#Jalan2Jenius ke Jepang nggak cuma mewujudkan mimpi bapak yang pernah meminta saya untuk belajar makan pakai sumpit (katanya biar nggak malu-maluin kalau jalan-jalan ke Jepang). Tetapi saya juga mendapatkan pengalaman luar biasa mulai dari megang salju, naik kereta api super cepat, menikmati setiap sudutnya yang romantis, bahkan bisa mendapatkan passive income sampai sekarang
Perjuangan Menabung untuk ke Jepang
Semua berawal dari postingan Mas Cosa yang dapat tiket dari Kuala Lumpur ke Jepang hanya 1,1 juta. Nggak pikir lama, akhirnya saya pun ikut membeli tiket promo tersebut meski penghasilan saat itu pas-pas an.
Saya termasuk orang yang lebih baik menyesal karena beli tiket dan nggak jadi berangkat, daripada menyesal nggak dapat tiket promo
Setelah membeli tiket pertama dari Kuala Lumpur ke Haneda, saya lanjut ngobrol sama Mas Cosa tentang estimasi budget perjalanan para backpacker BPJS (Budget Pas Pasan, Jiwa Sosialita).
Setidaknya butuh biaya sekitar 15 juta untuk bisa menikmati liburan dengan cukup nyaman menurut standar kaum backpacker.
Saya beli tiket pertama di bulan Maret untuk keberangkatan Februari tahun depan. Ada waktu sekitar hampir satu tahun untuk menabung. Sebagai pekerja serabutan dan pendapatan yang tidak menentu, saya sadar kalau menabung saja nggak cukup untuk bisa mendapatkan tabungan 15 juta dalam jangka waktu satu tahun.
Dengan modal tabungan 6 juta, saya beranikan diri untuk membeli sebuah kamera untuk disewakan. Keputusan ini saya ambil setelah ngobrol bareng teman yang berhasil membuka persewaan kamera di Surabaya.
Nantinya hasil rental akan saya gunakan untuk biaya jalan-jalan ke Jepang. Toh kalau masih kurang, kamera bisa saya jual untuk biaya jalan-jalan. Nggak rugi-rugi banget lah.
Rental Kamera untuk Tabungan Liburan
Boomingnya traveling membuat rental kamera saya cukup laku. Di kota kecil seperti Blitar saat itu, rental kamera merupakan hal baru yang belum banyak pemainnya, sehingga saya bisa mendapatkan 200 – 300 ribu per minggunya dari rental kamera ini.
Sejak ada Jenius, saya jadi makin pinter ngelola keuangan. Uang rentalan yang biasanya saya masukkan ke dalam celengan saya pindahkan ke Dream Saver Jenius. Nggak perlu takut tiba-tiba uang raib seperti video-video viral yang uang di celengan tak sesuai perhitungan
Selain faktor goib itu, alasan saya menggunakan Dream Saver buat nabung liburan ke Jepang karena bisa bebas setoran awal berapa aja dan dapat bunga 2.5%. Lumayan buat tambah-tambah beli takoyaki.
Baru jalan sekitar 3 bulan, kok dream saver saya sudah bisa buat beli kamera baru? Akhirnya saya putuskan untuk ambil sebagian besar dream saver untuk nambah unit rental. Bebas tarik kapanpun tanpa ada potongan apapun merupakan salah satu keuntungan menggunakan Dream Saver.
2 bulan sebelum keberangkatan, akhirnya saya bisa memperoleh uang sebesar 18 juta dengan hasil rental dan hanya menjual 1 kamera saja. Saya masih bisa liburan ke Jepang dan jadi punya kamera buat jalan-jalan.
#Jalan2 Jenius ala Backpacker BPJS ke Jepang
Sebagai turis di Jepang, kita dimanjakan dengan fasilitas tiket transportasi yang super duper murah. Salah satu contohnya Shinkansen dari Stasiun Ueno ke Echigo Yuzawa yang sekali jalan dibandrol 6460 Yen! PP sudah habis 12920 Yen.
Padahal dengan membeli Tokyo Wide Pass seharga 10000 Yen, kita bisa naik kereta tersebut sepuasnya selama tiga hari! Mau sehari naik 2x PP dengan rute tersebut ya monggo. Kurang penak piye jal?
Sebagai backpacker BPJS, tentu kita harus jenius dalam membuat itinerary. Selama di Jepang, saya dan mas cosa membuat itinerary seefektif mungkin. Kita memanfaatkan berbagai kartu sakti yang disediakan untuk wisatawan sehingga bisa menghemat biaya perjalanan.
Jadi, kami menentukan itinerary berdasarkan kartu yang sudah dibeli. Selain bisa menghemat biaya transportasi, menghemat waktu, bisa datang ke lebih banyak tempat, dan bisa mengunjungi tempat-tempat tertentu dengan gratisan kartu sakti tersebut.
5 Kartu Sakti Jepang yang Cocok untuk Backpacker
Berikut 5 kartu sakti yang saya gunakan selama backpackeran ke Jepang dan manfaat yang saya peroleh
Tokyo Wide Pass: Cover seluruh perjalanan naik kerata api untuk jalan-jalan ke Kawaguchiko, Akibahara, Shibuya, Shinjuku, Harajuku, Ghibli Museum (kecuali tiket bus), Gala Yuzawa
Metro 2D pass: Cover mayoritas perjalanan saya di Ueno, Asakusa, Yotsugi, Tsukiji, Tokyo Tower. Akses menggunakan kereta api bawah tanah (metro)
2D Sightseing Pass Kyoto: Cover biaya transportasi bis selama di Kyoto. Kalau sering jalan-jalan naik bis di Kyoto, kartu ini sangat membantu untuk menghemat biaya perjalanan.
2D Osaka Amazing Pass: Cover perjalanan kereta api di Osaka sekaligus banyak akses wisata gratis dengan kartu sakti ini. Ini merupakan kartu pass terbaik selama di Jepang dengan banyak wisata yang ke cover.
Beberapa tempat wisata yang saya akses secara gratis menggunakan kartu ini diantaranya Tempozan Giant Ferris Wheel, Santa Maria Cruise, Cosmo Tower Observatory, Tsutenakaku Tower, Kamigata Ukiyo-e Museum, Dotonbori, River Cruise, Osaka Museum History, Osaka Castle, HEP Five Ferris Wheel, Umeda Sky Building.
Kartu Debit Jenius Visa Contactless: Untuk membayar perjalanan yang tidak tercover dengan kartu-kartu sakti yang sudah saya beli sebelumnya. Dengan hanya tempel, kita sudah bisa bayar tiket kereta, jajan dan sebagainya.
Manfaatkan Wifi Gratis
Selama liburan di Jepang, saya tidak mengeluarkan uang sepeserpun untuk akses internet. Saya memanfaatkan wifi gratis yang tersedia di banyak ruang publik dan penginapan.
Tokyo dan Osaka merupakan kota dengan wifi publik yang sangat banyak. Ada di setiap convenience store. Modal pakai aplikasi wifi gratisan Jepang, kita sudah bisa menikmati akses wifi gratis dengan kuota yang sudah lebih dari cukup untuk browsing rute perjalanan dan sedikit pamer di media sosial
Sedangkan di Kyoto dan Nara, convenience store nggak terlalu banyak. Sehingga cukup sulit menemukan akses wifi gratis selain di penginapan. Kalau nggak ada wifi ya jalan aja sampai nemu lagi.
Bawa Bekal Makanan
Salah satu cara untuk menghemat yang saya lakukan adalah membawa bekal makanan dari Indonesia. Saya membawa kering tempe, abon dan sambel pecel untuk bekal jalan-jalan ke Jepang. Harga murah, praktis dan awet.
Tinggal beli nasi aja di convenience store dengan harga yang terjangkau, l
Passive Income dari Jalan2 Jenius
Seperti yang sudah saya bilang di awal, bahwa jalan-jalan ke Jepang nggak cuma untuk mewujudkan mimpi bapak agar anaknya yang jalan-jalan ke Jepang bisa makan pakai sumpit.
Saya jadi kepikiran bagaimana saya tetap bisa mendapatkan keuntungan setelah bepergian ke Jepang? Menuliskannya ke dalam blog merupakan salah satu cara agar jalan saya selain memberikan pengalaman tak terlupakan, juga memberikan dukungan finansial saya.
Akhirnya saya menulis cerita perjalanan saya ketika di Jepang dalam blog ini. Mulai dari itinerary liburan ke Jepang lengkap, biaya yang saya keluarkan hingga dimana harus membeli tiket dan memesan kamar hotel
Nah, dari setiap orang yang membeli tiket maupun menginap di hotel melalui link yang saya berikan. Saya akan mendapatkan komisi.
Baca saja biaya liburan ke Jepang saya selama 13 hari dengan budget kurang dari 15 juta.
Tentunya mencatat pengeluaran sedetail itu tidak bisa hanya mengandalkan buku catatan yang saya bawa. Ada masanya saya nggak sempat menulis catatan karena buru-buru masuk kereta yang mau jalan. Posisi yang kurang nyaman di dalam kendaraan.
Di situlah salah satu fungsi utama Kartu Debit Jenius Visa Contactless. Saya bisa mendapatkan rincian biaya receh-receh yang saya keluarkan selama liburan. Entah itu buat jajan, maupun bayar berbagai macam hal yang nggak sempat tercatat di buku catatan saya.
Rekapan transaksi di aplikasi Jenius membantu saya dalam menulis artikel yang menghasilkan passive income hingga saat ini.
Jadi #Jalan2 Jenius nggak cuma bisa bikin kamu dapat experience, ada peluang passive income yang bisa kamu dapatkan!
Leave a Comment