Sesampainya di Kotabaru aku segera meletakkan barang-barang di kamar dan mandi. Meskipun hujan deras masih mengguyur tempat ini, namun enggak menghalangi niat untuk mandi. Namanya juga habis kehujanan meski sudah pakai payung.
Setelah itu langsung ikutan nimbrung 2 orang yang ngobrol di depan televisi. Ada masnya yang njaga homestay (aku lupa namanya) dan seorang penjual sate dari Madura. Banyak informasi yang aku dapatkan dari perbincangan malam itu. Mulai dari bule yang bermasalah, agen tour ke karimunjawa yang bermasalah hingga cerita keunikan para tamu di homestay. Selain itu juga cerita perjalanan orang madura ini merantau di beberapa kota di Indonesia, mulai dari Jepara, Surabaya, hingga Balikpapan.
Karena semakin malam dan semakin lapar, akhinya aku pesan 10 tusuk sate ayam dengan lontong yang di bandrol sebesar 10 ribu rupiah. Di luar masih gerimis tipis-tipis yang bikin aku males buat jalan nyari makan malam.
Suasana Homestay Kotabaru yang Bali Banget
Homestay Kotabaru
Aku pilih homestay kotabaru di Jepara ini karena baca beberapa ulasan blogger yang katanya enak. Ternyata setelah aku coba memang asyik. Berasa homey banget. Enggak kerasa kalau sedang nginep di homestay. Tersedia berbagai macam fasilitas seperti air minum, kopi dan teh yang bisa bikin sendiri tanpa takut kena charge tambahan.
Selain itu, konsep dari homestay ini bener-bener Bali banget. Udah gitu bisa jalan-jalan di kawasan pantai kartini tanpa perlu bayar, karena nginep di homestay ini. Ada fasilitas wifi gratis yang bisa dipakai juga.
Karena cuma sendiri dan semalem buat transit aja. Aku ambil kamar standard fan yang di bandrol 80 ribu untuk satu malam, tapi berhubung datangku hari minggu dan masih masuk itungan weekend aku dapet harga 110ribu. Selain homestay Kotabaru, di sekitarnya juga terdapat banyak homestay lainnya. Yang bikin agak malas itu kalau mau ke pelabuhan jalannya lumayan jauh sih :D.
Kamar standard fan homestay kotabaru
Selamat Pagi Jepara!
Akhirnya terbangun setelah terlelap selama 4 jam, alarm pun belum sampai bunyi dan suara adzan subuh sudah berkumandang. Sebelum sholat subuh, aku mandi dulu, karena pagi itu aku udah ada rencana mau ngapain aja. Habis mandi langsung sholat di mushola yang disediakan dan langsung pergi keluar homestay untuk menikmati pagi di kawasan pelabuhan.
Ternyata di luar masih cukup gelap dan belum asyik untuk ambil gambar. Yasudah aku langsung menuju ke loket pembelian tiket di pelabuhan. Loket sudah ramai namun belum ada yang antri karena masih tutup. Aku lanjut jalan aja buat mengisi perut di kala lapar pagi itu. Sambil nunggu loket buka, pesen pop mie di salah satu warung yang ada.
Suasana pelabuhan pagi itu cukup ramai, lebih rame dibanding saat aku pergi ke karimunjawa tahun lalu. Padahal dulu sama-sama hari seninnya. Mungkin dampak dari libur kemarin. Jam sudah menunjukkan setegah enam pagi, akhirnya aku segera kembali ke loket untuk membeli tiket.
Ternyata loket belum juga buka, akhirnya aku ngobrol dengan salah satu orang yang juga menunggu loket. Bapaknya becerita bahwa punya seorang teman SD yang ada di Blitar, dan sepertinya teman bapak tersebut adalah ibu dari temanku sewaktu SD. Mungkin lho ya. haha
Tidak lama berselang, akhirnya loket dibuka. Aku langsung ngantri dapat urutan ketiga. Lagi asyik antri nungguin orang depan mborong tiket, lha kok ada yang mbrobot di depanku. Seorang bapak yang berusia sekitar 40an tahun. Sontak aku kaget dan langsung menegur. Terjadilah sebuah percakapan singkat antara aku dan bapak penyerobot antrian
Aku : “Mbok yo antri pak, iki wes akeh sing antri”
Bapaknya : “Selak ra kebagian tiket mas, soale aku nggowo wong loro”
Enggak minta maaf malah mencari pembenaran #doh
Aku : “kebagian tiket kebagian pak, wong iki lokete lagek bukak, tuku tiket ngarep dewe budale yo bakalan bareng engkok jam 7”
Bapaknya: “…. ” diem aja orangnya.
Akhirnya bepak di belakangku yang juga ikut ngantri ngomong “yo ngene iki mas Indonesia”. Ternyata salah satu petugas memperhatikan perilaku bapak penyerobot dan dengan mata melotot meminta bapak tersebut untuk ikut antri ke belakang. Setelah disuruh beberapa kali akhirnya bapak tersebut pindah ke belakang. Itu pun masih menyerobot lagi dan kudu ditegur petugas untuk mau pindah ke belakang sesuai antrian.
Ternyata tiket kapal naik semua saudara. Tiket kapal Bahari Ekspress 2C naik dari 110 ribu menjadi 150ribu. Sedangkan tiket kapal fery siginjay naik dari 46 menjadi 59 ribu. Lumayan kerasa ini tiketnya :D.
Setelah mendapatkan tiket aku langsung jalan masuk area pantai kartini untuk mengambil tas di homestay dan menuju ke pelabuhan untuk menunggu keberangkatan kapal. Selama perjalanan kembali ke homestay, aku coba jalan jalan di pinggiran pantainya.
dermaga di pantai kartini
Selain itu, di kawasan pantai kartini ini ada seekor kura-kura raksasa yang gede banget. Lokasinya enggak jauh sama homestay tempatku menginap semalam. Karena gelap, semalam aku enggak liat adanya kura-kura raksasa ini.
Kura Kura Raksasa di Pantai Kartini
Setelah masuk ke homestay, aku kepikiran menikmati pagi sebentar di rooftop. Karena homestay ini terdiri dari 3 lantai. Langsung naik ke lantai teratas dan menikmati pagi yang masih seger diatas sini bener-bener keren deh. Perpaduan tambak, pemukiman, gunung dan langit yang biru ditambah matahari yang mulai mengintip.
Selamat pagi Jepara
Nyebrang ke Karimunjawa Naik Siginjay
Jam sudah menunjukkan 6.15, tandanya aku harus segera bergegas menuju pelabuhan. Karena tadi pagi semua sudah kupersiapkan, sekarang aku tinggal ambil tas dan jalan aja menuju ke pelabuhan. Begitu sampai di pelabuhan, aku langsung naik ke kapal untuk mencari tempat duduk, ternyata sudah banyak tempat duduk terisi, akhirnya aku kebagian di bagian belakang.
Tepat pukul 07.00 kapal berangkat meninggalkan pulau jawa menuju Karimunjawa. Sekitar 5 jam perjalanan yang harus aku tempuh dengan kapal feri ini. Untung ada Pak Asri yang menemani ngobrol selama perjalanan 5 jam ini.
Leave a Comment