Akhir Liburan di Bawean #EpsBawean5

panduaji

0 Comment

Link
Setelah menikmati daratan dan lautan Bawean selama 3 hari belakangan, akhirnya kami sampai di penghujung trip sharecost backpacker ke bawean. Di hari terakhir ini kapal yang kami naiki adalah natuna ekspress yang berangkat sekitar pukul 09.00 pagi dari pelabuhan Bawean.

Sekitar pukul 07.00 kami sudah siap dengan mobil L300 yang akan mengantarkan kami menuju dermaga. Namun sebelum ke dermaga, ada waktu sekitar 2 jam yang kami manfaatkan untuk berkunjung ke beberapa tempat yang sempat di tunda pada hari kedua, yaitu Makam Jherat Lanjeng.

Jherat Lanjeng, Makam Sepanjang 12 Meter.

Makam sepanjang 12 meter ini memiliki beberapa versi, salah satu versi yang kuingat adalah ada dua titik dimana titik pertama merupakan titik pertama darah menetes dan titik terakhir adalah titik dimana orang yang dimakamkan di tempat ini tumbang dan meninggal. Aku juga kurang begitu paham dengan cerita makam ini.

Makam Jherat Lanjeng
Makam Jherat Lanjeng

Lokasi makam di sepanjang pantai yang cukup bagus, sayangnya banyak sekali sampah yang beserakan. Padahal secara view, tempat ini meman cukup menarik karena di sebelah timur dan baratnya adalah pantai. Posisinya seperti ada di sebuah semenanjung kecil di Bawean.

Kondisi di Jherat Lanjeng Bawean
Kondisi di Jherat Lanjeng Bawean

Kami tidak lama berada di tempat ini, karena selain waktu yang mepet kami akan mengunjungi kolam air panas yang berada tidak jauh dari aloon aloon Bawean. Aku sendiri selama di Bawean belum belok ke Aloon Aloonnya :D.

Sumber Air Panas di Tepi Sawah

Awalnya aku membayangkan kalau sumber air panas telah dikelola sedemikian rupa sehingga tampak seperti kolam renang. Ternyata ketika sampai di lokasi, sumber air panas ini seperti mbelik yang ada di tepi sawah. 
Sumber Air Panas di Tepi Sawah
Sumber Air Panas di Tepi Sawah
Agak kaget juga sih sebenernya, ternyata di pinggir sawah gini ada sumber air panas. Dan beneran panas lho, aku udah nyoba merendam kaki di dalamnya lumayan kepanasan sih. Meski enggak lama karena memang mepet banget durasinya.

Sampai Jumpa Lagi Bawean

Sepulang dari sumber air panas kami mampir sebentar ke homestay untuk berpamitan dengan bunda yang sudah memberikan tempat tinggal kami bahkan mencucikan pakaian kami yang sedang dijemur karena basah Tau gitu semuanya dijemur :D. 
seremonial foto sebelum pulang
seremonial foto sebelum pulang
Enggak lama juga sih di homestay, karena kudu cepet ke dermaga karena jam sudah menunjukkan pukul 08.30. Sesampainya di dermaga masih di cegat sama mas rere buat foto lagi :D. Duh, berasa jadi orang yes diajakin poto terus. 
di pelabuhan bawean
di pelabuhan bawean
Akhirnya setelah melewati pemeriksaan tiket, kami akan meninggalkan bawean dengan naik kapal natuna ekspress yang bentuknya enggak beda jauh sama bahari ekspress. Sampai jumpa bawean, entah kapan bakal ke sini lagi :D.

Kenyamanan Kapal Natuna Ekspress

Begitu naik kapal ini aku kaget karena ada semacam cafetarianya. Jadi bisa njajan walau diatas kapal. Selain itu ternyata kapal ini jauh lebih nyaman jika dibandingkan bahari ekspress 1c yang kami naiki saat berangkat. Menurutku lho ya, tiap orang mungkin beda rasanya :D.
Kapal Natuna Ekspress
Dari kiri Mas Bud, Mbak Lingga, Mbak Ina dan Mas Dirthon

Sayangna perjalanan kapal ini lebih lama satu jam jika dibandingkan kapal bahari ekspress. Entah yang bikin lama itu gelombangnya yang saat itu lebih besar atau memang dari sananya. Yang jelas perjalanan enggak begitu terasa dengan kapal ini tau tau udah kelihatan banyak sekali kapal yang parkir di laut. Pemandangan yang enggak aku liat waktu berangkat . Recomended deh, padahal harganya sama lho dengan bahari ekspress.

Mampir Bentar di Bukit Jamur Gresik

Sampai di pelabuhan gresik jam sudah menunjukkan pukul 13.00, kami segera naik ke angkot yang mengantarkan kami ke pelabuhan untuk kembali ke Surabaya. Tapi sebelum balik ke Surabaya, temen-temen pengen mampir ke bukit jamur yang lagi happening banget. Sayangnya Bang Odhie enggak bisa ikut lantaran harus mengejar kereta yang berangkat jam 4 dari pasar turi. Akhirnya bang odie turun di depan pelabuhan dan oper naik angkot warna biru telur asin dengan tujuan Pasar Turi. Bayar 6 ribu sudah sampai di pasar turi. 
Perjalanan langsung menuju Bukit jamur yang memakan waktu sekitar 30 menitan dari pelabuhan. Meski sempat nyasar, akhirnya ketemu juga tempatnya dan ternyata banyak orang di sana. Karena bukit ini ada di area pertambangan kapur dan hanya dibuka pada hari minggu saja.
Bukit Jamur di Gresik
Bukit Jamur di Gresik
Kalau aku sebenernya enggak terlalu penasaran sih, soalnya entah kenapa kurang berminat dengan yang seperti ini. Namun kenyataannya ada banyak orang yang datang ke tempat ini dan hanya untuk berfoto-foto. Enggak ada aktivitas lain selain foto-foto di tempat ini.
Karena sudah mulai gerimis akhirnya kami segera kembali ke angkot carteran dan menuju ke Surabaya lagi. Sebelum mengakhiri perjalanan, kami mampir di warung gubeng pojok karena bingung mau makan apa dan sudah kelaparan. Apalagi Mas Dyo dan Mbak Dyah dokter dari Jogja kudu bergegas naik kereta sekitar setengah 5 dari stasiun gubeng. Dengan makan di area stasiun setidaknya sudah mengamankan perjalanan mereka.
Pukul setengah 5 kami sudah berada di stasiun gubeng baru dengan perut kenyang. Kami berpisah di tempat ini dan mungkin bakal ketem lagi di trip yang lain. Akhirnya tinggal rombongan Jakarta lah yang ada di dalam angkot dan pengen nongkrong di KBS sambil nunggu jam 9 malam. Karena kereta yang mereka tumpangi berangkat dari stasiun pasar turi jam 9 malam.
TAMAT :D.
Catatan : Buat yang penasaran sama cerita sebelumnya bisa baca ceritanya di bawah ini ya. Urutin aja biar tuntas bacanya.

Tags:

Share:

Related Post

Leave a Comment