Jam 5 ketika semua sudah siap, aku pun membuka pintu rumah dan tanpa di komando air hujan datang bergerombol menyerang bumi. Hati yang tadinya riang gembira memulai perjalanan hari ini akhirnya jadi dongkol. Aku urung berangkat, pagi-pagi berangkat diguyur hujan kan males banget. haha
Sekitar pukul 6, hujan sudah mulai reda, tinggal gerimis tipis yang tampak akan segera berakhir. Namun naas, baru jalan beberapa kilometer dari rumah, hujan deras kembali turun. Akhirnya aku mampir ke rumah salah satu ‘ibuku’ menunggu hujan reda. Setidaknya dengan mampir dapat sarapan gratis :D.
Ternyata hujan masih turun hingga pukul 8. Aku udah hopeless, lihat info cuaca yang memperkirakan hujan reda sekitar pukul 10 pagi. Aku nggak pernah melihat perkiraan cuaca sebelumnya, gegara hujan aku pun jadi lihat dan memperkirakan kemungkinan hujan selama perjalanan.
Akhirnya jam setengah 10 aku tetep nekat berangkat meski masih gerimis. Hari itu aku melakukan perjalanan ke Yogyakarta untuk menghadiri Craft, Festival Animasi Tradisional tingkat Dunia. Rute yang kuambil melalui jalur tengah, yaitu Blitar – Tulungagung – Trenggalek – Ponorogo – Wonogiri – Klaten – Yogyakarta.
Ini perjalanan pertama naik motor ke Jogja start dari Blitar, enggak tahu kenapa aku pengen banget menikmati perjalanan naik motor kali ini. Berhubung tadinya niat berangkat berdua akhirnya berangkat sendiri di detik-detik terakhir, aku enggak terlalu banyak mengabadikan gambar selama perjalanan.
Blitar – Tulungagung – Trenggalek – Ponorogo
Pemandangan Trenggalek – Ponorogo |
Sama dengan kondisi mendekati Ponorogo, terutama daerah sebelum masuk Jetis. Jalan cukup panjang dan kondisi jalan aspal dengan banyak tambalan yang cukup menyiksa pengguna motor sepertiku.
Batas kota Ponorogo |
Hanya ada satu titik yang longsor untuk rute Trenggalek – Ponorogo, tetapi enggak sampai menimbulkan kemacetan karena jalannya emang bener-bener sepi banget. Aku sampai di ponorogo sekitar pukul 12.00, berhenti bentar di pom bensin buat isi bensin dan ngelurusin kaki, sekitar pukul 12.40 aku melanjutkan perjalanan menuju ke Wonogiri.
Wonogiri – Klaten – Yogyakarta
Perjalanan ke Wonogiri |
Bahkan aku sempat kepikiran buat tinggal di kawasan Purwantoro, Wonogiri. Tapi akses kemana-mana jauh cuy :D. Enggak ada kereta api juga, jadi pikir-pikir deh. Tapi untuk suasana sekilas sih nyaman.
Pemandangan di Wonogiri |
Dari Kota Wonogiri, ambil kiri setelah terminal melewati jalur tengah sawah yang baru saja di cor. Sepertinya jalan ini merupakan jalan raya alternatif yang sedang dibangun untuk mempermudah akses menuju ke Klaten. Sepanjang jalan ini tidak begitu ramai, kondisi aspal juga masih cukup bagus dan tampak pembangunan beton untuk fondasi aspal sedang dikerjakan. Jadi tidak heran ketika menemukan beberapa pengalihan jalan.
Aku sempat berhenti dan beristirahat di salah satu pom bensin yang masih berada di wilayah Wonogiri, aku lupa tepatnya karena tidak berada di jalur utama. Papan informasi pun tak begitu aku perhatikan.
Agak bingung waktu melalui daerah Cawas sebelum masuk ke Klaten. Jalanan tak begitu luas dan sudah mulai rame. Petunjuk arah ke Klaten juga enggak ada, sehingga memanfaatkan gps untuk mengarahkan jalan. Karena udah enggak tampak lagi ada jalan utama, karena setiap percabangan sudah mirip sama jalur utama :D.
Begitu keluar ke jalan provinsi, ternyata sudah berada di dekat stasiun Klaten. Tinggal ngikutin aja jalan utama bisa sampai Jogja. Udah enggak perlu pakai GPS lagi kalau sudah sampai di Jalur Provinsi.
Sesampainya di kawasan candi Prambanan, hujan gerimis membasahi jalan. Bapak-bapak gojek berebutan untuk segera sampai ke tujuan secepatnya. Aku udah males buat berhenti pakai jas hujan, toh enggak jauh udah sampai di kawasan Gedong Kuning. Ternyata sampai depan bandara Adi Sucipto udah enggak ada hujan sama sekali. Beruntung aku tadi enggak pakai jas hujan :D.
Leave a Comment