“Bang, Seloso ndek Pantai Peh Pulo yoh” sebuah pesan masuk dari Nova. Semenjak kerja di salah satu perusahaan dia cuma bisa libur di hari biasa, enggak bisa libur di akhir pekan. Berhubung sedang butuh brainstorming untuk project kolaborasi bareng temen, akhirnya aku iyain aja deh ajakannya :D.
Kemarin Selasa, tepatnya tanggal 3 Oktober 2017, kami berlima berangkat menuju ke Peh Pulo Blitar, Aku, Farid, Agung, Nova dan Ayu teman Nova. Ternyata Ayu juga mengajak temannya yang dari Blitar, teman dari bermain game Mobile Legends untuk join ngetrip ke pantai peh pulo. Jadi perjalanan ini diikuti oleh 6 orang.
Rute Menuju Peh Pulo
Perjalanan menuju pantai peh pulo membutuhkan waktu kurang lebih 90 menit perjalanan, untuk saat ini kamu enggak bisa mengandalkan google map karena rute yang ditunjukkan sangat tidak akurat. Masa iya, kita disuruh ke Pantai Serang kemudian jalan kaki menuju ke pantai peh pulo?
Jadi, untuk menuju pantai peh pulo kamu bisa mengikuti rute di bawah ini.
- Dari Kota Blitar, ambil jalur ke selatan arah Kanigoro
- Dari Kanigoro ikuti jalan sampai ke Sutojayan / Lodoyo
- Dari Lodoyo ambil rute menuju Panggungrejo, tepatnya di kawasan pasar Panggungrejo (google maps masih bisa membantumu sampai sini, setelah ini ikuti petunjuk dengan sangat hati-hati)
- Dari pertigaan pasar Panggungrejo, ambil rute kiri menuju Ds. Kaligambir. Kalau ambil kanan rute ke Pantai Serang.
- Ikuti terus jalan dan petunjuk menuju ke pantai pasir putih yang ada di Desa Sumbersih.
- Kalau bingung / ragu lebih baik tanya ke orang sekitar, karena masih lumayan jauh sih dari pasar Panggungrejo.
Kondisi jalannya gimana ? Tenang, sekarang sudah enggak serem kaya dulu lagi. Sudah mulai banyak perbaikan meski belum semuanya. Mobil bisa sampai pantai peh pulo? Sangat bisa, karena saat puasa kemarin sempat datang ke sini naik mobil.
Cuma kalau lagi papasan dengan truk ya siap siap mundur aja, jalannya kecil cuy. Elf masih bisa masuk juga kok kalau nyarter mobil.
Pantai Peh Pulo dan Pantai Pasir Putih
Perjalanan dari pemukiman penduduk ke pantai sudah cukup nyaman dengan jalan yang berupa cor beton. Sepertinya bakalan di cor sampai pantai. Sesampainya di salah satu pantai indah di Blitar ini, tampak beberapa bangunan semi permanen sudah berdiri
Sepertinya tidak sulit lagi mencari makanan di pantai ini, terutama di akhir pekan. Karena selama seharian di peh pulo cuma ada satu warung yang buka, itu pun setelah satu jam kami berada di pantai.
Pantai yang mulai ramai dengan warung-warung dan toilet ini sebenarnya bukanlah pantai peh pulo, tetapi pantai pasir putih. Oleh itu kenapa rute perjalanan dari Kaligambir menuju pantai peh pulo itu tulisannnya pantai pasir putih.
Namun karena ini negara demokrasi, yang banyak yang menang, sehingga dibiarin aja ada yang pasang plakat pantai peh pulo di pantai pasir putih.
Sedangkan pantai peh pulo terletak sekitar 1 km di sebelah timur pantai pasir putih ini, bisa dilalui dengan roda dua, untuk roda empat kurang yakin kecuali kalau bawa mobil offroad gitu atau truk sekalian.
Berhubung ingin ganti suasana pasir, aku duduk bersantai di pinggir pantai sambil mikir hal yang sebenernya nggak penting-penting amat. Sedangkan Nova, Ayu dan Farid sibuk bikin video. Sesekali Agung mainan drone buat stock footage video.
Sesekali emang perlu brainstorming di tempat yang nggak biasa aja. Katanya sih buat merangsang ide-ide yang nggak biasa. Secara apa yang kita lihat juga berbeda dengan keseharian kita.
Tetapi itu enggak selamanya berhasil. Terkadang juga cuma buat alasan aja lagi pengen keluar rumah. Toh bekerja di tempat seperti ini tidak memberi kepastian bakalan dapat ide baru. Bahkan tidak jarang jamban dalam rumah bisa menghasilkan ide-ide segar. Apalagi kopi yang tersedia super duper manis! Ah bapaknya kurang handal meramu kopi hitam.
Seenggaknya dengan pekerjaanku saat ini, aku bisa kerja dari mana aja tanpa terikat waktu dan tempat. Eh cuma sesekali harus terikat waktu dan tempat. Udah kaya digital nomaden belum ? #eh . Setelah cukup puas bermain di pantai peh pulo pasir putih, penasaran juga sama pantai peh pulo. Perjalanan dilanjut ke timur dikit.
Lha kok ternyata subhanallah, ada pantai yang super duper masih bersih meski udah mulai ada sampahnya. Pemandanganya juga ajib meski panas mulai membakar ubun-ubun aku tetap turun. Kendaraan parkir diatas, karena ada tulisan pantai peh pulo turun ke bawah. Jalan kaki tanpa khawatir motor ilang karena enggak ada penampakan orang sama sekali.
Pasir pantai putih bersih, bahkan lebih bersih dari pantai pasir putih yang sebelumnya. Tidak tampak sampah sama sekali di bibir pantai, namun dibawah rindangnya pepohonan pandan tampak sampah berserakan bercampur dengan bekas kayu dibakar ala ala api unggun. Sayang sampahnya nggak sekalian dibakar.
Bentang pantai tidak terlalu luas, beberapa keong tampak berlarian sambil sesekali bersembunyi dibalik cangkangnya. Aku jadi ingat waktu kecil dulu beli keong dan meniupnya supaya mau keluar dari cangkannya :D.
Tidak lama berada di pantai peh pulo ini, karena ayu yang tadinya bawel plus cerewet jadi diem karena menahan kencing, panas juga udah makin gak ketulungan. Belum sarapan dan enggak ada yang jualan es degan di pantai ini membuatku pengen cepet-cepet balik mampir warungnya mas Dupal di Sutojayan buat makan soto :D.
Ternyata peh pulo sudah banyak berubah, jadi kalau mau main kesana mending weekend aja ada banyak temennya. Siapa tahu ketemu jodoh di sana. Semoga yang ngunjungi juga sadar akan pentingnya kebersihan pantainya sehingga enggak meninggalkan apapun selain kenangan #eh
Leave a Comment