Mendaki gunung kelud via Tulungrejo untuk upacara 17 agustus yang rutin di gelar oleh masyarakat sekitar.
Gunung Kelud sampai tulisan ini aku tulis masih jadi rebutan antara pemerintah kabupaten Kediri dan pemerintah kabupaten Blitar.
Permasalahan ini terjadi sejak beberapa tahun terakhir setelah Gubernur mengeluarkan SK tentang kepemilikan Gn. Kelud menjadi Kediri, kemudian beberapa bulan lalu SK dicabut dan mengembalikan Gn. Kelud ke Blitar dan belum lama ini keputusan tersebut dicabut lagi sehingga SK masih berlaku.
Entah aku sendiri enggak begitu paham sama yang begituan. Mungkin memang bukan urusan saya.
Lepas dari rebutan itu semua, beberapa waktu lalu aku mendaki Gunung Kelud yang hanya memiliki ketinggian 1731 Mdpl. Memang sih enggak terlalu tinggi untuk sebuah pendakian. Enggak se-keren gunung-gunung lain yang ketinggiannya lebih dari 2000 Mdpl bahkan lebih dari 3000 pun banyak. Tapi, lagi-lagi bukan urusan saya.
Baca : Pendakian Gunung Kelud via Blitar
Pada kesempatan ini aku mau berbagi sedikit cerita bahkan video tentang perjalanan naik ke puncak gunung kelud beberapa waktu yang lalu. Makanya, baca sampai habis!
Pendakian Gunung Kelud via Ds. Tulungrejo
Mungkin banyak yang meremehkan gunung kelud, karena untuk ke gunung ini sebenarnya cukup mudah apabila mau melewati Wates, Kediri. Sepeda motor bisa sampai dekat banget dengan puncak.
Beberapa waktu lalu aku diajak oleh teman untuk ikut dalam pendakian ke Gunung Kelud melalui desa Tulungrejo. Sebuah desa di Kec. Gandusari yang berada di lereng gunung kelud. Sekitar 45 menit perjalanan dari Kota Blitar.
Pendakian ini sebenarnya dilakukan dalam rangka menyambut ulang tahun kemerdekaan Indonesia ke 70. Jadi selain cuma pendakian ada rencana juga untuk melakukan upcara di puncak gunung kelud.
Rombongan kami berangkat dengan jumlah sepuluh orang dengan berbagai macam usia mulai dari anak SD, SMP hingga yang sudah bapak-bapak. Berhubung jauh dari mata air, harus bawa persediaan air yang cukup dari bawah sehingga tidak kehabisan air di atas. Karena Air merupakan salah satu perbekalan yang sangat penting.
Alternatif lain yang bisa dicoba itu mendaki gunung kelud via karangrejo. Saya sudah 3 kalau nggak 4 kali mencoba jalur ini
Sebelum berangkat naik ke gunung kelud, kami berhenti di rumah Bapak Dasuki terlebih dahulu, untuk mengisi buku tamu dan mendata orang-orang yang naik gunung Kelud via ds. Tulungrejo. Setelah mengisi buku tamu, selanjutnya kendaraan diparkir di rumah beliau dengan tarif 5 ribu rupiah untuk 1 motor. Selain itu tidak ada biaya lain yang harus dikeluarkan.
Saranku sih minta nomor HP Pak Dasuki untuk berjaga-jaga apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan selama perjalanan. Setelah perijinan dan menitipkan kendaraan, selanjutnya adalah memulai perjalanan ke Gunung Kelud.
Oh iya, untuk yang belum tahu rute menuju pos pendakian ini bisa ikuti arah berikut ini
- Dari daerah Wlingi ikuti arah ke Gandusari
- Kemudian dari Gandusari ikuti arah ke Batu
- Nanti kamu bakalan lewat kebun teh bantaran ikutin terus jalannya hingga masuk di kawasan Desa Tulungrejo.
- Sesampainya desa ini ikuti jalan terus sampai notok ada pertigaan.
- Pertigaan ini apabila belok ke kanan merupakan jalan aspal yang bagus dengan tujuan rambut monte, sumber dandang, dan Batu sedangkan ke kiri jalan aspal kampung.
- Belok ke kiri.
- Setelah itu ada pertigaan lagi, belok ke kanan dan tinggal lurus hingga rumah terakhir merupakan pos perijinan pendakian ke gunung kelud yang berada di kawasan hutan pinus loji.
Mudah bukan untuk menemukan lokasinya? Kalau ragu enggak perlu takut untuk bertanya dengan warga sekitar.
Pendakian ke Gunung Kelud
Karena selama pendakian kami juga ingin mengabadikan dalam bentuk video, akhirnya aku dan Mas Duval merekam beberapa footage video selama perjalanan ini. Supaya bisa jadi kenang-kenangan yang tak ternilai kelak.
Setidaknya terdapat 3 pos yang dilewati selama pendakian ini. Pos pertama meski jalannya hampir naik terus namun masih relatif enak. Tidak ada semak belukar. Perjalanan dari pos perijinan menuju pos pertama ini memakan waktu mungkin sekitar 1 jam.
Dari pos satu perjalanan dilanjutkan ke pos 2. Ada dua jalur yang bisa dilewati untuk menuju pos 2. Setelah naik dari pos satu ambil kiri jalan yang turun menuju sungai (yang kebetulan waktu itu kering kerontang) atau bisa ambil kanan dengan jalanan yang juga menanjak. Kedua jalur ini bisa dipilih sesuai dengan keinginan.
Kami mengambil jalur kiri turun melewati sungai kemudian naik menanjak. Jalan ini cukup rimbun pepohonannya. Jalan juga tidak terlalu terlihat karena jarang sekali dilalui orang. Sedang apabila lewat jalur yang ke kanan sudah jelas jalannya. Keduanya sama-sama punya trek menanjak dan tingkat kesulitan sendiri-sendiri.
Bisa dikatakan 80% perjalanan dari pos 1 ke pos 2 ini adalah jalan yang menanjak terus. Cukup capek melewati jalur ini karena enggak ada tanjakan yang agak selow gitu. Nanjak e lumayan bikin ngos-ngosan untuk pendaki pemula.
Berbeda dengan pos 1, di pos 2 tidak ada bangunan sama sekali. Hanya sebidang tanah landai yang bisa dimanfaatkan untuk beristirahat karena pada bidang datar. Dari pos 2 menuju pos 3 membutuhkan waktu yang lumayan lama sih menurutku. Sekitar 60 – 90 menitan lah. Agak lupa karena enggak memperhatikan jam juga :D.
Akhirnya setelah jalanan menanjak yang lumayan jauh sampai juga di pos 3. Pos dimana kita bisa mendirikan tenda dan bisa melihat gunung kelud yang menjulang megah seperti foto pertama postingan ini.
Bermalam di Pos 3 Gunung Kelud
Sampai di pos 3 sekitar pukul 15.30 sore. Udah lumayan sore. Selain itu juga sudah tampak beberapa tenda yang berdiri entah siapa aku juga kurang tahu. Tampak juga beberapa anak SD dari desa Tulungrejo yang pulang dari Kawah. Dikirannya upacara bendera dilakukan hari itu. Anak SD berangkat dari pagi dan langsung pulang sorenya. Mereka cuma bawa bekal aja dari rumah. Enggak ada niatan buat bermalam.
Malam itu beberapa teman briefing untuk upacara keesokan harinya. Karena sudah terlalu lelah, aku pun langsung mlungker di dalam tenda. Beruntung malam itu hawa di pos 3 ini tidak terlalu dingin. Sehingga tidak mengalami kedinginan yang begitu berarti.
Menuju Puncak Kelud, Upacara dan Bersantai di Kawah
Keesokan paginya, cuaca cukup bersahabat. Hangatnya sinar mentari pagi itu menggoda kami untuk segera bergegas menuju puncak. Setelah menikmati secangkir kopi di pagi hari, kami bergegas untuk menuju puncak. Supaya tidak terlalu siang ketika sampai puncak.
Setelah menikmati secangkir kopi dan sunrise yang cukup cakep, perjalanan dilanjutkan menuju puncak. Jalanan ke puncak cukup melelahkan. Jalanan naiknya jan ora umum! Turunnya udah bikin males bayangin gimana capeknya waktu pulang nanti.
Tracknya itu dari pos 3 turun cukup terjal kemudian jalanan naik turun yang cukup landai dan lumayan mengerikan juga. Lihat garis putih pada foto di bawah ini. Kurang lebih seperti itu lah track untuk summit ke puncak gunung kelud.
Setelah melakukan perjalnan selama satu jam, akhirnya tiba di penghujung jalnan landai. Kini sampai di kawasan bebatuan yang cukup tinggi untuk dinaiki. Kalau mau naik ini kamu kudu berhati-hati. Jangan sampai salah jalan karena jalannya benar-benar sulit dan lumayan berbahaya. Karena ini benar-benar batu semua.
Sesampainya diatas persiapan upacara segera dilaksanakan dengan warga sekitar dan orang-orang yang sudah ada di puncak. Supaya tidak kesiangan. Akhirnya upacara bendera dalam rangka ulang tahun kemerdekaan Indonesia ini dilaksanakan pada pukul 8 pagi.
Merah putih di puncak gunung kelud terus berkibar selama upacara berlangsung. Ada puluhan orang yang mengikuti upacara pada hari tersebut.
Menikmati Keindahan Kawah Gunung Kelud
Selesai upacara, akhirnya kami putuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju kawah gunung kelud yang tidak terlalu jauh dari tempat kami upacara.
Membutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk menuju kawah gunung kelud. Kawah itu kini menganga begitu lebar, memang tidak tampak adanya lava maupun magma yang menyala, namun tampak kepulan asap di beberapa titik.
Kalau mau tau luas kawahnya, silakan hitung sendiri ya :D. Setelah menikmati keindahan kawah ini akhirnya kami putuskan untuk kembali ke tenda. Menuju tenda pun membtuuhkan tenaga yang lumayan sih, karena ada tanjakan yang bener-bener tinggi.
Sesampainya di tenda kami segera mengisi perut dan beres-beres membersihkan sampah-sampah pada sebuah wadah plastik untuk dibawa turun lagi. Gunung kelud ini masih bersih, jadi jangan tinggalkan sampah apapun terutama yang tidak bisa diurai oleh bakteri seperti plastik.
Perjalanan pulang tidak begitu lama, kurang dari 2 jam kami sudah bisa mencapai pos perijinan. Mungkin lain kali bakal jalan jalan ke kawah kelud lagi. Pengalaman naik gunung pertama yang enggak terlupakan :D.
Sebenernya mau nerusin nulis, tapi ternyata udah panjang baget paling kamu juga males bacanya kan? Oleh karena itu mending lihat video dokumentasi perjalanan ini.
Video Dokumentasi Perjalanan Ke Puncak Kelud
Berikut video dokumentasi perjalanan mengibarkan merah putih di puncak gunung kelud. Sekian dan terima kasih sudah mampir di panduaji.net semoga bermanfaat dan sampai jumpa di cerita-cerita selanjutnya :D.
Leave a Comment