Hallo lama enggak update blog, lagi repot sama pesenan kaos jelajah blitar yang laris manis jadi lupa buat nulis blog :D. Oke, sekarang aku mau sedikit curhat tentang perjalanan di dunia birokrasi untuk mengurus sebuah surat yang bener-bener penting kalau udah hilang, yaitu KTP alias Kartu Tanda Penduduk.
Sebagai warga negara yang baik, ada baiknya segera mengurus KTP yang hilang karena manfaatnya ada buanyak banget! Gegara KTP, aku hampir aja menyia-nyiakan tiket kereta api dari Blitar ke Jogja yang harganya sekitar 150an ribu. Kan bisa di cancel dan balik 80% an. Masalanya, H – 1 jam sebelum kereta berangkat aku masih kebingungan nyari KTP di rumah. Untung ada yang namanya Kartu Keluarga yang aku bawa saat masuk ke stasiun kereta api Blitar.
Lika Liku Mengurus KTP yang Hilang
Setelah galau gulana di Jogja gegara mikirin KTP, akhirnya aku bertekad menjadi warga negara yang baik dengan segera mengurus surat-surat. Adapun tahapan yang harus aku lalui antara lain sebagai berikut ini
Mengurus surat keterangan kehilangan di Polres
Meminta Surat Pengantar ke RT
Tanda tangan ke RW
Pengantar ke Kelurahan
Pengantar ke Kecamatan
Permohonan Pembuatan KTP di Kantor Catatan Sipil
Jadilah sebuah E-KTP
Catatan puenting! Langkah-langkah diatas harus berurutan. Enggak bisa tambal sulam. Sedangkan dokumen yang perlu di persiapkan antara lain sebagai berikut
KK Asli
Fotokopi KK
Pas Foto 3×3 dengan background warna merah (untuk kelahiran tahun ganjil, kalau tahun genap warna biru.).
Berikut foto tentang cara pengurusan KTP baik yang baru maupun hilang yang aku foto di Kantor Kelurahanku.
Sebelum mengikuti cerita riil dan fakta di lapangan, kamu harus baca dulu beberapa faktor yang mungkin mempengaruhi lika-liku perjalanan pembuatan KTP yang memakan waktu hampir 2 bulan. Jadi harap diperhatikan ya beberapa point berikut yang mungkin tidak akan kamu temukan di tempat lain.
KTPku yang hilang merupakan E-KTP. Jadi aku udah pernah melakukan perekaman data E-KTP sebelumnya.
Semua proses ini aku lakukan di wilayah Kota Blitar, mungkin ada perbedaan kondisi lapangan dengan daerahmu. Tapi kalau secara prosedur sih harusnya sama aja. Cuma kondisi di lapangannya yang mungkin berbeda.
Kondisi di lapangan bisa saja berubah-ubah sesuai dengan kondisi di daerahnya masing-masing.
Mengurus Surat Keterangan Kehilangan di Polres
surat keterangan kehilangan
Sebelum memulai beberapa langkah diatas, langkah pertama adalah mengurus surat keterangan kehilangan di polres. Silakan datang ke polres terdekat dimana KTP anda hilang untuk mengurusnya. Karena aku enggak tahu dimana hilangnya dan baru tahu ketika mau berangkat naik kereta, akhirnya aku ngurusnya juga di polres kota Blitar yang jaraknya tidak sampai 2 km dari stasiun.
Jangan lupa untuk membawa kartu keluarga yang asli ya ketika datang ke polres maupun polsek. Dateng aja ke bagian depannya dan langsung tanya ke bapaknya yang jaga kalau ngurus surat keterangan kehilangan itu di bagian mananya.
Maaf aku lupa nama bagiannya, kalau di Polres Blitar lokasinya dekat dengan pintu masuk dan berada di gedung terpisah. Aku cuma antri 1 orang yang memakan waktu sekitar 5 menit saja. Ketika di proses pun aku enggak mengalami kesulitan.
Sebenarnya disarankan untuk merubah status mahasiswanya karena sudah lulus, tapi karena males merubah KK yang bakalan ruwet juga, akhirnya aku putuskan untuk tetap menjadi seorang mahasiswa / pelajar saja di KTP :D.
Proses pembuatan surat ini memakan waktu kurang dari 10 menit, setelah suratnya di print dan dimintakan tanda tangan aku pun bisa meninggalkan polres dengan surat keterangan kehilangan TANPA DIPUNGUT BIAYA sepeser pun. Tidak ada kode-kodean dari bapaknya untuk meninggalkan kenang-kenangan sama sekali :D.
Surat Pengantar RT, RW, Kelurahan dan Kecamatan
Bermodalkan surat keterangan kehilangan aku menghadap ke bapak RT untuk mengurus surat pengantar pembuatan e-KTP yang baru saja hilang. Prosesnya agak lama sih, gegara rumahnya kosongan. Setelah mencoba beberapa kali, akhirnya berhasil mengurus surat pengantar dengan waktu yang relatif singkat.
Dari rumah pak RT, aku lanjutkan perjalanan ke rumah pak RW, ternyata beliau sedang tidak di rumah. Akhirnya keesokan paginya aku datang ke Pak RW dan meminta tanda tangan untuk surat pengantar tersebut. Setelah dapet tanda tangan dari pak RW bergegaslah ke kelurahan untuk melanjutkan perjalanan ke kelurahan.
Di kelurahan pun ndelalah, aku juga enggak antri, sehingga bisa menyelesaikan urusan kurang dari 20 menit. Agak lama gegara sekalian mbayar pajek bumi dan bangungan :D. Selain mbayar pajek, ibunya juga enggak kasih-kasih kode apapun buat ngisi sumbangan maupun kotak ajaib semacamnya. Jadi bisa dipastikan di kelurahan GRATIS.
Prosedur Cara Membuat KTP
Dari kelurahan langsung cus ke Kecamatan untuk meneruskan surat pengantar. Di kecamatan malah cepet buanget lho. Enggak ada antrian dan cuma duduk 5 menit. Urusan kelar dan diminta untuk ke kantor catatan sipill. Di sini pun, mbak cantik yang mengurusnya juga enggak kasih kode apapun, jadi juga GRATIS. Sebelum keluar sempat foto x banner yang ada di kantor kecamatan yang isinya sebagai berikut ini.
biaya biaya pengurusan surat di kecamatan.jpg
Mengurus E-KTP di Kantor Catatan Sipil
Sesampainya di kantor catatan sipil aku membaca kertas yang di tempel. Untuk yang kehilangan KTP diharuskan untuk membuat surat pernyataan dengan materai dan ditanda tangani. Yaudah deh langsung balik kanan buat cari kertas dan materai kemudian di tanda tangani. Untung contoh surat keterangannya di tempel di pintu juga. Bisa difoto dan dikerjakan di rumah :D.
Contoh Surat Pernyataan Kehilangan
Sebelum masuk ke antrian catatan sipil, ada baiknya kamu sudah menyiapkan beberapa berkas berikut ini. Supaya enggak bolak balik.
Fotokopi KK
Surat Keterangan Kehilangan
Surat Pengantar Kelurahan yang sudah di sahkan oleh kecamatan
Pas foto 3×3
Map Warna Kuning
Setelah antri cukup lama sampai terkantuk-kantuk. Akhirnya giliran dipanggil untuk mengumpulkan berkas. Setelah mengumpulkan berkas pun masih nunggu cukup lama. Tolah-toleh di kantor catatan sipil, kebetulan pagi itu banyak wanita-wanita yang menarik. Sayangnya sudah berpasang-pasangan :D. Sepertinya mereka sedang mengurus dokumen gegara menikah deh :D.
Akhirnya sambil nunggu nama dipanggil, ketularan ngantuk bapak di sebelahku yang ngurus pindahan dari Kabupaten ke Kotamadya. Katanya biar urusan macem-macemnya lebih mudah. Setelah hampir satu jam menunggu akhirnya dapet sebuah surat ukuran A4 yang menerangkan bahwa ini merupakan pengganti KTP. Hal ini disebabkan bahan untuk pembuatan KTP belum tersedia alias habis.
Di kantor catatan sipil ini aku juga enggak mengeluarkan biaya sepeserpun selain buat parkir dan beli map warna kuning. Ada bapak-bapak yang mau membayar ketika suratnya jadi, ditolak oleh pegawai di kantor dan menjelaskan ke bapaknya kalau semuanya itu GRATIS. Jadi yang berharap dapet kode, jangan berharap di kantor catatan sipil satu ini, meski banyak dedek cantik SMK yang magang di sini :D.
Jadi, kemana-mana aku kudu bawa kertas A4 ini ? Enggak ringkas sama sekali. Mirip KTP sih, fotoku yang dikumpulkan ditempel disitu. Dan ini bener-bener ribet kalau mau dibawa kemana aja. Akhirnya kuputuskan untuk meninggalkannya dirumah aja. Daripada aku bawa kemana-mana malah rusak dan rempong. Untung masih ada SIM yang cukup membantu di beberapa hal.
Tidak ada kepastian tentang adanya bahan E-KTP ini. Yasudah deh dinikmatin aja hidup tanpa KTP untuk jangka waktu yang belum ditentukan.
Akhirnya KTP Elektronik Jadi
Setelah satu bulan lebih tanpa KTP, beberapa waktu lalu dapet kabar dari tetangga yang juga kehilangan KTP. Katanya bahan E-KTP sudah ready sist! Akhirnya dengan semangat juang aku pun memutuskan untuk segera datang ke kantor catatan sipil pada pukul setengah 10. Dan sesampainya di sana aku ditolak gegara antriannya sudah penuh.
Di hari Jum’at, kantor catatan sipil hanya melayani 40 orang saja (untuk pembuatan E KTP), jadi batal deh dapet E-KTP di hari itu. Akhirnya aku jalan-jalan ke selatan dikit karena diajak oleh seorang teman untuk masuk ke salah satu Goa yang dalamnya sekitar 5 meter.
Pada hari Seninnya, jam setengah 8 pagi pun aku datang ke kantor catatan sipil.
“Antriannya KTP hari ini sudah habis mas” ujar dedek dedek imut pelajar SMK yang lagi magang.
Buset dah. Ini sebenarnya kantor catatan sipil bukanya jam berapa sih? Kandas sudah KTP tetangga yang enggak bisa dibikin hari itu juga, karena jam 11 siang dia harus cabut kembali ke Ibukota untuk bekerja :D.
Pulangnya aku tanya ke yang ngurusin parkiran. Sebenarnya ambil antrian itu jam berapa sih pak? Ini masih jam 8 kurang kok antriannya sudah habis? Jam 6 udah bisa ambil antrian mas. Wuik, jam 6 pagi? Kok mau nyaingi kantor BTPN di kala tangal muda, antrian udah ada mulai dari subuh.
Berapa orang mas? 2 orang? Ini ada 1 tiket untuk 1 orang siapa tahu mau make. Akhirnya kuambil deh nomer antrian tersebut dan berterima kasih kepada masnya yang udah baik :D. Entah baiknya gegara aku apa temen cewek yang aku bonceng 😀
Nomer antrian 80 merupakan nomor antrian paling akhir. Entah kapan dipanggilnya. Kata masnya yang ngasih “Dateng aja sebelum dhuhur mas“. Minggu lalu antriannya cuma 60, baru hari senin ini ditambah jadi 80.
Yaudah deh, pulang dulu ke rumah, habis itu sarapan sambil nyicil kerjaan bentar. Setelah itu jam setengah 11 aku kembali ke kantor catatan sipil untuk menikmati antriannya. Ternyata antrian masih sampai di nomer 50. Jadi ada sekitar 30 antrian. Iya kalau di bank BTPN, antrian 30 enggak bakal sampai 30 menit :D. Sayangnya ini di kantor catatan sipil, jadi bakal lama.
Untungnya ada banyak nomer-nomer siluman. Nomer antrian dimana orangnya sudah lenyap. Pantesan kok tiba-tiba udah hampir sampai nomor 80, padahal tadinya masih 50an :D. Mungkin karena antriannya terlalu lama dan mereka harus segera meninggalkan kantor catatan sipil untuk beraktivitas.
Antrian di Kantor Catatan Sipil
Setelah nomor antrian dipanggil, nomor antrian terakhir. Aku cuma ngumpulin satu lembar A4 dengan map bersampul kuning, setelah itu data diperiksa lagi apakah sudah benar semua, ketika sudah benar disuruh menunggu panggilan.
Perlu diketahui dalam validasi data ini apabila ada kesalahan pada nama / jenis pekerjaan / yang lain kamu perlu mengulang proses dengan merubah Kartu Keluarga terlebih dahulu. Yang bisa diedit langsung hanyalah golongan darah dan data lain yang tidak tercantum di Kartu Keluarga.
Setelah nama dipanggil, KTP sudah jadi dan kita hanya perlu melakukan aktivasi menggunakan jari telunjuk. Setelah itu Selamat E-KTP Baru yang sudah jadi dengan masa berlaku seumur hidup.
Itulah lika-liku ceritaku dalam mengurus E-KTP yang memakan waktu hampir 2 bulan. Apa kamu juga mengalami hal tersebut? Atau lebih gampang dan mudah?
Leave a Comment