dulu pada penjual di pantai pangi sebelum membeli. Bisa dibilang harga standard kok, seporsi sama nasi sekitar 10 sampai belasan ribu saja.
Selebihnya bisa simak di video berikut ini, itung-itung sambil belajar bikin vlog 😀
Leave a Comment