Di tengah kesibukan kerjaan di bikinweb.id yang alhamdulillah, aku nyempetin buat nulis cerita piknik beberapa waktu lalu. Entah kenapa kalau setelah baca blog orang tentang jalan-jalan pengen segera menuntaskan nulis cerita yang masih tersimpan dalam buku catatan dan ingatan. Takutnya keburu lupa, karena aku ingat pesan mbah Pram, “Menulis adalah bekerja untuk keabadian”. Kalau cuma catetan kan sifatnya tulisan yang temporary, dan bisa saja lupa setelah sekian lama. Karen cuma asal-asalan. Kalau udah di blog kan ada cerita panjangnya jadi ya bikin ingat.
Beberapa waktu lalu aku sebenernya pengen main ke daerah Ngadipuro, Kec. Wonotirto, Kab. Blitar. Sayangnya semalam sebelum aku berangkat, ternyata daerah sana habis hujan semalaman. Salah seorang teman yang merupakan perangkat desa di sana menyarankanku untuk menunda dulu main ke sana. Mending nunggu musim kemarau. Emang sih, aku dulu pernah main ke salah satu pantai di sana setelah hujan juga, tepatnya tahun lalu. Jalannya emang wow banget :D.
Embultuk, Goa Basah di Bawah Tanah
Mulut Goa Embultuk
Karena enggak tau mau main kemana, dan lagi males kalau main yang terlalu bikin capek. Akhirnya aku putuskan untuk main ke Goa Embultuk, sebuah goa yang terletak di Tumpak Kepuh, Kec. Bakung. Kab. Blitar. Selain jalannya yang masih bisa dibilang bersahabat, mumpung ada teman yang bisa diajak patungan buat masuk ke sana :D. Yak, hari itu aku berangkat berempat bareng Mbak Lely, Niswa dan Temennya Niswa :D.
Cara menuju Goa Embultuk ini hanya bisa menggunakan kendaraan pribadi. Karena kendaraan umum hanya sampai di perempatan Gawang, itu pun bisa dihitung jari dan sangat jarang adanya. Oleh karena itu aku saranin buat naik kendaraan pribadi. Baik roda dua maupun empat bisa sampai lokasi dengan nyaman.
Dari Blitar kota ikuti jalan menuju pantai Tambak Rejo. Sesampainya di perempatan Gawang, bisa ambil ke kanan apabila ingin mampir sekalian ke Monumen Trisula, Goa Luweng, Air Terjun Tirto Galuh / Kedung Malang. Karena aku cuma pengen ke embultuk, aku ambil lurus aja sampai ada pertigaan yang ditengahnya ada pohon beringin. Dari pertigaan itu, ambil ke kanan dan ikuti jalan terus. Lebih jelasnya mending lihat peta di bawah ini.
Nah, sesampainya di kawasan goa embultuk tampak sebuah tempat wisata yang kurang terurus. Ada beberapa fasilitas yang sudah dibangun namun tak begitu terurus. Saat itu sepi karena memang aku kurang suka kalau main pada weekdays, bukan weekend. Jadi biar gantian. Waktu orang lain piknik, aku tak diem di rumah. Itung-itung mengurangi kepadatan jalan saat orang-orang liburan.
Satu hal yang seringkali aku lewatkan ketika datang ke suatu tempat adalah mengambil foto di luar tempat tersebut. Entah kenapa kok filenya enggak ada, padahal kemarin aku sempat ambil beberapa foto di luar goa. Tapi ketika aku lihat hasilnya nihil.
Siang itu hanya tampak sebuah warung yang berjualan, disitu ada seorang pemandu goa yang bisa mengantarkan kami masuk. Setelah sepakat dengan harga 50 ribu untuk satu rombongan (maksimal 7 orang), kami bergegas untuk bersiap-siap masuk. Sebuah kewajiban ketika ke Goa Embultuk adalah basah! Pastikan kamu membawa pakaian ganti apabila ingin melanjutkan perjalanan kemana gitu.
Keindahan dalam Kegelapan nan Basah
Sebelum masuk aku saranin untuk bawa sandal gunung. Kenapa? Karena kalau enggak pakai sandal (baca: nyeker) kaki akan terasa lumayan sakit karena batuan yang agak tajam di dalam goa. Sedangkan kenapa enggak pakai sandal jepit aja? Karena di beberapa titik terdapat tanah liat yang basah dan bisa membuat sandal jepitmu langsung tewas alias njepat.
Keindahan dalam Goa Embultuk
Terdapat aliran air yang cukup besar di dalam goa embultuk namun nggak perlu takut, karena enggak menghanyutkan seperti kenangan mantan 😀. Meski kelihatannya sih bersih, aku saranin enggak makai air itu buat minum. Cukup gunakan air untuk membasahi badan karena masuk goa ini emang wajib basah. Untuk minum enggak aku saranin karena di dalam goa terdapat kelelawar yang bisa dipastikan akan buang air ke dalam aliran air goa tersebut.
Di beberapa titik air dalam goa cukup dalam
Perjalanan masuk membutuhkan waktu sekitar 1 jam perjalanan. Perjalanan berakhir di kawasan yang disebut selendang putri. Meski sebenarnya masih ada jalan terusan, namun untuk bisa melanjutkan perjalanan lagi dibutuhkan keahlian khusus dan tabung oksigen karena semakin masuk, kadar oksigen semakin berkurang. Bisa-bisa lemes di dalam dan enggak bisa keluar.
Salah satu titik air terdalam di Goa Embultuk disediakan tali pegangan (Batu Gong yang berbunyi ketika dipukul)
Meski aku sudah pernah masuk ke Goa Gong di Pacitan, tapi aku baru pertama kali ini masuk ke goa yang dialiri air. Jadi pengalaman pertama ini bener-bener asyik. Karena selama perjalanan yang basah ini tampak keindahan stalaktit dan stalagmit yang masih alami.
Selain itu juga tampak keindahan beberapa spot yang ada di dalam goa ini cukup menarik tuk diabadikan. Mulai dari Batu Gong yang berbunyi ketika di pukul, hingga batu kristal yang tampak seperti ada kristal-kristalnya gitu.
Bagian ujung goa (yang diperbolehkan untuk wisatawan) menyerupai aula dengan kapasitas ratusan orang
Ujar pemandu yang menemani kami, kalau hari biasa memang sepi. Tapi kalau weekend atau minggu biasanya ramai. Bahkan kadang sampai kekurangan pemandu. Enggak perlu khawatir dengan jumlah orang yang bisa masuk ke dalam goa ini. Bahkan untuk 100 orang pun masih muat. Apalagi goa ini cukup panjang, sekitar 1 kilometer lebih. Di ujung goa yang diperbolehkan untuk wisatawan, tampak seperti sebuah aula yang konon katanya digunakan oleh PKI untuk rapat. Karena bisa menampung ratusan orang di dalamnya.
Batu Selendang Putri di Ujung Goa Embultuk
Aku saranin buat bawa bekal makanan atau minuman untuk dinikmati di penghujung goa sambil beristirahat sebelum kembali ke pintu keluar. Berbeda dengan goa pindul yang sudah tembus, untuk Goa Embultuk ini belum tembus, jadi harus kembali lagi kalau pulang.
Perjalanan yang cukup melelahkan apabila tidak membawa air minum dan jajanan kalau masuk. Jangan lupa untuk membawa keluar lagi sampah makanan yang dibawa masuk ke dalam. Sangat disarankan untuk membawa drybag atau sejenisnya untuk barang-barang berharga sebelum masuk. Untuk sekedar pakaian bisa dititipkan ke ibu pemilik warung diluar tanpa perlu mambayar. Biar pantes ya silakan beli sesuatu dari ibuk yang jualan 🙂
Leave a Comment