Pantai Keben merupakan salah satu pantai indah di Blitar selatan, tepatnya di Desa Ngadipuro, Kec. Wonotirto, Kabupaten Blitar. Sudah lama saya memiliki keinginan untuk main ke pantai di Blitar ini, tapi baru saja keturutan bareng Sindi, Agung dan Ilham.
Setelah cukup lelah mengisi akhir pekan dengan pekerjaan yang macem-macem, akhirnya senin kemarin punya kesempatan buat main lagi ke pantai mencari vitamin sea :D.
Minggu sebelumnya saya main ke Pantai Jolosutro Blitar, pada kesempatan ini saya akan berkunjung ke salah satu pantai yang sudah dua kali batal saya kunjungi karena medan dan anggotanya yang tidak memungkinkan, yaitu Pantai Keben di Ngadipuro, Wonotirto, Kabupaten Blitar. Penasaran? Baca aja sampai habis.
Jam Menunjukkan pukul 07.00 pagi ketika akhirnya saya putuskan untuk berangkat di meeting point yang terletak di daerah Kanigoro Blitar. Disana Agung sudah menunggu tidak lama disusul oleh Sindy yang siap ikut jalan menjelajahi pantai di Blitar bareng pagi itu. Beberapa orang yang rerncananya akan berangkat pun batal sehingga menyisakan 3 orang saja. Tahu sendiri kan bagaimana liburan yang direncanakan? Awalnya rame yang mau gabung, lama-lama bakal berkurang sendiri. Lastminute sebelum berangkat ada tambahan personil, yaitu Ilham :D.
Perjalanan Menuju Pantai Keben
Perjalanan menuju Pantai Keben di Ngadipuro dimulai dari Kanigoro, sebelum berangkat sempat mampir sarapan di Warung Pecel Mbak Kasih di Tlogo yang mungkin akan aku tulis sendiri pada postingan yang lain.
Dari Kanigoro ambil rute ke selatan melewati Lodoyo – Ngeni – Hingga pertigaan Jorongan / Nyamil / Sidomulyo (apabila belok kiri ke Pantai Serang, sedangkan belok kanan ke Pantai Pudak) – Ambil kanan terus ikuti jalan utama hingga menemukan perempatan dengan petunjuk arah ke 10 pantai yang ada di Desa Ngadipuro, Kec. Wonotirto, Kab. Blitar.
Perjalanan ke Pantai Keben pun searah dengan Pantai Jebring yang sudah pernah saya datangi beberapa kali. Namun sebelumnya saya mau sedikit cerita jalan menuju ke titik ini. Lumayan dan bisa ditempuh dengan kendaraan roda empat maupun roda dua. Untuk kendaraan besar saya nggak yakin karena tergantung sopirnya.
Baca juga: Backpackeran ke Bawean
Titik yang sulit diantaranya kawasan tanjakan Dogong yang berada setelah hutan lepas dari daerah Lodoyo. Sebelum memasuki desa Ngeni dan selepas pertigaan Jorogan juga lumayan susah jalan. Aspal rusak parah yang tinggal bebatuan saja. Setelah sampai di petunjuk arah 10 pantai ngadipuro ini, jalan akan semakin menantang 😉
Berhubung mau ke pantai Keben, Aku ambil jalan ke kanan mengikuti jalan cor yang kemudian dilanjut aspal yang sesekali terdapat lubang menganga lebar. Setelah masuk gapura masuk kawasan wisata pantai Jebring. Tibalah kita di jalanan hellroad! Katakan selamat tinggal kepada aspal dan selamat menikmati jalanan tanah di tengah perkebunan tebu!
Foto diatas adalah jalan yang bisa dibilang masih cukup mudah untuk dilalui kendaraan bermotor. Kebahagiaan tersebut sirna tatkala ambil jalan ke kiri menuju ke Pantai Keben. Setelah melewati turunan, pepohonan tebu cukup rimbun, bahkan tidak sedikit yang menutup jalan utama menuju pantai keben.
Kendaraan roda empat yang melewati jalan ini hanyalah truk pengangkut tebu. Silakan kalau mau coba peruntungan siapa tahu memang bisa. Kalau aku sih menyarankan tidak. Berikut penampakan jalan di tengah-tengah kebun tebu.
Saya sempat berhenti setelah rem belakang menghantam bebatuan dan bengkong sehingga mepet sama footstep. Berhubung enggak bisa nge-rem, akhirnya berhenti dan mendapatkan pertolongan darurat untuk memastikan kalau bisa dibuat nge-rem. Setidaknya sampai kembali pulang.
Beruntung semakin dekat pantai, kebun tebu sudah mulai dipagari sehingga tidak ada pepohonan tebu yang menghalangi jalan. Sehingga perjalanan bisa lebih mudah sih. Sangat tidak disarankan untuk main ke sini setelah hujan karena jalannya super duper sulit.
Pantai Keben Serasa Milik Sendiri
Akhirnya sampai juga di penghujung jalan yang sudah buntu, tampak beberapa motor terparkir di tempat ini. Sepertinya memang di sinilah parkiran motor ke pantai keben.
Akhirnya kami pun meninggalkan motor di sini dan berjalan menuju ke pantai keben yang sudah terlihat. Untuk kendaraan yang bagus ada baiknya menambahkan kunci ganda karena tidak ada yang menjaga motor.
Setelah berjalan sekitar 100 meter, tampaklah pemandangan alam yang berhasil membayar lunas perjuangan melewati jalan di tengah-tengah rimbunnya pohon tebu!
Hamparan pasir pantai kecoklatan berpadu dengan birunya langit, hijaunya perbukitan dan buih debur ombak samudra hindia memberikan rasa senan tersendiri. Setelah dua kali gagal menuju pantai ini, akhirnya pada kesempatan ini benar-benar terwujud.
Baca juga : Backpackeran ke Karimunjawa
Tak nampak ada seorang pun di sana pagi itu, yang ada ya hanya kami berempat. Tak nampak adanya pepohonan teduh di sekitar pantai, karena dikelilingi oleh kebun tebu. Hanya tampak di salah satu susunya pepohonan di tebing karang yang tak seberapa yang akhirnya menjadi tempat kita berteduh.
Saya jatuh cinta dengan kombinasi warna deburan ombak yang membelai pasir putih kecoklatan pantai ini. Tidak salah ketika banyak orang yang bilang kalau pantai keben merupakan pantai paling indah diantara 10 pantai lain yang ada di desa ngadipuro ini.
Hampir dua jam saya berada di pantai ini, menikmati #vitaminsea nan menyegarkan mata dan batin. Diselingi dengan kegiatan iseng-iseng membuat video dokumentasi perjalanan untuk konten di Jelajah Blitar.
Setelah Agung selesai bermain drone buat footage dan tenaga sudah kembali terisi, akhirnya kami putuskan untuk pulang karena sebenarnya masih ada satu pantai lagi yang ingin kami kunjungi.
Saran buat yang mau main ke sini, jangan lupa buat bawa bekal secukupnya. Tidak ada siapapun di sini, apalagi orang jualan es.
Kondisi pantai yang super duper panas tanpa penghijauan disekitarnya membuatmu bakal butuh stok minum yang cukup banyak. Kalau bisa bawa makanan juga, karena perjalanan menuju tempat ini pun butuh perjuangan yang nggak gampang.
Akhirnya kami pun kembali ke perempatan untuk mencari es teh manis karena sudah kehabisan minuman. Sebenarnya kami akan melanjutkan ke pantai pudak, namun karena kondisi sudah lelah dan males, apalagi ingat kalau sindy sore nanti harus kembali ke Malang, akhirnya kami putuskan untuk kembali pulang.
Pantai pudak bisa ditunda lain kali, toh juga pantainya enggak akan pindah. Jika ada pertanyaan seputar pantai keben, nggak perlu ragu buat tinggalin pesan melalui kolom komentar, nanti aku bakal jawab kok :).
Leave a Comment