Aku enggak pernah membayangkan sebelumnya kalau main ke Borneo, berawal dari ajakan iseng seminggu sebelum lebaran untuk main ke Borneo, kebetulan ada seorang kawan di Blitar yang pernah tinggal cukup lama di Borneo, tepatnya di daerah Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
Borneo
Perjalanan di Kalimantan untuk pertama kalinya ini akan menjadi tulisan yang agak panjang, sehingga aku akan membuat beberapa tulisan tentang apa yang aku alami dan pelajari dalam perjalanan ini. Tetunya komplit dengan itenary dan budget untuk yang ingin berwisata ke tempat yang aku kunjungi juga.
Penerbangan Juanda – Syamsudin Noor dengan Garuda Indonesia
Garuda Indonesia
Sebelumnya aku belum pernah naik pesawat Garuda Indonesia, bukan karena anti nasionali, karena sudah menjadi rahasia umum kalau harga tiket Garuda Indonesia biasanya jauh lebih mahal dibanding para kompetitornya.
Namun entah kenapa, pada hari dimana aku berangkat, harga tiket Garuda bisa bersaing dengan pesawat low fare lain seperti Lion Air yang sudah membuatku trauma gegara setiap naik Lion Air 90% pasti delay!
Harga tiket Garuda Indonesia dari Juanda ke Syamsudin Noor menghabiskan biaya 889.000. Tapi ketika aku menunjukkan harga tersebut ke temanku dia malah bingung. Kok aku bisa dapat harga murah banget. Setelah itu aku cek lagi ternyata memang benar, beberapa hari setelah aku membeli tiket dengan harga tersebut, temanku mendapatkan harga 1.2 juta rupiah dengan pesawat yang sama. How Lucky Me!
Cari Tiket Pesawat Murah
Tapi keberuntungan tiket harus dibalas dengan kesialan yang lain. Waktu berangkat ke Bandara naik gojek, hujan deras dari Waru menuju Juanda. Aku pun menyesal tidak menggunakan voucher uber yang masih aku miliki. Sudah terlanjur ya sudah lah.
Kesan pertama naik garuda emang bener-bener bagus sih. Di tiket dapat meal yang ternyata di lapangannya berupa snack. Not bad lah, daripada enggak sama sekali. Selain snack, dapet permen dan minuman yang bisa milih, mulai dari jus, susu, teh hingga kopi.
Snack Garuda Indonesia
Jarak antar kursi juga lebih luas dan dilengkapi dengan LCD yang bisa digunakan untuk menonton film selama penerbangan, selain itu juga tersedia koran untuk dibaca ketika penerbangan. Mbak pramugarinya tampak anggun dengan make up yang bener-bener pas dengan kombinasi seragamnya. Enggak ada yang bisa diungkapkan lagi selain kata SUKA dengan seragam tosca Garuda.
Hello Borneo!
Penerbangan Garuda dari Juanda Menuju Banjarbaru membutuhkan waktu sekitar 50 menit an. Untung aku saat itu dapat duduk di sebelah jendela, sehingga bisa melihat detik-detik tiba di borneo. Kapal-kapal tongkang besar tampak berada di sungai (yang tadinya aku kira adalah sebuah selat) dengan tumupkan batu berwarna hitam yang tidak lain adalah batu bara.
Kesan pertama ketika landing adalah PANAS! Tidak jauh berbeda dengan Surabaya namun panasnya lebih bersahabat karena tidak sampai menusuk bagaikan jarum yang menembus celana.
Tidak lama setelah aku sampai di Bandara, seorang kawan dari Blitar sudah menjemput naik motor dan kami pun segera melaju ke daerah Banjarbaru. Karena hari Jum’at aku berhenti di salah satu masjid, untuk sholat Jum’at sedangkan temanku menunnggu sepatu yang aku jemur di warung. Setelah sedikit meengobrol, ternyata pemilik warung tersebut adalah orang BLITAR.
Jauh-jauh ke kalimantan, ketemunya orang Blitar juga. Yang bikin aku kaget itu ketika setelah Jum’atan mau lanjut ke banjarbaru dan membayar makanan, ternyata untuk 3 porsi jus mangga dan satu piring gado-gado harganya 49 ribu. Busyet dah, mahal banget, padahal sudah sama-sama tahu kalau orang Blitar -,- . Sebegini mahal kah Kalimantan ?
Selain itu jamnya membuatku sedikit bingung juga. Karena sebenernya jamnya tidak berbeda jauh dengan di Jawa Timur tetapi angkanya seperti dipaksakan untuk 1 jam lebih awal. Jadi seringkali aku bingung. Entahlah, mungkin agar memudahkan dalam administrasi atau semacamnya lah.
Dari Bandara, kami langsung menuju Martapura, sebuah kota di sebelah Timur Banjarbaru. Jaraknya tidaklah jauh, hanya seperti Surabaya – Sidoarjo lah. Kalau dari bandara ya lumayan jauh sih, sekitar 20km.
Pasar Batuah dan Masjid Agung Al Karomah Martapura
Siang itu temenku mengajakku untuk mampir ke pasar Batuah, sebuah pasar tradisional yang cukup terkenal di daerah Martapura. Dari bandara membutuhkan waktu sekitar 30 menitan untuk mencapai Martapura.
Di pasar Batuah ini kamu bisa mendapatkan beragam oleh-oleh khas Banjar, mulai dari ikan asin, makanan tradisional hingga aksesoris. Namun tidak semua yang dijual merupakan barang asli, disesuaikan lah dengan kebutuhan pasar. Aku sendiri tidak membeli apapun di pasar ini, hanya lihat-lihat saja lah.
Penjual Ikan di Pasar Batuah, Martapura
Harga ikan asin juga bervariasi, ada yang dijual mulai dari 60 ribu per-kilo hingga ratusan ribu. Tergantung jenis ikan apa yang diinginkan. Tidak jauh dari pasar tersebut berdiri kokoh sebuah Masjid Agung yang bernama Al Karomah. Masjid ini merupakan salah satu landmark dari Martapura.
Masjid Agung Al Karomah
Tidak banyak yang kami lakukan di mesjid ini selain duduk-duduk di salah satu sudut yang agak rindang sambil mengambil fotonya. Jam menunjukkan pukul dua waktu setempat dan akhirnya kami memutuskan untuk pergi untuk mencari penginapan untuk satu malam. Karena pemilik rumah sedang ada acara di luar kota sehingga tidak memungkinkan buatku untuk menginap di rumahnya :D.
Ternyata susah lho cari penginapan murah di Banjarbaru melalui internet. Karena kebanyakan yang ada adalah hotel yang tentunya tidak ramah dikantong. Tunggu cerita selanjutnya tentang susahnya mencari penginapan murah melalui media online di Banjarbaru.
Leave a Comment