panduaji

Kategori: Dolan

Osaka Museum History, Osaka Castle, HEP Five Ferris Wheel, Umeda Sky Building #OsakaDay3

Diperbarui:

Sebagai bagian dari komitmen kami terhadap transparansi, beberapa link di situs kami adalah link afiliasi. Artinya, tanpa biaya tambahan untuk Anda, kami mungkin mendapatkan komisi jika Anda memutuskan untuk melakukan pembelian melalui link tersebut. Komisi ini membantu kami membiayai keberlangsungan blog ini.

Osaka Museum History
Osaka Museum History

Hari ketiga merupakan hari terakhir di Osaka, karena keesokan harinnya harus flight ke  KL yang dilanjutkan ke Surabaya. Di hari ketiga ini adapun destinasi yang aku datengin dan semuanya gratis dengan Osaka Amazing Pass adalah Osaka Museum History, Osaka Castle, HEP Five Ferris Wheel dan Umeda Sky Building.

Berhubung banyak destinasi dengan jarak yang lumayan, perjalanan hari ketiga di Osaka ini dimulai dengan sarapan yang super duper hemat. Jalan ke sevel terdekat, beli nasi 250gr itu harganya 100 Yen dengan pajak 108 yen. Bekal udah bawa Kering tempe dan sambal pecel dari rumah. Baca di Tips hemat berlibur ke Jepang. Udah pernah aku tulis sebelumnya kok. Berikut penampakan sarapan hari ketiga di Osaka.

Osaka Museum History, Osaka Castle, HEP Five Ferris Wheel, Umeda Sky Building #OsakaDay3 1
Nasi 108 Yen

Bisa minta dipanaskan di Sevel / bawa ke hostel dan gunakan microwave 1 menit untuk memanaskannya. Setelah itu tinggal dinikmati saja enaknya nasi di Jepang dengan lauk pauk dari Indonesia :D.

Osaka Museum History!

Osaka Museum History
Osaka Museum History
Setelah sarapan dan cukup kenyang, perjalanan dari Base Point Hostel Osaka dimullai dengan berjalan kaki menuju Nippombashi Station. Adapun rute dari Nippombashi Station ke Osaka Museum History adalah sebagai berikut
  • Nippombashi Station
  • Sakaisuji Line jurusan Takatsukishi
  • Turun Sakaisuji Hommachi Station
  • Oper Chuo Line jurusan Morinomiya
  • Turun di Tanimachiyonchome Station
Di Tanimachiyonchome Station tinggal jalan kaki menuju ke Osaka Museum History yang jalannya agak nanjak, sepi dan dingin. Ini bukan efek jomblo, emang kenyataannya gitu kok :D. Gedung Osaka Museum History jadi satu sama Stasiun Televisi NHK. 
Ticket Counter Osaka Museum History
Ticket Counter Osaka Museum History
Dibagian counter ticket terdapat himbauan untuk tidak membawa payung, disediakan tempat untuk menyimpan payung sementara. Selain itu juga tidak diperbolehkan membawa makanan, minuman dan tongsis! Beberapa tempat wisata Jepang memang mengharamkan Tongsis seperti di Ginkakuji Temple Kyoto.
Aku pikir salah satu cara menarik anak-anak biar suka main ke museum adalah membuat Quiz dan Stamp Rally. Jadi di Osaka Museum History itu ada selembar kertas dengan kuis dan tempat stempel.
Ada 6 stempel di Osaka Museum History, setiap anak dengan kertas quis bisa berkeliling. Meraka kan menjawab pertanyaaan di kertas tersebut dan ada 6 kolom stempel. Pastikan kalau memasang stempel dengan cara yang benar.  Setelah semua stempel terkumpul dan semua jawaban terselesaikan tidak ada hadiah apapun. Ini cuma salah satu bentu keseruan mengemas sebuah museum di Jepang.
Pengunjung Osaka Museum History
Pengunjung Osaka Museum History
Suasana Osaka Museum History pagi itu tidak terlalu ramai, namun apa yang ada di dalam museum itu bikin geleng-geleng. Semua terdokumentasi dan terawat dengan sangat baik. Tidak hanya itu, tampak beberapa orang tua mendampingi dan menjawab pertanyaan anak-anaknya. Sayangnya tidak ada menu bahasa inggris di setiap lcd komputer yang tersedia. Jadi orang yang nggak ngerti huruf kanji enggak ngerti. Asal pencet juga enggak tahu bacanya apa.
Komputer Informasi tanpa menu Bahasa Inggris
Komputer Informasi tanpa menu Bahasa Inggris
Di beberapa tempat, komputer itu terhubung dengan miniatur di depannya. Sehingga orang bisa tahu fungsi tombol ini itu menjelaskan tentang bagian terluar benteng misalnya. Kok aku bisa tahu? Soalnya aku lihat ada orang yang mencet-mencet kemudian lampu bagian luar benteng nyala, bagian tengah, dan bagian-bagian lainnya :D. Entah menu mana yang dipencet, ketika aku coba enggak ada yang nyala. Kan jadi dongkol deh.
Genteng dari Naniwa Palace
Genteng dari Naniwa Palace
Terdapat patung-patung dari jaman dahulu kala. Dengan jendela otomatis yang kadang membuka kadang menutup setiap sekian menit. Bahkan struktur genteng pun diabadikan dan didokumentasikan dengan cukup apik. Lantai pertama (aku lupa lantai berapa) kebanyakan berisi informasi seputar kerajaan dan peninggalan-peninggalannya. 
Miniatur di Osaka Museum History
Miniatur di Osaka Museum History
Lantai selanjutnya berisi seputar kehidupan masyarakat dengan bareagam cerita dan miniatur yang unik dan cantik. Semakin keatas semakin masuk ke zaman modern dengan minatur kereta api. Worthed lah untuk dikunjungi.
Di lantai teratas terdapat persewaan kimono dan spot foto dengan tema Jepang tempo dulu. Ada juga museum seputar bentuk-bentuk samurai yang tidak boleh difoto. Cuma boleh dilihat saja. Kaya dedek gemes di akihabara, yang cuma boleh diajak jagongan nggak boleh disenggol #eh.

Entah kenapa museum bawaannya ngantuk mulu. Meski di bagian bawahnya cukup menarik, at least miniatur-minatur dan cara penyampaian museum yang menarik. Tapi aku hampir ketiduran ketika duduk di kursi yang disediakan. Padahal ini termasuk museum paling bagus yang pernah aku kunjungi.

Setelah hampir ketiduran, belok ke kamar mandi untuk membasuh muka dan bergegas turun untuk melanjutkan perjalanan sebelum ketiduran.

Osaka Castle

Pengunjung Osaka Castle
Pengunjung Osaka Castle

Perjalanan dilanjutkan ke Osaka Castle yang jaraknya cuma tinggal nyebrang jalan aja dari Osaka Museum History. Langit cerah membuat asal jepret dengan dominasi langit pun instagramable. Tidak sulit untuk mendapatkan foto yang bagus siang itu. Yang agak sulit cuma berusaha mencet tombol shutternya, Karena tangan kedinginan kena angin musim dingin di Jepang.

Sebelum sampai di bagian gedung utama osaka castle, kita akan melewati sekumpulan penjual makanan yang aduhai menggiurkan sekali. Untung iman ini masih kuat untuk menahan pecahan yen yang ada dalam dompet. Akhirnya cuma bisa minum air putih bekal dari hostel sebelum berjalan ke gedung utama.

Burung-burung beterbangan seolah mengiringiku untuk masuk ke dalam  kastil yang tampak seperti dalam reality show benteng  takeshi. Jebule begitu masuk, enggak boleh ambil foto (seingetku, karena enggak ada stock foto di dalam kamera) dan antriannya super duper panjang ngets. Langsung naik ke lantai satu untuk turun dan keluar, karena jalurnya dibikin satu arah.

Osaka Castle
Osaka Castle, itu ada burung terbang beneran bukan editan. Sembilan rius deh!

Di bagian dalam kastilnya juga enggak berasa kaya jaman perang sih (setidaknya untuk lantai satu dan dua). Dalemnya udah renovasian kaya Museum di Tugu Pahlawan Surabaya meski lebih rame dan sepertinya juga lebih bagus ini. Akhirnya biar afdol cuma sempat ambil foto  di luar kastil yang menjadi salah satu landmark di Osaka, Jepang ini.

 Food Truck di Osaka Castle yang menggoda Yen
Food Truck di Osaka Castle yang menggoda Yen

Daripada iman untuk mengeluarkan pundi-pundi yen yang ada di dompet hancur, ada baiknya segera bergegas meninggalkan osaka caslte untuk menuju destinasi selanjutnya, yaitu HEP Five Ferris Wheel!

Live Instagram dari HEP Five Ferris Wheel

Perjalanan dari Osaka Castle menuju ke HEP Five Ferris Wheel ditempuh dengan berjalan kaki dan naik kereta. Adapun rutenya

  • Jalan kaki ke Tanimachiyonchome Station yang jaraknya kurang lebih 1.5km dari Osaka Castle
  • Dari Tanimachiyonchome Station, naik Tanimachi Line jurusan Dainichi
  • Turun di Higashi-Umeda Station dan jalan kaki 350an meter menuju HEP Five Ferris Wheel
HEP Five Ferris Wheel Osaka
Hep Five Ferris Wheel! Baru sadar kalau enggak moto dari jauh 😀

HEP Five Ferris Wheel meski kalah tinggi sama Tempozan Giant Ferris Wheel, tetapi lokasinya cukup strategis yaitu di tengah kota dan dekat dengan Stasiun Osaka. Ternyata setelah sampai di sekitar lokasi, HEP Five Ferris Wheel ini berada diatas sebuah mall. Masuk aja ke Mall dan tanya information center / mbak-mbak gemes cantik berseragam merah yang standby di beberapa pintu masuk. Mbaknya merupakan salah satu pegawai yang bisa mengantarmu sampai lift untuk menuju ke HEP Five Ferris Wheel.

Sesampainya di bianglalanya, kamu tinggal antri sambil menujukkan kartu sakti Osaka Amazing Pass. Langsung gratis. Dan aku sarankan untuk enggak iyain aja kalau ditanya mbak-mbak gemes yang jaga. Karena difoto nanti waktu pulang ditawarin buat beli foto yang dicetak. Kalau ya ya aja kamu harus bayar untuk cetak foto. Dan itu cukup mahal untuk kantong rakyat jelata sepertiku.

Stasiun Osaka dari HEP Five Ferris Wheel
Stasiun Osaka dari HEP Five Ferris Wheel

Diatas HEP Five Ferris Wheel aku sempat live instagram, meski begitu ada di puncak langsung putus karena wifi gratisan di Jepang enggak nyampek atas sinyalnya. Apes deh, padahal lagi lumayan seru tuh diatas. Daripada gemeteran enggak bisa gerak mending liatin handphone sambil berbagi pemandangan keren sama temen-temen di instagram #eh. Meski yang liat cuma Iren yang sempat ketemu di Shinjuku beberapa hari lalu.

Umeda Sky Building yang Melelahkan

Emperan Umeda Sky Building
Emperan Umeda Sky Building
Sebelum kembali ke hostel dan beristirahat karena udah jalan kaki cukup jauh, masih nyempetin mampir ke Umeda Sky Building. Dari HEP Five Ferris Wheel tinggal jalan kaki aja kurang lebih 1 kilometer! Itu berangkatnya aja, belum baliknya :D.
Perjalanan menuju Umeda Sky Building merupakan salah satu yang kurindukan. Dimana aku bisa melihat vw terparki di trotoar sambil jualan lemon tea kaya teh gopek kalau di Indonesia. Selain itu juga dikasih tester tisu yang agak aneh tapi bagus karena teksturenya agak melar sama mbak-mbak gemes spg yang kawai.
Melihat bagimana orang-orang jepang kemana aja berjalan kaki, dan para polisi yang siap sedia di persimpangan jalan untuk menertibkan sesuatu yang menurutku udah tertib.  Liat counter jualan iphone 6 cuma sekitar 20000 Yen.
Meski sempat nyasar ke tempat konstruksi, ternyata jalan kaki menuju Umeda Sky Building lewat terowongan bawah tanah untuk pejalan kaki dan pesepeda pancal. Entah kenapa aku kok enggak nemuin stock foto maupun video ketika di terowongan itu ya.
Umeda Sky Building seperti dua menara  kembar dimana dihubungkan dengan sebuah bangunan. Kalau enggak bisa mengimajinasikan, bisa coba lihat foto di bawah ini.
Umeda Sky Building
Umeda Sky Building
Untuk pemegang kartu sakti Osaka Amazing Pass, Gratis buat naik ke sini. Kerasa kan murahnya jalan-jalan di Osaka pakai Osaka Amazing Pass? Kita perlu naik lift dulu sebelum naik eskalator untuk ke roofotop yang instagramable.
Eskalator menuju Umeda Sky Building
Eskalator menuju Umeda Sky Building di lantai sekian puluh

Liat bawah bener-bener ngeri euy! Iseng moto pake go pro kok keren. Tapi nyoba selfie kok enggak se keren  yang aku foto yak :D. 

Selfie di Eskalator Umeda Sky Building
Selfie di Eskalator Umeda Sky Building
Dari sekian gedung pencakar langit yang aku kunjungi. Bisa dibilang Umeda Sky Building ini yang paling ngeri. Gimana nggak ngeri, ini rooftop yang super duper tinggi dan angin kenceng. Sedangkan kaya Tokyo Tower, dan sejenisnya kan ada dalam ruangan jadi enggak kerasa hembusan anginnya.
Diatas sini rasanya ngeri-ngeri sedap lah. Sambil nulis ini aja masih bisa ngerasain gimana ngerinya ada di rooftop umeda sky building. 
Pengunjung Umeda Sky Building
Pengunjung Umeda Sky Building
Dan tiba waktu paling males yaitu jalan balik lagi. Dulu waktu seharian keliling Bangkok capek bisa dengan enaknya naik taksi. Di Jepang taksi harganya bener-bener mahal. Jadi lebih baik jalan kaki untuk berhemat daripada naik taksi yang ribuan yen hanya untuk beberapa kilometer saja :D.
Perjalanan pulang ke hostel pakai rute berikut ini
  • Jalan kaki dari Umeda Sky Building menuju ke Umeda Station
  • Naik Midosuji Line jurusan Tennoji 
  • Turun di Namba Station
  • Jalan kaki dikit sampai di hostel.
Shopee Lovember

Leave a Comment