Ubuntu merupakan satu dari sekian banyak sistem operasi berbasis linux, dan saya sudah menggunakannya sekitar 3 tahun. Perkembangannya begitu cepat. Tak tanggung-tanggung dalam setahun rilis dua kali, dengan kode 04 untuk rilis bulan April dan 10 untuk yang rilis bulan Oktober. Saat ini, versi terbarunya adalah versi 12.10, versi 13.04 akan rilis bulan depan. Tentu beda antara Ubuntu terdahulu saat pertama kali saya pakai dengan Ubuntu sekarang. Banyak sekali perubahan baik dari segi penampilan hingga fitur-fiturnya.
Dari banyak perubahan yang ada di Ubuntu, terkadang saya lebih suka memakai fitur-fitur lawas dibanding yang baru. Mungkin tidak hanya saya saja yang berpendapat seperti itu. Dalam tulisan ini saya ingin membagikan fitur-fitur lawas yang saya gunakan pada Ubuntu 12.04 yang saya pakai saat ini. Salah satunya adalah Ubuntu Software Center.
Ubuntu Software Center
Ubuntu Software Center |
Secara tampilan Ubuntu Software center lebih menarik daripada pendahulunya yaitu Synaptic Package Manager. Karena dilengkapi dengan icon software dan kemudahan navigasi berdasarkan jenis softwarenya. Selain itu dilengkapi software-software berbayar juga, sehingga kita bisa langsung membeli aplikasi maupun konten menggunakan Ubuntu Software Center.
Dengan GUI yang lebih bagus, kita bisa dengan mudah mencari software berdasarkan kategorinya. Berbeda dengan pendahulunya yang kurang user friendly untuk pencarian software, terutama untuk pengguna baru.
Sangat disarankan untuk tidak melakukan instalasi banyak software menggunakan Ubuntu Software Center, semakin banyak waiting list dalam proses install akan membuat aplikasi ini freez dan not responding. Bisa jadi instalasi yang tidak selesai membuat kita untuk melakukan reinstall package karena aplikasi yang diinstall rusak.
Selain itu, Ubuntu Software Center juga menggantikan fungsi Gdebi Package Installer. Sebuah aplikasi yang berguna untuk melakukan instalasi software ubuntu yang menggunakan format *.deb. Dengan klik dua kali pada file dengan format deb, secara default Ubuntu Software Center akan mengeksekusinya dengan waktu load yang cukup lama.
Ubuntu Software Center |
Synaptic Package Manager
Merupakan aplikasi pendahulu Ubuntu Software Center yang kurang menarik. Berisi list aplikasi dalam bentuk text tanpa ada gambar icon aplikasi, selain itu juga banyak berserakan library saat kita search sebuah aplikasi. Ini cukup membuat saya bingung saat pertama menggunakan Ubuntu Karmic Koala.
Synaptic Package Manager |
Namun, dengan aplikasi ini saya bisa lebih tahu tentang aplikasi dan library untuk aplikasi yang saya cari. Tidak jarang saya menemukan aplikasi yang menarik untuk dicoba. Berbeda dengan Ubuntu Software Center yang ngadat saat membuat waiting list install untuk banyak aplikasi. Dengan synaptic package manager saya tidak pernah mengalami freez saat install banyak software sekaligus. Sehingga bisa ditinggal keluar daripada bengong nunggu download + instalasi selesai :D.
Gdebi Package Installer
Sebuah aplikasi sederhana tanpa banyak menu yang berfungsi untuk melihat package dan memasang / install aplikasi. Sederhana dan cepat, kata tersebut yang dapat mewakili Gdebi. Tidak perlu menunggu lama untuk melakukan instalasi seperti yang terjadi pada Ubuntu Software Center.
Gdebi Package Installer |
Oleh karena itu, sampai saat ini saya lebih suka menggunakan Synaptic Package Manager dan Gdebi Package Installer daripada Ubuntu Software Center. Sederhana dan cepat. Tiap orang punya pengalaman tersendiri dengan hal tersebut. Lepas dari itu semua, saya yakin tim pengembang Ubuntu yang berada di bawah bendera Canonical ingin membuat Ubuntu menjadi lebih baik. Jadi buatlah buatlah Ubuntumu nyaman digunakan untukmu 😀
Leave a Comment