Senja di Pacitan #LintasSelatan02

panduaji

0 Comment

Link
Aku sebut senja di Pacitan karena Lorok / Ngadirojo ini merupakan daerah yang ada di Pacitan meski membutuhkan waktu hampir sejam melewati jalur lintas selatan yang baru itu untuk menuju Pacitan Kota yang sebenarnya hanyalah sebuah kabupaten.

Sebelum senja tiba, aku mendapatkan pesan singkat dari seorang teman baik yang bekerja di Solo. Dia sudah baru saja sampai rumah yang jaraknya tidak begitu jauh. Entah kenapa aku selalu enggak pernah capek ketika tiba di tempat ini.

Begitu dapat kabar, aku langsung menuju rumahnya yang berada di Kaki Gunung Duwur. Gunung duwur sendiri adalah semacam bukit yang digunakan untuk pemakaman umum. Jadi makam warga sekitar ada di atas bukit gitu.

Menikmati Kesunyian Gunung nDuwur

Gunung nduwur memiliki pesona tersendiri meski terkesan menyeramkan karena ini pemakaman. Aku dulu sering mencari monte bersama Dian di gunung duwur ini. Kemudian mente tersebut dibakar dan getahnya bisa digunakan untuk membuat tato tatoan yang cukup awet. Ketika mente di bakar, aku seolah seperti koki profesional yang ada di tipi. Karena minyak mente tersebut mengeluarkan api seperti yang ada di tipi tipi. 
Aku tidak pernah melewatkan pergi ke Gunung nDuwur ketika main ke Lorok. Meski hanya sekedar menengok dan membersihkan salah satu makam yang sudah berusia sewindu. Kini untuk naik ke gunung duwur sudah dibuatkan tangga kecil mendaki. Dulu untuk naik hanya melewati bebatuan yang ditata saja, sehingga apabila hujan baru saja reda akan sulit untuk mencapai puncaknya, karena tanah lempung yang licin.
pemakaman gunung nduwur
jalan naik di gunung nduwur
Untuk yang tidak terbiasa mungkin akan merasa ngeri naik ke sini sendirian. Aku sih udah terbiasa main di sekitaran sini jadi kalau naik turun sendirian meski gerimis udah biasa. Cuma kalau malam mau naik kesini ya ngalah ae wes
Karena memang dalam beberapa kasus ada orang-orang yang tetap dimakamkan ketika malam hari. Kalau aku sih belum pernah ikut pemakaman di malam hari. Naik aja ogah, udah mikir seremnya meski udah kebiasaan kalau siang. Meski diajak untuk berburu durian jatuh aku pilih ngalah aja. Di gunung nduwur selain pohon jambu mente ada juga beberapa pohon durian yang berbuah saat musimnya. Berikut pemandangan yang lumayan keren dari atas Gunung nDuwur
gunung nduwur
pemandangan diatas gunung nduwur
Enggak percaya kalau diatas sini ada pemakaman? Mau bukti? Yaudah sini aku upload foto pemakaman yang ada di gunung nduwur alias rumah masa depan untuk warga sekitar desa ini.
makam gunung nduwur
pemakaman gunung nduwur
Pemakaman ini memang tidak terawat, hanya dibersihkan secara gotong royong oleh warga sekitar setahun sekali menjelang bulan Ramadhan. Lho, kok jadi mbahas makam sih? Padahal judul artikelnya senja di pacitan. Apa senja di atas gunung nduwur?
Boro-boro mau ambil senja di gunung nduwur, ini aja jam 5 sore lewat aja udah mulai gelap dan udah mulai merinding sendirian diatas bukit ini. Apalagi kondisinya basah karena sore tadi hujan. Langsung deh cepet-cepet turun begitu makam tujuan sudah bersih. Ketika turun sempat kecewa juga sih sepertinya enggak dapat senja bagus sore ini. Karena di jalan turunan aku melihat berkas cahaya yang kurang mempesona.
susana sore di gunung nduwur
susana sore di gunung nduwur

Mampir di Rumah Kawan

Ketika sudah turun aku mampir sebentar dan ngobrol bareng temanku Dian yang rumahnya tepat di kaki gunung nduwur. Kalau malem memang sepi dan aku sih udah terbiasa. Sekarang hampir tiap malam idul fitri tidur di rumah temenku ini, karena kalau pulang ke rumah sudah terlalu malam dan sudah pada tidur, enggak enak ngebangunin nenek dan keluarga di rumah. Mending tidur rumah dian, karena aku memang main sama dian.
Di rumah kawanku satu ini dia bercerita bahwa di Solo, dia baru saja membuat cetakan aksesoris motor. Dia minta tolong, untuk ngejualin produk buatannya dan teman-temannya di Solo. Padahal aku enggak begitu paham dengan aksesoris motor.

Jual Tepong Belakang RX K

Dia jual tepong RX K dengan bahan cor aluminium yang memiliki ketebalan 5mm. Dia bercerita bahwa setelah bersusah payah akhirnya berhasil membuat cetakan untuk produk ini. Dengan bahan aluminium tepong belakang enggak bakalan sempal ketika ditarik berkali kali sama tukang parkir yang biasanya bikin tepong belakangnya sempal :D.
Saat ini dia cuma jual tepong belakang mentahan, mentahan di sini belum di cat. Sehingga masih warna cetakan aluminium. Kalau mau cat silakan ngecat sendiri. Ini gambar tepong belakang rx k dengan bahan cor aluminium ketebalan 5mm.
jual tepong belakang rx k
jual tepong belakang rx k
Tepong belakang rx K
Tepong belakang rx K
Dengan bangganya dia ngomong kalau belum ada yang bikin sendiri tepong RX K ini. Kini dia sudah mulai banyak pesanan dan seringkali kehabisan stok. Kalau ada yang beli dan stok ada, langsung dikirim. Kalau enggak ada nunggu sekitar 2 – 3 hari untuk proses pembuatannya. Soalnya modal sendiri makanya stoknya terbatas. Apalagi dia bukan pemilik bengkel dan cuma dikerjain di kontrakannya :D.
Kalau ada yang minat bisa hubungi di nomor 08563246336 (sms dan wasap). Harganya 300 ribu belum termasuk ongkos kirim dari Solo. Saat ini stoknya masih ada 7 (18 Februari). Ingat ya, ini masih mentah, warnanya aluminium. Silakan di cat / airbrush sendiri biar cocok sama motornya sendiri – sendiri. Duh, kok jadi lapak sih?
Setelah transfer foto via blutetooth, akhirnya aku pamitan pulang untuk mandi dan waktu sudah hampir maghrib.

Obrolan Seputar Batu Akik

Diperjalanan pulang, aku lewat rumah salah seorang tetangga yang rame. Ada bapak-bapak hingga mas-mas yang duduk ngobrol disitu. Karena sudah lama enggak ngobrol mampir deh. Dan ternyata obrolannya seputar batu akik! Seriously! sekarang memang benar-benar booming batu akiknya. Sayang nggak sempat ambil foto obrolan sore itu karena terlalu seru mendengar cerita tentang batu akik ini.
Bahkan banyak anak kecil yang ikutan mencari batu ini di sungai. Mereka benar-benar nekat karena di beberapa titik sungai sebenanrya sangat dalam. Berbahaya kalau tidak tahu ‘jalan’ yang dangkal di sungai tersebut.
Batu tersebut kebanyakan dijual bijian, mulai dari 50 ribu hingga 250 ribu. Kalau yang kiloan katanya sih cuma sekitar 50ribu per kilo. Biasanya yang dijual itu sudah bentuk batu yang bagus. Mas 
Tidak bisa dipungkiri memang batuan alam di sungai banyak yang bagus-bagus. Dulu jaman belum booming dan aku masih sekolah di SMP sesekali mengumpulkan batu yang bagus yang tak temu ketika ngarit di dekat kali :D.
Obrolan tidak berlangsung lama, karena sudah terdengar rekaman suara mengaji di mesjid yang hanya berjarak 150 meter dari obrolan tersebut. Langsung buyar deh orang-orang pulang ke rumahnya masing-masing. Begitu pun aku. 

Senja yang Luar Biasa!

Sayup sayup terdengar suara pengajian dari corong masjid yang kian dekat, karena rumah nenekku dekat sekali dengan masjid. Sambil kuamati langit yang mulai merona kuning tampak cerah tak seperti yang tampak diatas gunung duwur tadi. Dan aku baru sadar ketika hampir sampai rumah bahwa senja sore itu benar-benar keren!
Otak langsung berputar mengingat spot-spot yang mungkin seja akan tampak benar-benar indah. Dimana aku bisa melihat dengan luas! Gotcha! Aku teringat di sebelah selatan tempatku bermain volly saat SMP dulu terdapat hamparan sawah yang luas. Tidak sampai 2 menit aku sudah tiba di lokasi dan dibuat terpukau dengan keindahan senja sore itu!
Serius? Ini cuma berjarak beberapa puluh meter dari tempatku main volly jaman SMK dan aku pernah mengabaikan pemandangan seindah ini selama bertahun tahun tinggal di sini! Buset dah! Senja sore itu tidak hanya membuat mataku terpukau, tapi juga memberi sebuah pelajaran berharga buatku.
senja di pacitan
Senja di Lorok – Pacitan

Sebuah Pelajaran dari Senja

Aku dapat sebuah pelajaran penting dari senja sore itu! Ini benar-benar pemandangan luar biasa dan orang sekitar mengabaikannya. Bahkan seorang anak kecil yang tidak lain keponakan jauhku yang sedang mandi di mbelik pun cuma melihat heran kepadaku yang memoto sawah yang semakin gelap.
Surga itu Relatif! Bagi penduduk desa, mungkin keglamouran dan segala fasilitas yang ada di kota besar merupakan surga yang menggiurkan sehingga banyak dari orang desa bepergian di kota. Sedangkan untuk warga kota, hal – hal indah semacam ini merupakan sebuah surga tersendiri karena kejenuhan atas kota.
Aku jadi teringat pada tulisan pembuka Emha Ainun Najib dalam buku Indonesia Bagian Dari Desa Saya yang terbit tahun 1983 dimana kota seakan menjadi surga para penduduk desa dan mengubah berbagai macam budaya yang ada di desa. Baca sendiri ya :D.
Mungkin itu pelajaran berharga yang kudapat dari senja sore itu!

Tags:

Share:

Related Post

Leave a Comment