Saya Bukan Einstein, mungkin dapat menerjemahkan apa yang akan saya bahas dalam tulisan ini. Akhir-akhir ini memang saya sering merenung lebih serius daripada biasanya. Siapa saya dan untuk apa saya di sini? Sebuah pertanyaan besar yang hanya bisa saya jawab.
Saya coba memetakan apa yang sudah pernah saya lakukan selama ini, seperti ngeblog, menulis tutorial, membuat animasi, management proyek. Dari banyak hal tersebut saya merasa belum berhasil secara maksimal. Bahkan sekarang saya cenderung suka menulis daripada harus membuat sesuatu yang berhubungan dengan dunia 3D seperti modeling, animasi dll. Sepertinya saya sudah menemukan apa yang saya sukai. Masih sepertinya lho ya.
Kegagalan demi kegagalan sudah mulai saya rasakan, meski terkadang ada sedikit keberhasilan sebagai pemanis hidup. Terngiang lagi sebuah pernyataan entah dari siapa bahwasanya Einstein gagal ribuan kali baru berhasil menemukan rumus E = M2 C. Jadi untuk meraih sukses harus gagal ribuan kali. Selama ini saya menggunakan logika untuk memikirkan semua itu, dan hasilnya nihil.
Sempat juga berdiskusi bersama Mas +Hiza tentang berbagai hal yang ternyata membuat saya memiliki banyak hal yang perlu difikirkan lebih dalam lagi. Semua seakan terjawab ketika mengikuti salah satu forum diskusi yang kala itu membahas bahwasanya kita di dunia sudah diatur oleh Allah, apapun itu saling terikat satu sama lain. Seperti halnya kesuksesan yang saat itu diilustrasikan dengan seorang penjual kerupuk
Ya Allah, saya tidak tega melihat orang di warung makan nasi lodeh, rawon, soto, dll tidak ditemani kerupuk. Tanpa kerupuk akan mengurangi kenikmatan mereka dalam makan. Berkuranglah kebahagiaan mereka. Oleh karena itu saya mau menjadi seorang penjual kerupuk, untuk itu bantu saya supaya bisa membahagiakan mereka. Hingga akhirnya dia berhasil menjadi seorang pengusaha kerupuk.
Dari contoh tersebut saya mengambil beberapa pelajaran diantaranya
Niat merupakan bagian penting dalam melakukan sesuatu. Ketika niat yang baik dan diiringi dengan usaha yang baik pula, insyaAllah kita akan mendapat kemudahan
Menjadi bagian terkecil di dunia tidak menjadi masalah, asal dapat bermanfaat bagi orang lain. Coba bayangkan kalau presiden nggak punya pembantu, bisa repot tuh ibu negara nyuci bajunya. Kalau tidak ada yang mau jadi bagian terkecil, dunia akan semrawut. Kesuksesan tidak serta merta harus menjadi orang besar.
Saya percaya bahwa dunia semrawut yang saat ini berlangsung memang sudah berada pada jalan-Nya . Tidak ada yang salah dengan semua itu, karena memang Allah menakdirkan itu. Coba bayangkan jika semua orang baik, akan terjadi kekacauan yang luar biasa dan itu tidak mungkin terjadi. Meskipun mungkin, saya percaya Allah tidak akan mengijinkannya.
Kembali lagi ke Einstein yang mencoba ribuan kali untuk mendapatkan rumus E = M2 C tersebut. Itulah jalan yang memang dia pilih. Berbeda dengan saya, saya bukan Einstein, saya tidak mau gagal ribuan kali hanya untuk berhasil dalam satu hal.
Manusia itu kompleks, tidak serta merta meniru cara yang sama akan mendapatkan hasil yang sama. Bisa saja ketika kita gagal, sebenarnya Allah memberi tahu kita, bahwa sebenarnya jalan kita tidak disitu, kenapa masih ngeyel juga? Tapi kita bisa juga sedang dicoba apakah kita sedang bersungguh-sungguh? Jika terus menerus dipertanyakan, hal ini akan menjadi sebuah paradoks. Percuma jika diperdebatkan karena berujung pada debat kusir. Setiap orang punya parameter sendiri untuk menenetukannya. Jadi saya
Untuk mengetahui jawabannya, kita harus mencari dalam diri kita sendiri. Tidak ada orang lain yang bisa menjawab pertanyaan tersebut. Banyak orang terjebak dengan impian orang lain, prasangka orang lain untuk jadi ini, itu tetapi sebenarnya itu semua kosong. Itu bukan apa yang kita inginkan, tetapi apa yang orang lain inginkan dari kita, dan kita hanyut dalam prasangka orang lain tentang diri kita dengan mengkesampingkan siapa diri kita yang sebenarnya.
Saat ini saya lebih suka menjalani hidup dengan mengalir. Ada sih target jangka panjang, dan rencana. Bahkan beberapa rencana tersebut pun sudah mulai saya jalani. Meskipun begitu saya tetap memilih untuk mengalir. Menikmati proses. Bukankah hidup ini sangat sayang kalau dihabiskan untuk berkeluh kesah ? Bukankah takdir Nya jauh lebih indah dari apa yang sudah kita rencanakan?
Ini merupakan tulisan bulan Juni 2013 yang lupa belum saya publish, daripada hari ini kosong tidak ada tulisan, lebih baik draft yang terlupa :D.
saya juga pemikir yang kadang2 sampai gk realis sampai saatnya harus sadar dengan kenyataan yang seharusnya di lakukan,,.tapi mungkin ada positifnya jga..
Leave a Comment