Jangan Beli Konten Digital!

img by wikipedia

Seperti kata pepatah Don’t judge book from the cover, jadi jangan menghakimi terlebih dahulu saat membaca judul yang saya gunakan. Bacalah isinya sejenak untuk mengetahui apa yang saya maksudkan. Judul tersebut memang sengaja saya gunakan untuk mencegah pembelian konten digital seperti musik maupun video. Hal ini berdasarkan pengalaman yang pernah saya tulis di sini.

LEGALITAS, sebuah isu yang akhir-akhir ini semakin hangat selain isu animasi. Setidaknya bagi saya yang sudah mulai sadar dan menjunjung tinggi legalitas, penting untuk tetap berkomitmen menjaga legalitas sebuah karya. Mulai dari software dan beberapa konten digital, meski belum sepenuhnya legal namun sekitar 80% dari apa yang saya miliki sudah LEGAL.
Menurut saya, musik merupakan konten digital dengan tingkat pembajakan tertinggi. Hal tersebut terlihat dari banyaknya situs-situs tak bertanggung jawab yang menyediakan free download untuk musik berlisensi komersial.

Dari situ saya mencoba membeli sebuah musik legal, tidak terlalu mahal, hanya dengan Rp. 5000 kita sudah bisa mendapatkan musik legal seumur hidup. Namun sayang beribu sayang, setelah membeli konten tersebut secara resmi dan LEGAL saya tidak dapat menjalankannya pada perangkat yang saya miliki, lantaran saya menggunakan sistem operasi Ubuntu.

Hal tersebut membuat saya kecewa, masa pengguna konten digital komersial yang legal harus mereka pengguna sistem operasi propietary. Saya sudah mencari ke beberapa forum untuk mengatasi hal tersebut, namun sampai saat ini saya tidak bisa menyelesaikan masalah tersebut. Apalagi sudah lewat dari batas aktivasi. Sehinga saya harus merogoh kocek lagi untuk bisa melakukan aktivasi dan menikmati lagu tersebut.

Ibarat beli sebuah CD, saya sudah memiliki CDnya tetapi saya tidak bisa membuka bungkusnya. Lucu juga sih, sudah beli tapi gak bisa menikmatinya. Oleh karen itu, bagi para pengguna operasi sistem non propietary saya sarankan untuk tidak membeli konten digital, lebih baik membeli dalam bentuk CD daripada harus membeli lisensi seperti itu, karena kita tak bisa menikmati apa yang sudah kita beli secara LEGAL.

Hal tersebut terjadi karena konten digital yang saya beli menggunakan sebuah enkripsi yang dikenal dengan DRM (Digital Rights Management). Untuk membuka enkripsi tersebut kita harus menggunakan Windows Media Player (yang pernah saya alami) dan terkoneksi dengan jaringan internet untuk registrasi.

Sudah tahu kan apa yang saya maksud dengan judul tersbut. Jadi bagi para pengguna Linux khususnya, jangan membeli konten digital dengan enkripsi DRM, karena kita tidak dapat menikmati konten tersebut, lebih baik membeli dalam bentuk kaset maupun CD. Selain menambah koleksi CD/kaset di kamar, kita juga bisa menikmatinya berulang kali :D.

panduaji
panduaji
Saya juga ada di Instagram facebook Twitter dan Youtube Suka menulis tentang blogging di panduaji.com

More from the Pandu Aji Blog

penyebaran vaksin

Begini Teknis Penyebaran Vaksin Corona di Indonesia

Memasuki bulan kesembilan penyebaran virus corona di Indonesia jumlah pasien yang terinfeksi masih belum mengalami penurunan yang signifikan. Kondisi ini membuat masyarakat sangat berharap ...
Dormdienakahostel

Kalau Bepergian, Pilih Nginep Mana?

Biasanya kalau bepergian nginep mana? Pertanyaan yang cukup sering ditanyakan oleh teman maupun tetangga. Sebagai orang yang tinggal di kota kecil seperti Blitar, bepergian ...
Hasil recovery

Cara Mengembalikan Foto yang Hilang / Recovery File

Jam menunjukkan pukul 11 malam ketika aku pulang dari ngopi di Ruang Tuang, sebelum tidur aku ingin upload foto di Instagram yang udah cukup ...